BeritadefaultKhazanah

FALSAFAH AJARAN K. H. AHMAD DAHLAN (IV & V)

Oleh : K.R.H HAJID

Pelajaran Keempat

Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mempergunakan akal fikirannya, untuk memikirkan Bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan hidup di dunia. apa perlunya? hidup di dunia harus mengerjakan apa? dan mencari apa? dan apa yang dituju? manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal i’tikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. karena kalau hidup didunia hanya sekali ini sampai sesat, akibatnya akan celaka dan sengsara selama-lamanya.

أم تحسب أن أكثرهم يسمعون أو يعقلون 》الفرقان ٤٤《

Artinya: Adakah engkau menyangka bahwasanya kebanyakan manusia suka mendengarkan atau mau mikir-mikir ?mau mencari ilmu yang benar?

Pelajaran Kelima

Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam, membaca beberapa tumpuk buku, dan sesudah memperbincangkan mikir-mikir,menimbang,membanding- banding kesana-kemari, barulah mereka itu dapat memperoleh keputusan memperoleh barang benar yang sesungguhnya. dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan,inilah perbuatan yang benar.

Sekarang, kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau menetapi barang yang benar, akan terpisah dari apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyak kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani kebiasaan manusia tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal hidup asal hidup, tidak menempati kebenaran.

أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعٰمِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا ﴿الفرقان:٤٤﴾

Artinya : ,, Adakah engkau kira bahwasanya kebanyakan manusia itu suka mendengarkan (pelajaran yang benar) atau suka mikir-mikir (menetapi perbuatan yang benar )?sungguh tidak ! tak lain dan tak bukan mereka itu hanyalah sebagai hewan, malah mereka itu lebih sesat lagi jalan yang ditempuh.”

Keterangan: kalau kehidupan hewan berebut dan merampas hak lain tidak tahu peraturan tidak mengerjakan barang benar itu sudah semestinya karena hewan tidak mempunyai akal, tidak dapat memikir, jadi tidak bersalah tapi kalau manusia Bagaimana? Manusia mengerti barang benar, mengerti barang salah, tetapi perbuatannya selalu tidak menempati kebenaran dan tidak tahu gunanya hidup tidak tahu hikmahnya dia dijadikan.

Fatwa K.H Ahmad Dahlan : ,, manusia tidak menuruti, tidak memperdulikan barang yang sudah terang benar bagi dirinya. Artinya diri sendiri,pikirannya sendiri, sudah dapat mengatakan itu benar, tapi tidak mau menuruti barang karena takut mendapat kesukaran, takut berat dan macam-macam yang dikhawatirkan karena nafsu dan hatinya sudah terlanjur rusak berpenyakit akhlak (budi pekerti hanyut) dan tertarik oleh kebiasaan buruk.

K.H Ahmad Dahlan sering berbisik-bisik membaca syi’ir :

ونَهْجُ سبيلي واضِحٌ لمنِ اهتدَى ،, ولكنَّها الأهواءُ عَمَّتْ  فأعمَتِ.

Artinya: Dalam Agamaku terang benderang bagi orang yang mendapatkan petunjuk tetapi hawa nafsu (menurut kesenangan ) merajalela di mana-mana kemudian menyebabkan akan manusia menjadi buta.

Fatwa K.H Ahmad Dahlan: ,, mula-mula agama Islam itu Cemerlang kemudian kelihatan makin suram. Tapi sesungguhnya yang surat itu adalah manusianya, Bukanlah agamanya.

Agama adalah bukan barang yang kasar, yang harus dimasukkan ke dalam telinga, akan tetapi agama Islam adalah agama Fitrah. Artinya ajaran yang mencocoki kesucian manusia. sesungguhnya agama bukanlah amal lahir yang dapat dilihat amal yang kelihatan itu hanyalah manifestasi dan daya dari ruh agama sesungguhnya agama itu ialah :

ميل روحاني من النفس أعرج إلى سماء الكمال الأبدي خالصا من أسر هذه المادة الأرضية.

Artinya : Condongnya nafsu ruhani naik kepada kesempurnaan tertinggi yang suci dan luhur bersih dari pengaruh kebendaan.

Jadi orang menetapi agama ialah orang yang condong kepada kesucian iman kepada Allah bersih dari pengaruh yang bermacam-macam.

Tersebut dalam Al Quran surat Ar-Rum ayat 80 :

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ

Artinya : luruskanlah mukamu menghadap agama Islam dengan condongnya hati (kepada Allah) yaitu agama ciptaan Allah. Allah yang telah menjadikan manusia bersesuaian dengan kesucian agama itu.Tidak ada bandingan bagi ciptaan Allah itu. Demikian tadi adalah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Keterangan :
1. manusia itu asal mulanya suci
2. Kemudian manusia kemasukan adat kebiasaan kotor lalu hatinya mengandung penyakit.
3. Kemudian menolak ajaran- ajaran yang baik yang suci dan yang benar.
4. Manusia harus mengadakan kebersihan diri dari kotoran-kotoran yang ada dalam hati. setelah hatinya jernih, baru dapat menerima ajaran- ajaran para Rasul kemudian baru dapat meningkat naik ke alam kesucian.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker