BeritadefaultKhazanah

Langkah-langkah Strategis dan Praktis

Buku TUNTUNAN TABLIGH Bagian IV Part IV

LIBERALISASI

Liberalisasi Pemikiran Sebagai Tantangan Dakwah

Oleh: Hamid Fahmy Zarkasyi, PhD

Buku TUNTUNAN TABLIGH Bagian IV Part IV

Langkah-langkah Strategis

Selanjutnya berdasarkan rekomendasi diatas maka Cheryl menyarankan agar pemerintah Amerika mengambil 4 langkah-langkah strategis sbb:

  1. Membangun kepemimpinan modernis

a. Ciptakan role model dan pemimpin. Modernis yang terpojokkan harus di rehabilitasi sehingga bisa tampil sebagai pemimpin pembela hak-hak sipil yang berani. Terdapat preseden dalam soal ini yang menunjukkan bahwa hal ini dapat berjalan. Nawal al-Sadaawi, telah dikenal didunia internasional karena penhinaan, pelecehan dan upaya yang terus menerus untuk mengadilinya karena prinsipnya sebagai modernis dalam isu yang berkaitan dengan kebebasan berbicara, kesehatan masyarakat, dan status wanita di Mesir. Sima Samar, Menteri Urusan Wanita ad interim Afghanistan, yang telah menginspirasi banyak orang karena keberanian pendiriannya dalam soal HAM, hak-hak wanita, hukum sipil dan demokrasi, yang karena itu ia mendapat ancaman hukuman mati dari kelompok fundamentalis. Di diseluruh dunia Islam masih banyak lagi tokoh-tokoh yang kepemimpinannya dapat disoroti. Masukkan Muslim modernis dalam peristiwa-peristiwa politik, untuk mencerminkan realitas keberadaan mereka secara demografis. Cegah upaya-upaya secara berlebihan untuk meng-islamkan umat Islam dan sebagai alternatifnya kenalkan kepada mereka gagasan bahwa Islam hanyalah salah satu bagian dari identitas mereka.

Maksud usulan diatas merujuk kepada gagasan al-Azmeh, dari bukunya yang berjudul Al-Azmah, Islam and Modernities, London: Verso Publications, 1993. al-Azmeh sendiri adalah seorang “Muslim Eropah”

b. Dukung konsep masyakarat sipil (civil society) didunia Islam. Konsep ini menurut Cheryl sangat penting dalam situasi-situasi krisis dan paska konflik dimana masyarakat memerlukan kepemimpinan yang demokratis. Daerah perkotaan dan di organisasi sosial merupakan infrastruktur bagi pendidikan politik dan kepemimpinan yang moderat dan modern.

c. Kembangkan gagasan gagasn Islam Barat: Islam Jerman, Islam AS dsb. Ini bukan sekedar sebutan identitas tapi juga memerlukan konsekuensi ideologis yang melibatkan pemikiran dan prakteknya dalam komunitas-komunitas itu. Gagasan yang seperti ini bagi Cheryl sangat menarik dan karena itu perlu didukung agar gagasan ini dapat diekspresikan dan dibukukan.

  1. Teruskan serangan terhadap fundamentalis

a. Lakukan deligitimasi individu dan kedudukan kelompok ekstrimis Islam. Publikasikan perilaku dan pernyataan amoral dan hipokrit dari apa yang disebut otoritas fundamentalis. Tuduhan amoralitas dan kebejatan orang Barat merupakan bagian dari senjata fundamentalis, tapi mereka sendiri rawan dalam masalah ini.

b. Dukunglah jurnalis Arab dalam media populer untuk melakukan laporan investigatif tentang kehidupan dan kebiasaan individu serta korupsi pemimpin fundamentalis. Publikasikan kejadian tentang kebrutalan mereka, seperti peristiwa matinya anak sekolah di Saudi dalam kebakaran ketika polisi moral melarang petugas pemadam kebakaran untuk mengevakuasi anak-anak tersebut dari sekolah mereka yang kebakaran, hanya alasan bahwa anak-anak tersebut tidak mengenakan jilbab. Selain itu juga kemunafikan mereka yang tercermin dari lembaga-lembaga agama Saudi, yang melarang pekerja-pekerja imigran untuk membuat pas foto anak-anak mereka yang baru lahir, atas dasar bahwa Islam melarang gambar manusia, sedangkan di kantor-kantor mereka dihiasi oleh gambar besar Raja Faisal dsb. Peranan organisasi amal dalam membiayai teror dan ekstrimisme telah mulah terkuak seja peristiwa 11 September, tapi masih perlu terus diselidiki secara publik.

  1. Promosikan Nilai-nilai Modernitas Demokrasi Barat secara agresif

a. Ciptakan dan propagandakan suatu model Islam yang kaya dan moderat dengan mengidentifikasi dan membantu secara aktif negara-negara atau kawasan atau kelompok yang memiliki pandangan yang betul. Publikasikan keberhasilan-keberhasilan mereka. Deklarasi Beirut untuk Keadilan, tahun 1999 (Beirut Declaration for Justice) dan Piagam Aksi Nasional Bahrain (the National Action Charter of Bahrain) misalnya merupakan terobosan baru dalam pelaksanaan hukum Islam dan harus disebar luaskan.

b. Kritik kesalahan tradisionalis. Tunjukkan hubungan sebab akibat antara tradisionalisme dan kemunduran, demikian juga hubungan kausalitas antara modernitas, demokrasi, perkembangan dan kemakmuran. Apakah fundamentalisme dan tradisionalisme menawarkan masa depan masyarakat Islam yang sehat dan sejahtera? Apakah mereka berhasil dalam menjawab tantangan masa kini? Apakah mereka membandingkan dengan model struktur masyarakat yang lain? Rencana Pembangunan PBB (United Nation Development Plan- UNDP) secara jelas menunjukkan hubungan antara struktur sosial yang stagnan, penindasan terhadap wanita, rendahnya kualitas pendidikan dan kemunduran. Poin ini harus disebarkan kepada masyarakat Muslim  (hal 63)

c. Munculkan Pentingnya Sufisme. Dukunglah negara-negara yang memiliki tradisi tasawwuf yang kuat, untuk memfokuskan pada bagian sejarah mereka dan untuk memasukkan kedalam kurikulum sekolah. Berikan perhatian yang lebih banyak kepada Islam Sufi. Hal ini akan menjauhkan mereka dari masalah dunia dan menekankan pada masalah akherat.

  1. Fokuskan pada Pendidikan dan Remaja

Orang dewasa yang setia dan pengikut gerakan Islam radikal tidak mungkin dipengaruhi dengan mudah untuk merubah pendirian mereka. Tapi, generasi yang akan datang dapat dipengaruhi jika misi demokrasi Islam dapat dimasukkan kedalam kurikulum sekolah dan media masa di negara-negara tertentu. Fundamentalis radikal telah berusaha secara massif untuk memperoleh pengaruh dalam pendidikan dan nampaknya mereka tidak mungkin merubah pendirian mereka tanpa perjuangan. Usaha yang sebanding dengan itu akan sangat dibutuhkan untuk memerangi pendirian mereka ini.

Langkah-langkah Praktis

Lebih jauh lagi agar langkah-langkah strategis diatas dapat direalisasikan menjadi sebuah gerakan pemikiran maka Cheryl memberi saran-saran praktis seperti hal-hal dibawah ini:

  1. Dukunglah pertama-tama kelompok modernis dan sekularis dengan cara sbb: a. menerbitkan dan menyebarkan karya-karya mereka; b) mendorong mereka untuk menulis khusus untuk orang awam dan anak muda; c) perkenalkan pandangan mereka kedalam kurikulum pendidikan Islam; d) berikan ruang publik untuk mereka; e) sebarkan pandangan dan pendapat mereka dalam masalah-masalah yang fundamental dalam penafsiran agama kepada orang awam, agar bersaing dengan pendapat dan pandangan fundamentalis dan tradisionalis, yang telah memilik website, penerbitan, sekolah, institut dan media yang lain untuk menyebarkan pandangan mereka; f) posisikan modernisme sebagai pilihan remaja Islam; g) memberi kemudahan dan mendukung kesadaran tentang sejarah dan kultur sebelum Islam dan non-Islam, melalui media masa dan kurikulum sekolah dinegara-negara tertentu; h) mendorong dan mendukung lembaga-lembaga sekuler dan sipil, serta program-programnya.
  2. Dukunglah kelompok tradisionalis melawan fundamentalis dengan cara-cara sbb: a) mempublikasikan kritik-kritik tradisionalis terhadap kekerasan dan ekstrimisme fundamentalis dan mendorong tumbuhnya perselisihan antara tradisionalis dan fundamentalis; b) Cegahlah persatuan antara tradisionalis dan fundamentalis; c) doronglah kerjasama antara modernis dengan tradisonalis yang memiliki pandangan yang lebih dekat kepada modernis, perbanyak literatur tentang figur modernis dalam lembaga-lembaga tradisionalis; d) bedakan sektor-sektor yang terdapat dalam tradisionalisme; e) perkuat dukungan kepada mereka yang mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap modernisme – seperta mazhab Fiqih Hanafi yang bertentangan dengan mazhab lain dalam masalah agama. Dengan mempopulerkan mazhab ini maka kita dapat memperlemah otoritas penguasa agama Wahabi; f) doronglah popularitas dan penerimaan sufisme.
  3. Hadapi dan tantang kelompok fundamentalis dengan cara-cara sbb: a) menantang dan mengekspose ketidak akuratan pandangan mereka dalam soal penafsiran Islam; b) bongkar hubungan mereka dengan kelompok dan aktifis illegal; c) Publikasikan akibat dari perilaku kejahatan mereka; d) tunjukkan ketidak mampuan mereka memerintah untuk kepentingan pembangunan masyarakat mereka secara positif; e) arahkan misi ini khusunya untuk anak-anak muda, masyarakat tradisionalis yang saleh, Muslim minoritas di Barat dan kepada wanita; f) hindarkan rasa respek atau pemujaan terhadap tindak kejahatan kelompok fundamentalis, ekstrimis dan teroris, ketimbang menuduh mereka sebagai pahlawan jahat, lebih baik menuduh mereka sebagai orang yang bermasalah dan penakut; g) mendorong para wartawan untuk menyelidika isu korupsi, kemunafikan dan tidak amoral kelompok fundamentalis dan terosis.
  4. Dukung sekularis dengan selektif, dengan cara sbb: a) doronglah pengakuan bahwa fundamentalisme adalah musuh bersama; cegahlah persatuan sekularis dengan gerakan anti-kekuatan Amerika, seperti nasionalisme dan ideologi kiri; b) dukunglah ide bahwa agama dan negara itu dalam Islam dapat dipisahkan, dan bahwa hal ini tidak membahayakan keimanan. .

Dari strategi diatas jelas sekali bahwa dari keempat kelompok tersebut yang mendapat dukungan adalah kelompok modernis (termasuk mereka yang menamakan diri “Islam Liberal”, karena dianggap sesuai dengan peradaban Barat. Lebih lengkap dinayatakan begini:

Dari semua kelompok, kelompok ini (modernis) adalah yang paling bersahabat terhadap nilai-nilai dan jiwa masyarakat demokratis modern. Modernisme, dan bukan tradisionalisme, adalah yang membantu Barat. (Misi kelompok) ini menyangkut perlunya menyimpang, memodifikasi dan mengesampingkan secara selektif elemen-elemen doktrin keagamaan yang orisinal. Kitab Perjanjian Lama tidaklah berbeda dari al-Qur’an dalam menghukumi perilaku dan mengontrol sejumlah peraturan dan nilai-nilai yang tidak dapat dipahami secara literal oleh masyarakat masa kini. Ini tidak masalah, sebab saat ini hanya sedikit sekali orang yang mempertahankan agar kita semua hidup yang secara literal sama dengan Bible. Sebaliknya, kita sepakat pada visi bahwa misi yang sebenarnya dari Yahudi dan Kristen itu mengungguli (makna) literal teks, yang sebenarnya telah kita anggap sebagai sejarah dan legenda belaka. Ini adalah persis seperti pendekatan yang diambil oleh modernist Muslim.

Yang pasti orientalisme dan kolonialisme Barat mempunyai hubungan dan bahkan kesamaan obyek. Obyek kajian orientalis adalah Negara-negara Timur, khususnya Islam dan sasaran politik kolonialisme adalah juga Negara-negara Islam. Sementara itu Kristen yang gagal di Barat juga mengarahkan misinya ke Timur.

Orientalisme sangat berguna bagi memudahkan jalan kolonialisme, dan untuk kepentingan itu Barat membuat program khusus melalui agensi-agensinya, yaitu yayasan-yayasan yang bertugas khsusus menjalakan misi tersebut. Diantara yayasan yang aktif saat ini adalah  The Asia Foundation (Amerika) yang diantara programnya disebutkan begini:

Recognizing the importance of reinforcing inclusive and pluralist values within Indonesia’s Muslim majority population, The Asia Foundation has been supporting a diverse group of mass-based Muslim groups since 1970s. In the context of an increasingly diverse Islamic society in Indonesia, The Foundation now support over 30 Muslim non-Government organization (NGO), in their efforts to promote the concept that Islamic values can the basis for a democratic political system, non-violance, and  religious tolerance. In the area of civic education, human right, intercommunity reconciliation, gender equality, and inter-faith dialogue, the Foundation works with these NGO’s and mass-based organization in their effort to make Islam a catalyst for democratization in Indonesia.  ……The programs include training for religious leaders, studies examining gender issues and human rights in Islam, civic education course at Islamic institute, Muslim women’s advocacy centers and the strenghthening the pluralist and tolerant Islamic media. 

Terjemahannya bebasnya adalah sbb:

Menyadari akan pentingnya nilai-nilai inklusif dan pluralis dalam masyarakat Muslim Indonesia yang mayoritas, The Asia Foundation telah memberikan bantuan kepada berbagai ormas Islam sejak tahun 1970an. Dalam konteks masyarakat Islam Indonesia yang semakin berragam, The Asia Foundation kini membantu lebih dari 30 kelompok LSM dalam upaya mereka mempromosikan konsep bahwa nilai-nilai Islam itu dapat menjadi asas bagi sistim politik demikratis, anti-kekerasan dan toleransi beragama. Dalam kaitannya dengan pendidikan sipil, HAM, penyatuan antar komunitas, persamaan gender, dialog antar agama, Yayasan ini bekerjasama dengan LSM-LSM yang ormas-ormas dalam usaha mereka menjadikan Islam sebagai media untuk demokratisasi di Indonesia…..Program-programnya  termasuk training tokoh-tokoh agama, kajian tentang issu gender dan hak azazai manusia dalam Islam, pelajaran tentang pendidikan sipil pada lembaga-lembaga pendidikan Islam, pusat pembelaan terhadap wanita Muslim dan memperkuat media Islam yang pluralis dan toleran.

Dari pernyataan diatas jelas sekali bahwa program yayasan asing itu adalah untuk memperkenalkan elemen penting dalam peradaban Barat seperti persamaan, persamaan gender, hak azazi manusia, pluralisme agama, demokrasi dan lain-lain yang kesemuanya berdasarkan pada cara berfikir (worldview) Barat. Selain daripada itu, disebutkan pula bahwa The Asia Foundation bersama USAID (US Agency for International Development) juga mempunyai program reformasi pendidikan di seluruh Indonesia baik pendidikan formal maupun informal, termasuk reformasi pendidikan di pesantren. Dalam reformasi itu nanti akan diajarkan mata pelajaran perbandingan agama, pendidikan sipil, pengembangan kurikulum, workshop-workshop, training pedagogi, dan kursus serta tutorial tentang prinsip-prinsip pluralisme dan demokrasi. Semuanya, menurut mereka, disusun berdasarkan pada ajaran Islam, akan tetapi masalahnya berubah menjadi justifikasi Islam terhadap paham-paham tersebut. Sebab dalam Islam tidak terdapat paham pluralisme, yang ada hanyalah pengakuan adanya pluralitas. Islam mengakui adanya kebinekaan agama dan kepercayaan tapi tidak mengakui kebenarannya.

 

Baca juga LIBERALISME Part III

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker