BeritaKhazanahOrganisasi

Menjelang Pemilu 2024, Muhammadiyah dan NU Diharapkan Menjadi Radiator Pendingin Indonesia

TABLIGH.ID, DEMAK – Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal dalam tausiyah Pengukuhan PDM dan PDA Demak pada Ahad (23/7) menyampaikan harapan supaya Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) hadir menjadi radiator pendingin bagi Indonesia.

Peran Muhammadiyah dan NU sebagai radiator pendingin Indonesia ini lebih dibutuhkan, lebih-lebih menjelang Pemilu 2024 yang akan datang. Dalam hemat Fathur, tahun politik akan senantiasa memanaskan tensi Indonesia. Maka Muhammadiyah dan NU tidak boleh ikut-ikutan panas.

“Itu akan mengademkan Indonesia, karena Indonesia sebentar lagi akan naik tensinya (Pemilu 2024). Maka kita ini jangan ikut-ikutan tensi tinggi, kita ini harus menjadi radiator yang baik untuk bangsa ini.” Ungkapnya.

Pada kesempatan ini, Fathurrahman juga meminta kepada mubalig Muhammadiyah supaya tidak mempertebal identitas untuk identifikasi sosial yang memecah umat. Misalnya yang menggunakan kata sayyidina Muhammad diluar salat itu NU dan yang tidak adalah Muhammadiyah.

Identifikasi tersebut selain mempertebal perbedaan, di sisi lain dikhawatirkan juga akan berdampak sulitnya umat dan mubalig dalam membedakan mana syariat agama dan budaya Arab. Fathur menyarankan, pada setiap level kepemimpinan Muhammadiyah dengan NU untuk sering kopi darat (kopdar).

Di sisi lain, menanggapi banyaknya agenda pengukuhan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah, Daerah sampai Cabang dan Ranting Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal berharap agenda tersebut berdampak pada gerak yang semakin berkemajuan.

Hal itu disampaikan Fathur lantaran dari sebelum-sebelumnya, pimpinan persyarikatan baik di level pusat, wilayah, daerah, cabang sampai ranting tidak ada proses pengukuhan, tetapi gerak berkemajuannya begitu sangat dirasakan oleh umat, masyarakat dan bangsa Indonesia. Bahkan juga kemanusiaan universal.

Namun demikian dalam agenda pengukuhan PDM dan PDA Demak periode 2022-2027, Fathurrahman mengapresiasi kegiatan tersebut, bahkan jika bisa dalam agenda pengukuhan tersebut juga mengundang umat agama lintas iman. Bukan hanya internal umat Islam, dan pejabat pemerintah sekitar.

“Mana bila perlu, semacam ini bukan acara mahdhah bisa tidak rekan-rekan dari agama lain juga diundang. Ini bukan ibadah ritual, ini acara muamalah, acara yang sifatnya muamalah interaksi kita sebagai warga bangsa, sebagai umat.” Ungkap Fathur.

Agenda pengukuhan dan penyampaian tausiyah yang dilakukan oleh PDM maupun PDA setempat akan menarik jika umat lintas iman juga mengetahui. Hal itu dimaksudkan supaya terjadi pemahaman irama gerak untuk memajukan umat, bangsa, dan kemanusiaan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker