BeritadefaultKhazanah

Kepentingan Akhlak

Part 1 Buku : Analisa Akhlak Dalam Perkembangan Muhammadiyah (Oleh :Prof. K.H. Farid Ma’ruf)

Muhammadiyah dalam perkembangannya pada masa lampau dan pemekarannya pada waktu sekarang ini, patut mendapat perhatian dari para ahli ilmu pengetahuan. Muhammadiyah sejak mulai berdirinya pada tahun 1912, telah melangkah kemuka, berkambang biak diseluruh kepulauan Indoneisa dan bergerak maju kearah tujuannya dengan membongkar keburukan dan kerusakan dan mebangun kebaikan dan kebenaran dalam masyarakat Indonesaia menurut tuntunan agama Islam.

Gerak Muhammadiyah ini, rupanya diteropong oleh para ahli, dan ditinjau oleh perguruan tinggi/ universitas di dalam dan diluar Indonesia. Mereka memperlajari dan mengkaji Muhammadiyah dari beberapa segi. Ada seorang sarjana yang mengkaji Muhammadiyah dari segi pendidikan dan ada pula yang memperlajari dari segi sosial bahkan ada universitas yangm embahas Muhammadiyah dari segi gerakan agama.

Kini kami akan mencoba mengemukakan tentang akhlak dalam gerak kemajuan Muhammadiyah. Kami katakan mencoba, karena menurut  hemat kami sampai sekarang ini, belum ada orang yang  mengemukakan pandangan tentang soal ini yang patut menjadi bahan menyelidikan lebih jauh dan pembahasan yang lebih mendalam.

Kami sengaja menyelidiki soal akhlak dalam lingkungan Muhammadiyah, karena disamping belum ada yang mempelajarinya juga karena soal itu amat penting dan sangat diperlukanoleh tiap-tiap orang dan masyarakat di Indonesia.

Kepentingan Akhlak

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa bila timbul penyakit dalam lingkungan masyarakt, sangat dihayatkan ilmu kedokteran untuk  mengurangi dan melenyapkan penyakit itu, dan menyelamatkan manusia dari bahaya yang akan menimpanya. Demikian pula gejala keburukan dalam golongan manusia. Terasa benar kebutuhan kita kepada ilmu akhlak, untuk mengobati jiwanya dan membersihkan dari bahaya keburukan yang mengancamnya.

Meskipun tiap manusia dan bangsa ini menghayatkan kepada ilmu pengetahuan, akan tetapi kepada akhlak meereka lebih menghayatkan. Adanya kedzoliman, kemaksiatan, penghisapan, perbudakan dan penjajahan itu, lebih banyak ditimbulkan karena kekurangan akhlak, dari pada sebab kekurangan ilmu. Ilmu itu belayani keburukan dan keutamaan dalam batas-batas yang sama, sedang akhlak itu adalah pembela keutamaan dan penentang keburukan.

Keutamaan itu tidak akan terwujud, kecuali dengan melakukan kewajiban dan orang utama itu bukan karena hanya mengetahui apa yang harus dilakukan, akan tetapi dia dikatakan orang utama, kareana ia melakukan kewajiban dan meninggalkan apa yang harus ditinggalkan.

Tidak sedikit kita melihat orang terpelajar yang kaya dan orang berilmu yang mampu, yang tidak mau memperhatikan dan tidak sanggup menolong kemiskinan dan kesengsaraan rakyat, meskipun ilmunya telah memberi petunjuk bahwa perbuatan yang utama itu ialah menyelamatkan mereka dari bahaya kemiskinan dan penderitaan, akan tetapi tidak sedikit kami lihat orang-orang yang tidak berilmu, sedang hatinya bersih dan akhlaknya mulia, melakukan kewajiban, menurut kekuatan yang ada padanya, untuk mengurangi kemiskinan dan penderitaan rakyat.

Dengan keterangan ini tertampak jelaslah tentang keperntingan akhlak. Akhlak memang penting dan perlu bagi tiap-tiap orang, tiap-tiap golongan manusia, bahkan penting bagi tiap-tiap orang, tiap-tiap golongan manusia, bahkan penting bagi tiap-tiap bangsa diseluruh dunia. Karena akhlak inilah Nabi Muhammad saw. mendapat pejian dari Tuhan Allah. Nabi Muhammad saw. dipuji oleh Allah Yang Maha Esa, bukan karena kuat ibadahnya dan shaleh amaliahnya, akan tetapi beliau terpuji karena akhlaknya yang mulia dan budipekertinya yang utama. Allah berfirman dalam Surah Al-Qalam ayat 4 :

“Dan sungguh engkau itu benar-benar berakhlak yang mulia”

Pujian Allah kepada Nabi yang tepat itu, sesuai benar apa yang telah disabdakan oleh Nabi sendiri, yakni hadis Abi Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:

“Sungguh saya diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang baik”

Sebenarnya disini kami tidak membicarakan soal akhlak belaka, akan tetapi menguraikan atau menganalisa akhlak dalam perkembangan Muhammadiyah. Oleh karena itu perlu lebih dahulu kami kemukakan definisi akhlak dan definisi ilmu atau filsafat akhlak, demikian pula pengertian tentang apakah Muhammadiyah itu, siapakah pendirinya, bila didirikan, apakah asa dan tujuannya, demikian pula tentang sifat dan kepribadiannya.

Kami kemukakan tentang akhlak dan Muhammadiyah lebih dahulu, karean tidak akan jelas arti “analisa akhlak” kalau belum diterngkan tentang akhlak, demikiran pula “Perkembangan Muhammadiyah” tidak akan jelas, sebelum diterangkan tetang apakah Muhammadiyah itu.

 

Baca juga : Falsafah Ajaran K. H. Ahmad Dahlan 

 

https://m.facebook.com/public/Majelis-Tabligh-Muhammadiyah   IG: Majelistabligh

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker