Beritadefault

Siapa Role Model Kepemimpinan di Muhammadiyah?

TABLIGH.ID, SURAKARTA—Memimpin menurut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais adalah memberikan teladan, mengarahkan, membimbing dan sekaligus menghimpun.

Demikian disampaikan Dahlan pada Pengajian Gerakan Subuh Mengaji yang diadakan oleh ‘Aisyiyah Jawa Barat, Ahad (28/8) yang mengangkat tema “Kepemimpinan dalam Muhammadiyah”.Menurutnya, jika diringkas dalam satu kata arti dari kata pemimpin adalah teladan – yang bisa memberi keteladanan.

Sementara yang menjadi role model kepemimpinan di Muhammadiyah tidak lain adalah Nabi Muhammad SAW. Namun tidak juga dilarang menjadikan pendahulu di Muhammadiyah untuk dijadikan acuan dalam memimpin di organisasi Muhammadiyah ini.

Sementara dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan bahkan global, imbuh Dahlan, umat manusia sekarang sedang mengalami krisis keteladanan. Dahlan menyebut, bisa jadi seorang pemimpin mampu menata sistem yang mapan, akan tetapi soal keteladanan adalah urusan yang lain.

Menceritakan kisah tentang Buya AR Sutan Mansur yang memimpin Muhammadiyah pada 1956-1959. Ketika perjalanan dagang di Pekalongan, Buya Ar Sutan Mansur mendengarkan ceramah agama dari Kiai yang berasal dari Yogyakarta. Dirinya merasa kagum dengan keluasan ilmu Sang Kiai, hingga memutuskan untuk mengikutinya sampai Yogyakarta.

“Ternyata mubaligh, da’i, kiai yang berpidato tidak hanya memiliki wawasan yang luas dan ilmu yang tinggi, ternyata juga seorang yang ahli ibadah”. Ucap Dahlan Rais menirukan Ar Sutan Mansur ketiak mengikuti kiai salat lail di Masjid Kauman, Yogyakarta.

Selain keagamaan yang kuat, kiai tadi juga seorang yang memiliki sikap sosial yang tinggi. Dibuktikan ketika Buya AR Sutan Mansur meminta sarung, dan dikasih sarung baru oleh Sang Kiai. Kemudian Buya AR Sutan Mansur tadi meyakinkan dirinya bahwa Sang Kiai tersebut adalah tokoh sekaligus pemimpin teladan baginya.

“Saya kira keteladanan yang seperti itulah yang dibutuhkan saat ini. Jadi tidak hanya pandai omong, tidak hanya pandai beretorika, tapi memang betul-betul satu kata dan perbuatan,” imbuhnya.

Sang Kiai tersebut adalah Pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan yang merupakan  sosok mubaligh yang luas wawasan, tinggi ilmu, pemurah dengan sikap sosial yang tinggi. Teladan pemimpin yang tidak retak antara ucapan dan tindakan.

Menuju Muktamar ke-48 Muhammadiyah, Dahlan Rais menuturkan bahwa kepemimpinan di Muhammadiyah bukan mencalonkan, tetapi dicalonkan. Oleh karena itu siapa saja yang dicalonkan harus disertai dengan niat yang kuat untuk siap memberikan teladan.

Sumber : muhammadiyah.or.id

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker