BeritadefaultKhazanah

Jalan Mencapai Maksud dan Tujuan Hidup Semua Makhluk

Part III dari Buku Pesan-pesan 2 Pemimpin Besar Indonesia

(Oleh : KH. Ahmad Dahlan)

Semua makhluk itu mempunyai kehendak dan hajat, dan setiap kehendak pasti ada maksud dan tujuannya, sedang untuk mencapainya pasti dan harus ada jalan.

Tuhan sesungguhnya telah menciptakan dan mengadakan masa (waktu) dan jalan untuk mencapai segala maksud dan tujuan tersebut. Dengan demikian, sesungguhnya maksud dan tujuan semua makhluk itu pasti dapat dicapai apabila menurut jalan dan waktunya, sebab semua keadaan dan kejadian itu adalah kehendak Allah. Dan Tuhan telah menyediakan segala keadaan yang dimaksudkan MANUSIA.

Sesungguhnya tidak ada yang lain dari maksud dan kehendak manusia itu ialah menuju kepada keselamatan Dunia dan Akhirat. Adapun jalan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut harus dengan menggunakan akal yang sehat. Artinya ialah akal yang tidak terkena bahaya. Adapun akal yang sehat itu ialah akal yang dapat memilih segala hal dengan cermat dan pertimbangan, kemudian memegang teguh hasil pilihannya tersebut.

Adapun akal manusia mempunyai watak dasar menerima segala pengetahuan, karena pengetahuan bagi akal adalah merupakan kebutuhannya. Akal itu bagaikan sebuah biji atau bibit yang terbenam di dalam bumi, agar supaya bibit (akal) itu tumbuh dari bumi dan kemudian menjadi pohon yang besar, harus disiangi, disiram secara terus menerus. Demikian juga halnya dengan akal manusia, tidak akan tumbuh dan bertambah sempurna apabila tidak disirami dengan pengetahuan. Akan tetapi segala usaha menyiram akal dengan pengetahuan tersebut harus sejalan dengan Kehendak Allah Yang Maha Kuasa.

Setinggi-tingginya pendidikan akal ialah pendidikan dengan Ilmu Manteq ialah suatu ilmu yang membicarakan sesuatu yang cocok dengan kenyataan sesuatu itu. Dan ilmu tersebut harus dipelajari. Sebab tidak ada yang mengajarnya, demikian juga orang yang mengajar itu mendapatkan ilmu dari guru mereka dan seterusnya.

Oleh karena itu hal yang demikian itu memberikan petunjuk bahwa bagaimanapun pengetahuan manusia itu hanya akan diperoleh jika mendapat petunjuk Allah Yang Mengetahui Dan Bijaksana.

Namun jika ada seorang manusia yang mempunyai pengetahuan lebih dari apa yang diterimanya dari pengajaran yang diterimanya, adalah sesuatu yang langka bahkan mustahil. Keadaan yang demikian itu bagaikan yang mendapatkan mata berlian di antara lobang cincin dengan lobangnya. Oleh karena itu orang yang dapat berbicara dengan tajam dan tepat adalah disebabkan karena banyaknya pengetahuan mereka. Hal yang demikian itu bujkanlah sesuatu yang mengherankan. Yang mengherankan ialah adanya orang yang biasa menerima pembicaraan orang lain yang baik, kemudian membicarakan pembicaraan orang tersebut kepada orang-orang lain. Sesungguhnya tidak ada sesuatu perbuatan yang lebih baik dari pada orang yang mampu menghidup-hidupkan perkataan orang yang bijaksana.

Selanjutnya agar akal manusia memperoleh kesempurnaan, dan agar supaya tetap pada keadaannya sebagai akal, harus memenuhi enam hal, sbb:

  1. Dalam memilih berbagai perkara harus dengan belas kasih. Sebab manusia tidak akan sampai pada derajat utama, jika tidak dengan belas-kasih. Kareana watak dan sifat orang yang tidak memiliki belas-kasih itu segala perbuatannya didasarkan pada kesenangan, yang semakin lama semakin bosan dan lalu menjadi sia-sia.
  2. Bersungguh-sungguh dalam mencari, karena sesungguhnya segala sesuatu yang ditujukan kepada keutamaan dunia dan akhirat itu tidak akan tercapai apabila tidak dengan daya upaya, ihtiar, pengorbanan darta benda dan dengan kekuatan pikiran.
  3. Harus memilih secara jelas dan terang benderang. Sebab petunjuk itu selalu berpasangan dengan kesesatan dan barang yang baik itu selalu berbarengan dengan yang buruk. Oleh karena itu banyak orang yang mencari sesuatu lalu mendapatkan yang sesungguhnya harus ditolak karena bertentangan dengan kehendaknya semula, karena mencarinya sesuatu hanya dengan ikut-ikutan tanpa mengetahui kenyataan yang sesungguhnya dan hanya mengikuti adat istiadat saja.
  4. Harus beri’tikad baik dalam menetapkan pilihan yang dicarinya dan tetap teguh dalam hati, dan akhirnya pekerjaannyapun benar dan betul.
  5. Harus di pelihara dengan baik barang yang telah diperolehnya, karena manusia itu bersifat alpa dan lena.

Dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya, karena segala pengetahuan tidak akan bermanfaat apabila tidak dikerjakan sejalan dengan keadaan.

Di baca juga artikel yang lain : Hakikat Islam

 

https://m.facebook.com/public/Majelis-Tabligh-Muhammadiyah   IG :@Majelis Tabligh

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker