“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada tuhan mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang Satu (Adam) dan dari padanya Allah menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri) nya dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi”.
(Q.S. An-Nisaa` 4:1)
Dari firman Allah SWT di atas, ada beberapa pesan penting di kemukakan Allah kepada kita, antara lain:
- Allah sampai dua kali memperintahkan kita, pada awal ayat dan akhir ayat, agar kehidupan yang kita bangun termasuk kehidupan dalam rumah tangga haruslah berdasarkan taqwa. Karena, tidak akan mungkin rumah tangga itu akan mencapai kebahagiaan , kecuali dengan fundamen ketaqwaan kepada Allah SWT.
- Allah menciptakan kita dan pasangan kita dari diri yang satu. Artinya , suami dan isteri adalah satu kesatuan yang utuh, yang di sebut keluarga. Kalau rusak akhlak salah satu di antaranya, maka sebetulnya keluarga tersebut telah cidera.
- isteri adalah karunia Allah. Artinya , wanita yang sekarang menjadi isteri kita, bukan semata-mata karena di jodohkan orang tua atau teman, tapi Allah mengirimnya untuk jadi jodoh kita. Oleh karena itu, apapun kondisinya kita harus ridha menerimanya, agar Allah ridha dengan kita. Firman-Nya: “…Allah ridha dengan mereka dan mereka pun ridha dengan-Nya…” (Q.S.At-Taubah 9:100)
- Anak-anak juga adalah karunia Allah, bukan karena kita pasangan subur, tapi karena anak itu pemberian Allah. Jadi, mereka adalah amanah Allah, titipan Allah dan perlu di urus seperti yang di inginkan Allah, di jaga dari api neraka dan jadikan mereka anak-anak yang soleh.(lihat Q.S.At-Tahrim 66:6).
- Peliharalah hubungan silaturahmi, tidak hanya dengan pasangan kita, tapi justeru dengan keluarga besar masing-masing.
- Terakhir, firman Allah ini mengingatkan kita bahwa Allah SWT selalu memperhatikan kita, mengawasi kita dan bagaimana cara kita memberlakukan pasangannya dan ini semua di catat para malaikat-Nya.
Rumahku Sekolahku, Sekaligus Masjidku
Langkah awal untuk mewujudkan ketaqwaan dan surga di rumah kita, di mulai dengan mengkondisikan suasana rumah, penuh gairah menimba ilmu dan penuh semangat ibadah kepada Allah.
Dalam Al quran Allah SWT berfirman: “niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Q.S.Al- Mujaadilah 58:11).
Nabi SAW juga bersabda: “barang siapa yang meniti jalan yang mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan menuju surga”. (H.R. Muslim).
oleh karena itu, idealnya rumah seorang muslim senantiasa suasana dan aroma, haus ilmu, tiada hari menambah ilmu apalagi menuntut ilmu, adalah ibadah dan jalan menuju surga.
Seluruh anggota keluarga harus di kondisikan gemar mencari ilmu. Karena dengan ilmu, akidah menjadi lurus, ibadah menjadi benar dan insya Allah akan bermanfaat menjalani hidup ini.
Banyak cara untuk menjadikan rumah kita sebagai sumber ilmu. Antara lain saja, banyak membaca buku, membiasakan dalam keluarga belajar bersama, misalnya membaca buku untuk di dengarkan bersama keluarga, kemudiaan mendiskusikan dan membahasnya sampai paham semuanya. Bisa juga dengan mendengarkan ; siaran tv tentang kajian agama, kaset-kaset ceramah agama, siaran radio tentang ceramah agama,VCD/DVD agama, dan lain sebagainya. Bahkan sekali-sekali di adakan pengajian di rumah, sekalian melibatkan tetangga kiri kanan rumah.
Rumah juga harus di gunakan untuk beribadah bersama keluarga. Laksanakan shalat bersama isteri dan anak-anak, seperti qiyamul lail . baca Al quran ramai-ramai dengan keluarga. Zikrullah selalu di biasakan dengan keluarga, teruskan dengan muhasabah dan menyebut-nyebut dengan nikmat Allah yang sudah di karuniakan kepada kita. Sehingga muncul rasa syukur yang dalam kepada Allah dan ini semua akan meningkatkan ketakwaan dalam keluarga.
Rumahku Surgaku
Nabi SAW pernah bersabda: “baiti jannati” artinya, beliau merasakan kehidupan rumah tangga beliau bak surga. Penuh dengan pengertian, damai saling menyayangi, saling mempercaya.peduli sesama dan selalu dalam akhlaqul karimah dan keluarga yang penuh dengan ketaqwaan, sumber kebaikan bagi sekitarnya dan seterusnya.
Bagi kita semua, yang ingin menghadirkan surga di lingkungan keluarga, dalam rumah kita, Allah SWT telah memberikan pedoman yang sudah jelas, dengan firman-Nya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang di sediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (yaitu )orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.(Q.S.Ali-imraan 3:133-134)
Dari firman-Nya di atas, Allah SWT membukakan rahasia cara mendapatkan surga di rumah, dengan amalan-amalan melalui beberapa jalan:
Pertama: Sesegera mungkin mencari ampunan Allah, dengan bertobat dan selalu beristighfar. Jangan di tunda-tunda mohon ampunan Allah kalau terlanjur melakukan dosa. Detik itu berdosa dan detik itu juga mohon ampun kepada Allah. Ini jalan pertama menuju surga Allah.
Kedua, selalu menafkahkan harta, baik di waktu lapang maupun waktu sempit. Ini sebenarnya simbol agar keluarga kita selalu punya kepedulian sosial kepada orang lain , menjadi hablum minannas. Jadi, di samping selalu menjaga ibadah kepada Allah, hablum minallah, maka keluarga kita jadi sumber kebaikan bagi orang-orang di lingkungan rumah kita
Ketiga , berusaha selalu menahan amarah.ini sebenarnya simbol agar kita sekeluarga menjaga Akhlaqul karimah, akhlak yang mulia. Rumah kita dengan seluruh penghuninya, hendaklah merupakan perwujudan akhlak yang mulia dan suri teladan untuk keluarga di sekitar kita, sahabat kita dan kerabat kita. Pernah seorang sahabat memintaa nasehat kepada nabi SAW, sewaktu akan pergi haji. Rasulullah SAW memberi nasehat, “laa taghdab, jangan marah,… sampai 3x, Karena kalau kita mampu menahan amarah, artinya kita mampu mengendalikan diri. Dan inilah ketaqwaan kepada Allah.
Keempat, memaafkan kesalahan orang lain. Ini symbol dari kemampuan untuk mengalah dalam hubungan dengan orang lain. Walau di sakiti, dizalimi, dan di rugikan oleh orang lain, tidak akan pernah membalas dengan kejahatan yang sama, tapi justeru akan membalas kejahatan itu dengan kebaikan. Orang-orang seperti ini lah yang di janjikan Allah dalam surah Ar-Ra`d (13) ayat 22-23, akan mendapatkan “jannatun `Adn”.
Kelima, selalu berbuat baik. Maka ayat itu di tutup dengan kalimat: “Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”. Ini petunjuk agar kita sekeluarga gemar berbuat kebaikan untuk hamba Allah lainnya.
Pernah di riwayatkan, pernah suatu kali, sedang nabi Musa bermunajat kepada Allah SWT , tiba-tiba Allah bertanya kepada Nabi musa: “Wahai Musa, alangkah banyaknya ibadahmu. Tapi sayang, semua ibadah-ibadah itu hanya untuk mu. Mana yang ibadah yang untuk-Ku”, tanya Allah. Dengan spontan nabi Musa menjawab: “Ya Allah , semua ibadahku untuk-Mu. Shalatku, zikirku, puasaku, hajiku, pokoknya semuanya itu untuk-Mu”,Allah menjawab: “Belum, itu semua masih untuk mu”. “kalau begitu, tunjukkan bagaimana ibadah yang untuk-Mu”, jawab musa. Lalu Allah berkata: “berkhidmatlah kepada hamba-hamba-Ku”.
Jadi, berkhidmat kepada orang lain, artinya memperhatikan, melayani, membantu, menolong, memahami dan mengalah, pokoknya bermanfaatlah bagi orang lain, ternyata hal itu ibadah yang paling di sukai Allah. Sehingga Rasulullah SAW merasa perlu memberi tahu kita, bahwa: “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi muslim lainnya”.
Akhirnya, marilah kita bina rumah tangga kita,menjadi keluarga yang di cintai Allah. Jadi sumber ketaqwaan, sumber ilmu, sumber kebaikan, sumber ibadah dan ladang amal kita untuk akhirat. Sehingga kita mampu mewujudkan hadist nabi SAW, “Baiti jannati”
Sumber : Uswatun Hasanah: Muttaqin Nasution