Beritadefault

Dua Tujuan Membangun Keluarga Sakinah, Apa Saja?

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA—Munculnya istilah Keluarga Sakinah merupakan penjabaran firman Allah dalam QS. ar-Rum ayat 21. Dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa tujuan berumah tangga atau berkeluarga adalah untuk mewujudkan ketenteraman atau ketenangan dengan dasar saling mencintai dan penuh kasih sayang. Itulah penjelasan Sulistyaningsih dalam kajian Harmoni Keluarga yang diselenggarakan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah-‘Aisyiyah pada Jumat (07/10).

Menurut Sekertaris Majelis Pendidikan Tinggi PP Aisyiyah ini, pada prinsipnya terdapat dua tujuan utama pembentukan keluarga sakinah yang terkait dengan eksistensi kemanusiaan dan kemasyarakatan. Kedua tujuan tersebut merupakan sarana terealisasinya misi utama kehadiran manusia di dunia yaitu misi ‘ubudiyyah dan kekhalifahan. Kedua tujuan utama itu adalah mewujudkan insan bertakwa dan masyarakat berkemajuan.

Insan bertakwa adalah manusia yang terkembang semua potensi-potensi kemanusiaannya secara optimal, sehingga menjadi pribadi muslim yang kaffah (utuh) seluruh potensinya. Di antaranya potensi tauhidiyyah, ‘ubudiyyah, kekhalifahan, jasadiyyah, dan ‘aqliyyah. Pribadi tersebut akan menjadi karakter setiap anggota keluarga dan tercermin dalam semua perilakunya di seluruh aspek kehidupan.

Sementara masyarakat berkemajuan, berdaya dan bahagia lahir-batin merupakan tujuan diturunkannya al-Quran. Di dalam al-Quran terdapat ungkapan suatu negeri yang baik dan adalah Tuhan Maha Pengampun (atas mereka) (baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur). Ungkapan ini sering digunakan untuk menyebut masyarakat ideal yang terbentuknya sangat didambakan, yaitu masyarakat adil makmur penuh ridla Allah

Masyarakat berkemajuan, berdaya dan bahagia lahir-batin merupakan perwujudan dari masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang dicita-citakan oleh persyarikatan Muhammadiyah dan organisasi ’Aisyiyah. Dalam pesan QS. Ali Imran ayat 110 dan al-Baqarah ayat 143, masyarakat Islam yang diidealkan merupakan perwujudan khairu ummah (ummat terbaik) yang memiliki posisi dan peran ummatan wasathan (ummat tengahan) dan syuhada ‘ala al-nas (pelaku sejarah) dalam kehidupan manusia.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker