BeritaIbadahTanya Jawab Agama

MASALAH SUJUD SAHWI: Sujud Sahwi dan Caranya

Tanya Jawab Agama Jilid II

Tanya: Bagaimana cara melaksanakan sujud sahwi? Apakah sesudah salam atau sebelum salam? Mohon penjelasan. (Pembaca “SM”).

Jawab: Masalah sujud sahwi ini belum diputuskan oleh Muktamar Tarjih, sehingga pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing sesuai dengan pemahamannya terhadap dalil-dalil yang telah ditemukannya, karena dalam Muhammadiyah prinsip melakukan ibadah berdasarkan dalil Al-Qur’an dan As Sunnah. Kalau dalam memahami dalil-dalil ada berbeda yang menimbulkan pengamalan yang berbeda, Muktamar Tarjih lah yang merumuskan kaifiyah atau cara-cara yang perlu ditempuh sesudai dengan kemaslahatan. Sampai sekarang pengamalan sujud sahwi belum dirumuskan caranya.

Dikalangan ulama Syafi’iyyah, sujud sahwi dilakukan sebelum salam, sedang menurut ulama Hanafiyah sesudah salam. Ulama Malikiyah membedakan antara kekurangan dan kelebihan, kalau kekurangan seperti shalat empat rakaat tetapi hanya dilakukan tiga, maka yang bersangkutan melakukan sujud sahwi sebelum salam, setelah menggenapi satu rakaat lagi menjadi empat rakaat, sedang kalau kelebihan seperti kalau shalat Maghrib lupa empat rakaat, maka dilakukan sujud sahwi setelah salam.

Perbedaan pendapat dalam melaksanakan sujud sahwi rupanya telah ada sejak zaman sahabat, seperti Ali bin Abi Thalib, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abu Hurairah dan beberapa sahabat lagi melakukan sujud sahwi sesudah salam, sedang Abi Sai’d Al-Khudry dan beberapa fuqaha Tami’in melakukan sujud sahwi sebelum salam.

Dari pengamatan Tim, sujud karena lupa atau yang disebut sujud sahwi baik ditimbulkan kekurangan maupun kelebihan bahkan juga keraguan dalam melakukan shalat memang ada dasarnya atau masyru’. Dalam pengamalan Nabi, bila pada kelebihan atau kekurangan dilakukan sujud itu sesudah salam, sedang kalau terjadi keraguan sujud sahwi dilakukan sebelum salam. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca Hadis-hadis berikut.

Dasar melakukan sujud sahwi karena lupa kemudian kelebihan atau kekurangan atau ragu-ragu dalam shalat.

عَنِ ابْنِ سِيرِينَ قَالَ : إِنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَى صَلَاتِي الْعَشِيّ فَصَلَّى    رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ وَقَامَ إِلَى خَشَبَةٍ معروضة في الْمَسْجِدِ فَاتَّكأ عَلَيْهَا كَأَنَّهُ غَضْبَانُ وَوَضَعَ  يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى الْيُسْرَى وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ وَوَضَعَ خَدَّهُ الْأَيْمَنَ عَلَى ظَهْرِ كَفِّهِ الْيُسْرَى وَخَرَجَتِ السَّرْعَانُ مِنْ أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ فَقَالُوا : قُصِرَتِ الصَّلَاةُ وَفِي الْقَوْمِ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ فَهَا بَا أَنْ يُكَلِّمَاهُ وَفِي الْقَوْمِ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ ذُو الْيَدَيْنِ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَسِيْتَ أَمْ قُصِرَتِ الصَّلَاةُ ؟ فَقَالَ : لَمْ أنس وَلَمْ تُقْصَرْ :فَقَالَ كَما يَقُولُ ذُو الْيَدَيْنِ قَالُوا :نَعَمْ فَتَقَدَّمَ فَصَلَّى مَا تَرَكَ ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَ وَ سَجَدَ مِثلَ سُجُودِهِ أَوْ أَطْوَلَ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ وَكَبَّرَ فَرُبَّمَا سَأَلُوهُ ثُمَّ سَلَّمَ فَيَقُولُ : أَنْبِئْتُ أَنَّ عِمْرَانَ بْنَ حُصَيْنٍ قَالَ : ثُمَّ سَلَّم (رواه البخاري ومسلم)

  Artinya: Ibnu Sirin menerangkan: Bahwasanya Abu Hurairah menerangkan, bahwa Rasulullah saw., pernah shalat dengan kami salah satu dari shalat yang dikerjakan antara tergelincir matahari dengan terbenamnya. Maka setelah cukup beliau mengerjakan dua rakaat beliaupun lalu bersalam lalu berdiri bersandar kepada sepotong kayu yang ditegakkan di masjid bertekan atasnya, sebagai keadaan orang yang sedang marah dan meletakkan tangan kanannya atas tangan kiri serta dengan menjejakkan antara anak-anak jarinya, dan meletakkan pipi kanannya atas belakang telapak kiri dan keluarlah orang yang mau tergesa-gesa dari pintu-pintu masjid. Mereka berkata: Shalat telah diqashar. Diantara orang ramai itu terdapat Abu Bakar dan Umar. Kedua-duanya tidak berani berbicara dengan Rasulullah. Di dalam orang ramai itu pula, terdapat seorang lelaki bernama Dzulyadaini. Dia bertanya kepada Rasul, ujarnya: “Ya Rasulullah, apa tuan telah lupa, atau shalat telah diqasharkan? “Nabi menjawab: “Saya tidak lupa dan shalat tidak diqasharkan.” Sesudah itu, Nabi bertanya: “Apakah benar yang dikatakan Dzulyadaini?” Jawab para sahabat: “Benar. Makan Nabi maju ke muka kembali lalu mengerjakan dua rakaat lagi. Sesudah itu bersalam. Sesudah bersalam beliau bertakbir dan bersujud seperti sujudnya yang telah lalu atau lebih panjang. Kemudian beliau mengangkat kepalanya, seraya bertakbir. Kemudian bertakbir pula dan bersujud, seperti sujud yang telah lalu, atau lebih panjang. Kemudian beliau mengangkat kepalanya, seraya bertakbir. Kemudian bertakbir pula dan bersujud, seperti sujud yang telah lalu, atau lebih panjang. Kemudian mengangkat kepalanya seraya bertakbir. Boleh jadi mereka bertanya kepada Ibnu Sirin: “Apa kemudian Nabi bersalam?” Ibnu Sirin menjawab: Dikhabarkan kepadaku, bahwa Imran Ibn Husain berkata: “Kemudian Nabi bersalam.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim).

Hadis yang menerangkan kapan dilakukan sujud sahwi karena kekurangan, yakni sesudah salam.

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى الْعَصْرَ فَسَلَّمَ فِي ثَلَاثِ رَكَعَاتٍ ثُمَّ دَخَلَ مَنْزِلَهُ فَقَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ الْحِرْبَاقُ وَكَانَ فِي يَدِهِ طُول فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ فَذَكَرَ لَهُ صَنِيعَهُ فَخَرَجَ غَضْبَانَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ حَتَّى انْتَهَى إِلَى النَّاسِ فَقَالَ : أَصَدَقَ هذَا قَالُوا : نَعَمْ فَصَلَّى رَكْعَةً ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلّم ( رواه الجماعة إلا البخاري والترمذي)

   Artinya: Imran Ibn Hushain ra menerangkan: Bahwasanya Rasulullah pada suatu hari shalat Ashar, maka beliau bersalam pada tiga rakaat. Sesudah itu beliau masuk ke rumahnya. Maka seorang lelah yang dipanggil Khirbaq yang panjang tangannya berkata: “Ya Rasulullah, (lalu dia menerangkan apa yang Rasul telah laksanaka). Karena itu Nabi pun keluar dalam keadaan marah menghela bajunya hingga sampai kepada orang ramai, dan bertanya: “Apakah benar yang diterangkan orang ini? ” Jawab mereka: “Benar”. Maka Nabi shalat serakaat lagi, kemudian bersalam. Sesudah itu beliay bersujud dua sujud, kemudian bersalam pula. (Diriwayatkan oleh Al Jama’ah selain Bukhari dan At Tirmidzy).

Hadis yang menerangkan kapan dilakukan sujud sahwi karena kelebihan, yakni sesudah salam:

عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى الظُّهْرَ خَمْسًا فَقِيلَ لَهُ: أَزِيدَ فِي الصَّلَاةِ ؟ قَالَ : لَا ، وَمَا ذَاكَ ؟ قَالُوا : صَلَّيْتَ خَمْسًا، فَسَجَدَ سَجدَتَيْنِ بَعْدَ مَا سَلَّمَ ( رواه الجماعة )

   Artinya: Ibnu Mas’ud ra, menerangkan: Bahwasanya Nabi saw., shalat Dzuhur lima rakaat, lalu orang yang bertanya kepadanya: “Apakah sudah ditambah rakaat? Jawab Nabi, “Tidak, dan apa itu?” Jawab mereka: “Tuan telah mengerjakan lima rakaat.” Maka Nabi pun bersujud dua sujud sesudah bersalam. (Diriwayatkan oleh Al Jama’ah).

Hadis yang menerangkan kapan dilaksanakan sujud sahwi karena ragu-ragu. Dalam masalah ini disampaikan Hadis qauly (ucapan) dan isinya ada yang menyuruh melakukan sujud sahwi itu sebelum salam seperti riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, sedang riwayat Al Jama’ah dari Ibnu Mas’ud menyuruh melakukan sujud sahwi itu sesudah salam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ بَيْنَ آدَمَ وَبَيْنَ نَفْسِهِ فَلَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى، فَإِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ ذَلِكَ فَلْيَسْجُدُ سجدتين قَبْلَ أَنْ يُسلم ( رواه أبو داود وابن ماجه )

   Artinya: Abu Hurairah ra. menerangkan bahwasanya Nabi saw. bersabda: “Bahwasanya syaitan masuk antara anak Adam dan dirinya, lalu anak Adam itu tidak mengetahui berapa sudah ia shalat. Karena itu apabila seseorang kamu mendapati demikian, hendaklah ia bersujud dua sujud, sebelum ia bersalam.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah). 

Sumber: Buku Tanya Jawab Agama Jilid II, Halaman 78-81

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker