BeritadefaultMuamalah

Dampak Gadget Terhadap Tumbuh Kembang pada Anak

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA – Di era digital saat ini, semakin sulit untuk menghindari atau menolak penggunaan gadget pada anak. Seiring berjalannya waktu, penguasaan teknologi semakin berkembang, mendorong para orang tua untuk  mengenalkan teknologi kepada anaknya sejak dini, namun tentunya hal ini akan berdampak pada perkembangan psikologis anak.

Anggota divisi pembinaan keluarga majelis tabligh Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah Alif Muarifah, mengatakan dibutuhkan fungsi keluarga salah satunya adalah fungsi pendidikan. Menurutnya, tugas orang tua adalah mendidik, karena zaman terus menerus berubah maka tantanganya pun akan semakin berat, apalagi dengan perkembangan teknologi yang tidak bisa dihindari, Gawai sudah menjadi kawan dekat bahkan dunia kita seakan terbelenggu jika tidak mempunyai gawai.

“Kita harus bisa mengendalikan jangan sampai kita diperbudak teknologi tapi bagaimana kita  mengontrol teknologi itu. Allah menitipkan dan merencanakan  anak kita menjadi hebat dan tangguh, tergantung bagaimana kita orang tua, guru, peran orang dewasa, pemerintah,  jadi tanggung jawab kita sangat besar. jangan sampai kita meninggalkan anak-anak kita dalam keadaan yang lemah. kita tidak bisa melarang, yang bisa dilakukan adalah mengontrol dan mengarahkan, karena dengan melarang anak akan ketinggalan informasi dan teknologi tetapi jika dibiarkan anak-anak tidak akan bisa mengembangkan dirinya” tuturnya dalam kajian harmoni keluarga (13/8).

Meskipun gawai memiliki dampak positif, lanjutnya, tetapi gawai juga memiliki dampak negatif terhadap perkembangan psikologis anak dimana jika anak terlalu sering dengan gawai maka konsentrasinya hanya akan fokus kepada gawai, dan konsentrasi ke yang lain akan hilang, role modelnya akan salah jika tanpa pendampingan, anak jadi cepat bosan, mudah marah, stress, perilakunya egois, kaku, sosialisasi dan interaksi berkurang.

Muarifah juga memberikan beberapa tips treatmen agar anak tidak kecanduan gawai. Di antaranya, membatasi waktu penggunaan gawai, membuat kesepakatan, mengajak bermain ke alam terbuka, melibatkan anak dalam berbagai kegiatan di rumah, memberikan reward dan punishment, menghidupkan kembali permainan lokal, mendampingi anak, mengajak berkomunikasi (mendongeng ).

“Kalau anak kecanduan, sudah sangat susah. Memang harus ada pengawasan, ada sharing, kita tidak bisa bekerja sendiri, dibutuhkan peran aisyiah, peran muhammadiyah untuk bisa mengajak bekerja sama pemerintah untuk mengatur pembatasan akses gawai anak-anak. Muhammadiyah ‘Aisyiyah harus menyingsingkan baju, mari kita kerjasama dengan pemerintah bagaimana hal seperti ini bisa diatur” pungkasnya. (Mutia/Syifa)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker