default

PERAN AYAH DAN IBU DALAM MENGAMBIL HIKMAH IDUL FITRI

PERAN AYAH DAN IBU DALAM MENGAMBIL HIKMAH ‘IDUL FITRI

Oleh: Dra. Cholifah Syukri, M.SI

  • Segala puja-puji hanya pantas kita haturkan kehadliratNya Allah SWT. Shalawat dan salam kita mohonkan sampailah kepada junjungan kita nabi dan Rasul Muhammad saw beserta keluarga, shahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
  • Malam ini hari ke- 26 Ramadhan th 1442 H. Dengan berakhirnya bulan Ramadhan yang membawa berkah, syiar ramadhan yang telah di gelorakan semenjak menjelang, selama hingga berakhirnya ramadhan, kini tersisa 4 hari untuk lebih dimaksimalkan untuk mencapai derajat takwa. Berbagai kegiatan menyambut dan menggembirakan bulan suci dilaksanakan walaupun sebatas kemampuan kita hanya dari rumah karena Pandemi covid-19. Bagi kita kaum muslimin esensi Ibadah Ramadhan, menahan diri dari hal-hal yang membatalkan  puasa mulai dari terbit fajar shadiq sampai terbenamnya matahari dengan melakukan amalan-amalan sunnah dan berperilaku akhlaqul karimah.  Pemberlakuan kebijakan pemerintah untuk menekan penularan covid-19 dengan larangan mudik dari tanggal 6 Mei- 17 Mei 2021. Juga langkah mengurangi semaksimal mungkin; interaksi fisik, berkumpul untuk sholat jamaah  di masjid, silaturahim dengan berkunjung, beribadah di mushala atau masjid sebagaimana saat Ramadhan normal dipandang penting sebagai upaya menghentikan Pandemi yang belum mereda. Kita umat Islam mesti sabar dan menahan diri dalam melaksanakan perayaan Idul Fitri yang pada bulan ini jatuh pada hari Kamis tanggal 13 Mei 2021 mendatang. Berhubung wabah yang justru meningkat, maka perayaan Hari Raya Id cukup kita batasi di rumah bersama keluarga

.

  • Makna Idul Fitri dari aspek Agama

Makna dari aspek bahasa; ‘id yang berasal dari bahasa arab:

عاد – يعود – عيداyang artinya kembali. Sedang istilah  Fitri,artinya  kesucian yang bermakna agama yang benar, dan asal kejadian. Sehingga dalam konteks Idul Fitri, berarti kembali pada  ke-fitri-an, dalam arti fitrah manusia. Ini sejalan dengan awal kelahiran manusia yang telah dibekali dengan potensi adanya kecenderungan akidah tauhid yang merupakan akidah yang benar dan lurus. (Q.S.Arrum (30): 30

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

Kata‘Id’menurut etimologinya juga berarti al-mausim /musim, disebut demikian karena setiap tahun berulang. Hari raya Islam disebut ‘Id’ karena pada hari itu Allah SWT menganugerahkan kebaikan dan kegembiraan kepada umat Islam sebagai makhluknya setiap tahun yang terus berulang

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيى َللَّه ُعَنْهَا قَالَت                                                             :

قَالَ رَسُول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( الْفِطْرُيَوْمَ يُفْطِرُ اَلنَّاسُ, وَالْأَضْحَي  يَوْمَ  يُضَحِّى لنَّاسُ ) رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيّ

 

Makna Idul Fitri dari aspek Budaya.

Hari Raya Idul Fitri  selalu dirayakan oleh umat Islam se dunia, termasuk di Indonesia setelah  menunaikan ibadah siyam (puasa) selama satu bulan penuh selama bulan Ramadhan. Bahkan dari sebagaian masyarakat, yang tidak menunaikan puasa pun ikut merayakan Idul Fitri, dengan berkunjung mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri, sungkem kepada orang tua, ayah dan ibunya, sanak famili dan tetangga/teman, handai taulan. Dirayakan dengan makan makanan khas masing-masing daerah, bersilaturahim dalam komunitas keluarga dengan sebutan Pertemuan Trah, Pertemuan Bani dsbnya. Tidak jarang masing-masing keluarga menyambut perayaan Hari Raya Idul Fitri dengan persiapan-persiapan seperti; memperbagus penampilan rumah dan isinya, ganti kendaraan yang lebih bagus,berbusana baru dsbnya.

  • Makna Dalam Tradisi Jawa

Masyarakat pada umumnya, menyebut Bada/Badan dan Lebaran. Lebaran bisa dimaknai : Lebar artinya selesai ( dalam menjalankan ibadah se bulan penuh pada Ramadhan , Lebur artinya hilang (hilang semua dosa dan khilaf), Luber artinya melimpah (ampunan dan pahala dari Allah) serta  Labur yang artinya putih (suci, bersih, kembali seperti baru lahir).

  • Hakekat makna Idul Fitri terkait dengan Ibadah Ramadhan

Sehubungan  dengan makna dari aspek budaya diatas , maka kata bijak dari ulama’ tentang Idul Fitri sbb.

ليس العيد لمن لبس الجديد ولكن العيد لمن طاعته تزيد

Artinya; Bukanlah Idul (Fitri) itu bagi orang yang berpakaian baru, akan tetapi Idul(Fitri) hakekatnya bagi orang ketaatannya/ketakwaannya bertambah/ meningkat. Pepatah tersebut dalam rangka mengingatkan kaum muslimin/at untuk bagaimana perilaku yang terpilih dan baik untuk melakukan peringatan idul Fitri, mengingat hakekat dari merayakan hari besar Islam kali ini adalah keberhasilan meraih kemenangan setelah sebulan melakukan puasa ramadhan sebagai expresi bersyukur. Sesuai dengan perintah Allah sbb:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“…Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”. Q.S. Al Baqarah (2): 185.

  • Makna meraih kemenangan

Dalam merayakan Idul Fitri kaum muslimin hakekatnya telah berhasil meraih kemenangan yang merupakan hasil perjuangan dari ibadah puasa Ramadhan. Kemenangan itu antara lain;

  • menang atas usaha menahan hawa nafsu
  • menang dalam upaya meraih pahala yang berlipat
  • menang untuk mendapat ampunan
  • menang dalam upaya doa-doanya dikabulkan
  • menang dalam upaya meraih Lailatul Qodar
  • menang dalam mengejar ketakwaan dan keimanan
  • Hikmah Idul Fitri

Sebagaimana makna kata Hikmah artinya adalah bijaksana, kebaikan yang berharga bahkan bisa diartikan kesaktian ( oleh Pius A Partanto & M Dahlan Yacub  Al Barry dalam Kamus Ilmiyah Populer, Penerbit Arkola, Surabaya. Tahun 1994, hal: 223 ).

Beberapa hikmah/ kebaikan yang berharga bahkan yang menjadi kesaktian Idul Fitri bagi kehidupan umat manusia (kaum muslimin) ialah :

1). Implementasi meraih kemenangan saat merayakan idul Fitri;

  • Pengendalian hawa nafsu yang mana hal ini sudah terlatih pada pengamalan ibadah Ramadhan satu bulan penuh. Puasa Ramadhan merupakan ibadah untuk melakukan penguatan (revitalisasi iman),  penguatan spiritual, penguatan  kemanusiaan agar kita bisa meraih derajat yang paling mulia, yaitu taqwa/ terpelihara dari larangan-larangn Allah dan patuh menjalankan perintahNya..
  • Semangat meraih ilmu, dimana pada bulam Ramadhan sebagai bulan pembelajaran yang menempa berbagai sifat-sifat mulia yakni seperti sabar, tahan uji,ulet dan gigih, syukur, iffah,ikhtiar dan tawakal dstnya dari akhlak mulia. Disamping itu bulan ramadhan sebagai madrasah yang kegiatannya mentransfer ilmu dengan pengajian diberbagai waktu dan kesempatan, yang semua ilmu itu sangat berguna bagi peningkatan kehidupan dimasa yang akan datang. Pembekalan selama satu bulan penuh itu tidak lain sebagai bekal peningkatan diri dan kuwalitas ketakwaan kaum muslimin. (Sesuai dengan tujuan puasa wajib di bulan Ramadhan untuk meraih derajat takwa).
  • Semangat bertadarrus, bertadabbur dan berusaha mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
  • Dalam bulan Ramadhan semangat berta’awun (bekerja sama dalam kebaikan dan menolong sesama) melalui berinfak, untuk menyantuni para orang tua dan dhuafa’, yatim dan orang yang terpinggirkan serta menyisihkan harta untuk kemaslakhatan umat seperti pembangunan masjid, sekolah dan sarana dakwah.

2). Menunaikan zakat fitrah masing-masing induvidu 1 sho’ = 2.5 kg. beras sebagai makanan pokok di masyarakat pada umumnya.

3). Melakukan sholat Idul Fitri berikut sunnah-sunnahnya yakni;

  • Membanyak takbir dan mensyiarkannya
  • Berhias dengan memakai pakaian bagus dan wangi-wangian
  • Makan sebelum shalat Idul Fitri yang dilaksanakan di rumah
  • Jika dirasa aman dan dalam zona hijau, dalam kelompok satu kampong shalat dilaksanakan di ruangan terbuka di sunnahkan berangkat dengan jalan kaki dan pulang melalui lain
  • Shalat Id dihadiri oleh semua warga umat Islam laki-perempuam atau semua anggota keluarga dalam satu rumah tangga.

4). Bersilaturahim dan saling memaafkan

  • Dimasa Pandemi seperti saat ini bersilaturahim cukup menggunakan Medsos, kecuali mendesak misalnya jarak antar keluarga dekat, rukun kampong, komunitas tertentu yang tentunya dengan mengetrapkan protocol kesehatan secara ketat.
  • Tidak perlu berjabat tangan, walaupun ada anjuran jabat tangan, karena dengan jabat tangan akan menghilangkan rasa dendam dalam hati.
  • Peran Ayah dan Ibu dalam mengambil hikmah Idul Fitri

Hikmah Idul Fitri yang syarat dengan nilai-nilaikebaikan merupakan pembelajaran agama dan hidup bermasyarakat yang perlu dilestarikan  dan perlu di tanamkan kepada generasi penerus.

كُلُّ مَوْلُود ٍيُولَدُعَلى الْفِطْرَة ِفَأَبَوَاهُ  ويُهَوِّدَانِه ِأَوْيُنَصِّرَانِهِ أَوْيُمَجِّسَانِهِ

Ayah dan ibu sebagai orang tua memiliki peran penting untuk anak-anak dalam hal sbb:

  • Memahamkan dan menjelaskan makna idul Fitri berikut cara pengamalannya.
  • Memotivasi /mendorong melakukan nilai-nilai yang terkandung dalam perayaan Idul Fitri.
  • Mendampingi dan membimbing pelaksanaan nilai-nilai perayaan Idul Fitri
  • Methode dan Pendekatan terhadap anak didik

 

  • Memberikan contoh tauladan
  • Dengan reward and Punisment
  • Dialog dan diskusi (bila telah usia baligh)
  • Praktek langsung dengan pendampingan
  • Membersamai dengan penuh kasih sayang
  • Penutup
  • Ramadhan yang tinggal 4 hari lagi kita siapkan mengakhirinya/ berpisah, dengan harapan tahun yad masih bisa bertemu lagi.
  • Kita berdoa semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT, dosa dan khilaf diampuniNya seraya mohon maaf lahir batin atas kekurangan n kekhilafan kepada seluruh keluarga, sanak famili, tetangga dan handai taulan semoga persaudaraan antar sesama muslim berlangsung kekal dunia hingga akhirat.
  • Lebih khusus ucapan terima kasih dan permohonan maaf kami Pimpinan Pusat Aisyiyah Majelis Tabligh kepada PPM Majlis Tabligh beserta karyawan dan kru ITM yang senantiasa mendampingi kami di Studio Tabligh Digital Gedung Pusdiklat ITM Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Yogyakarta yang selama ini kami berkegiatan bersama.

تقبل الله منا ومنكم تقبل يا كريم جعلنا الله واياكم من العاءدين والفاءزين

  • Clossing Statement
  1. Hikmah Idul Fitri merupakan nilai-nilai kebaikan yang berfungsi sebagai kekuatan moral untuk      digunakan memperkuat pribadi dalam menjalankan tugas dan kewajiban secara pribadi maupun berkelompok.
  2. Nilai-nilai kebaikan dari ajaran Islam tentang Idul fitri harus dilestarikan dan dilanjutkan keberadaannya terutama bagi generasi penerus serta dibimbingkan pelaksanaan dan pengamalannya.
  3. Orang tua yang terdiri dari ayah ibu memiliki kuwajiban untuk melestarikan dengan mendidikkan kepada anak dan anggota keluarga.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker