BeritadefaultKhazanah

Menguatkan Persatuan

Buku 12 Tafsir Langkah Muhammadiyah

LANGKAH YANG KELIMA

Oleh : K. H. M. Mansur

Buku 12 Tafsir Langkah Muhammadiyah

Menguatkan Persatuan

“Hendaklah menjadi tujuan kita juga, akan menguatkan persatuan organisasi dan mengokohkan pergaulan persaudaraan kita, serta mempersamakan hak-hak dan memerdekakan lahirnya pikiran-pikiran kita.”

Persatuan

Persatuan suatu perkara yang didakwahkan oleh agama Islam, dan dipimpinkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW.

Semua perkara yang mendatangkan kepada persatuan, tentu diperintah oleh Agama Islam. Sebaliknya segala perkara yang mendatangkan kepada perselisihan tentu dicegah.

Perintah-perintah Agama Islam, seperti: Menyambung persaudaraan, member maaf kepada teman yang berkesalahan, menghargai diri (orang) lain, tamu-mertamu, member salam, tolong-menolong satu kepada yang lain, dan sebagainya, itu semua kalau kita selidiki illah atau hikmahnya diperintahkan, tentulah terdapat bahwa perkara-perkara tersebut adalah perkara yang mendatangkan kepada perselisihan.

Persatuan, suatu syarat yang pokok di dalam mencapai kekokohan dan kekuatan, Kerajaan-kerajaan, perkumpulan-perkumpulan yang jatuh dan tidak berkekuatan, kalau kita selidiki sebab-sebabnya, tentu akan terdapat, bahwa setengah daripada sebabnya, ialah, :tiada adanya persatuan. Begitupun sebaliknya, kerajaan atau perkumpulan yangkokoh dan tegak itu, adalah disebabkan dari kokohnya persatuan mereka.

Persatuan, suatu perkara yang tiada mudah dicapai, tiada gampang diraih, karena dia itu mengandung syarat-syarat yang berat yang tiada dapat dikerjakan melainkan dengan dasatr kesabaran dan keteguhan hati. Oleh karena itu, perintah Allah yang memerintahkan kepada persatuan dan menegahkan akan perselisihan, maka didampingi juga dengan perintah kesabaran.

وأطيعوا الله ورسوله ولا تنازعوا فتفشلوا وتذهب ريحكم واصبروا إن الله مع الصابرين. ((الأنفال 46))

            “Turutilah kamu sekalian akna Allah dan pesuruhNya, dan janganlah kamu berselisih. Kalau kamu berselisih, maka niscaya akan lemahlah kamu sekalian dan akan hilanglah kekuatanmu. Dan hendaklah kamu sekalian bersabar; sungguh Allah itu berteman kepada orang-orang yang bersabar.”

Langkah Muhammadiyah yang kelima ini mengandung tiga maksud ialah:

  1. Menguatkan persatuan organisasi.
  2. Mengokohkan pergaulan persaudaraan.
  3. Mempersamakan hak-hak dan memberikan kemerdekaan lahirnya pikiran. Rasanya perlu disini kami terangkan satu-persatu sekedarnya supaya menambah jelasnya dan dapat menjadi tuntunan bagi kaum Muhammadiyah dan umum, terutama para pemimpin-pemimpin.

Menguatkan persatuan Organisasi

Sudah semestinya organisasi kita harus kita kuatkan dan harus kita persatukan, agar jalan persyarikatn dapat berdiri langsung dengan tegaknya.

Jalan untuk mencapai itu, hendaklah semua peraturan-peraturan persyarikatan kita, peraturan luar rumah tangga dan sebagainya, haruslah dibicarakan bersama-sama di tempat yang telah ditetapkan sebagai yang tersebut dalam Huishouldeyk reglement(….) serta segala putusannya harus dijunjung tinggi dan dipegang teguh, selalu diingat-ingat dan segera diamalkan dengan seksama.

Dengan jalan yang demikian, niscaya akan kuat dan bersatulah organisasi persatuan kita .

Mengokohkan Pergaulan Persaudaraan

Tegak dan kokohnya suatu persyarikatan, bergantung juga pada persatuan dan kerukunan anggota-anggotanya, oleh sebab itu, hendaklah persatuan dan kerukunan itu selalu dipimpimkan dalam kalangan kita, dengan jalan menguatkan pergaulan yang bedasarkan persaudaraan.

Al-Qur’an dan Hadist Nabi telah member tuntunan yang cukup tentang pergaulan yang kokoh, dan pula telah member penunjuk jalan-jalan yang menuju kepada persatuan itu. Maka ikhtiar yang terutama, tinggalah kita mengamalkan saja sengaja telah dipimpimkan oleh kedua kitab tuntunan tersebut, dengan jalan menghati-hati yang penuh kemauan.

Dasar “persaudaraan dan persamaan” di dalam pergaulan kaum mukminin itu sudah menjadi keputusan yang pasti, karena di dalam Al-Qur’an sendiri telah difirmankan: “Innamal Mukminuuna Ikhwatun” (“tidak akanterdapat kaum Mukminin itu, melainkan bersaudara”).

Dasar-dasar Pergaulan Menurut Tuntunan

Al Qur’an Dan Hadist

  1. Mencintai kepada saudaranya sebagai cinta sayangnya kepada dirinya sendiri

لا يؤمن احدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه. ((رواه البخاري عن انس ابن مالك))

            “Tiada dinamakan mukmin(iman yang sempurna) salah satu diantaramu, sehingga dapat mencintai saudaranya seperti cinta sayangnya kepada dirinya.”

المسلم أخو المسلم لا يظلمه ولا يسلمه ومن كان في حاجة أخيه كان الله في حاجته. ومن فرّج عن مسلم كربة فرّج الله عنه كربة من كرباتِ يوم القيامة ومن ستر مسلما ستره الله يوم القيامة ((رواه البخاري عن صفوان بن محرز))

“Orang Islam itu saudara orang Islam, tiada akan menganiayanya dan tidak akan menyerahkan(negakake/Jw), kepada bahaya. Barang siapa menghilangkan kesusahan seorang Islam, Allah akan menghilangkan kesusahan(kesempitan) sendiri dari pada kesusaha-kesusahan hari kiamat. Dan barang siapa menutup cela orang islam, Allah akan menutup ‘aibnya pada hari kiamat.”

  1. Memberi maaf akan kesalahan dan menyambung persaudaraan

ولا يأتل اولو الفضل منكم والسعة ان يؤتوا اولى القربى والمساكين والمهاجرين في سبيل الله وليعفوا وليسفحوا الا تحبون ان يغفر الله لكم والله غفور رحيم. ((النور :22))

“Dan janganlah kamu bersumpah orang yang mempunyai keutamaan dan keluasan daripada kamu sekalian akan memutuskan pemberiannya kepada keluargandan orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah didalam sabilillah, tetapi hendaklah memeberi maaf dan ampun. Adakah kamu sekalian tiada suka akan pengampunannya Allah kepada kesalahan-kesalahanmu? Dan Allah itu Dzat yang pengampun lagi mengasihi.”

صل من قطعك واحسن الى من اساء إليك وقل الحقّ ولو على نفسك. ((ابن النجار عن على))

“Hendaklah engkau menyambung kepada orang yang memutuskan silaturrahmi  dari engkau, dan berbuatlah kebaikan kepada orang yang berkesalahan kepada engkau. Dan katakanlah barang yang haq meskipun mengenai dirimu sendiri.”

  1. Menghargai diri, kemanusiaan dan hak milik orang lain

Artinya: “ Hai sekalian Mukminin! Janganlah menghina sesuatu kaum kepada kaum yang lain, karena boleh jadi yang dihina itu lebih utama daripada yang menghina. Demikian pula janganlah orang perempuan menghina kepada perempuan lain. Dan janganlah kamu sekalian mencela diri-diri kamu sendiri, dan janganlah kamu member laqab (gelaran) kepada lainnya; sebusuk-busuk sebutan itu ialah “fasik” sesudah iman. Dan barang siapa yang tiada taubat, maka mereka itulah orang-orang yang menganiaya diri-dirinya sendiri.”

 ولا تبخسوا الناس أشياء هم ولا تعثوا في الأرض مفسدين. ((الشعراء:183))

            “Dan janganlah kamu sekalian menipu hak milik orang. Dan janganlah kamu sekalian berbuat kerusakan di atas bumi.”

ولا تأكلوا اموال الناس بالباطل وتدلوا بها إلى الحكام لتأكلوا فريقا من اموال الناس بالإثم وأنتم تعلمون.((البقرة:188))

            “Dan janganlah kamu sekalian makan (mengambil) harta benda manusia dengan jalan yang tiada haq.dan janganlah memberi suap kepada hakim-hakim untuk mengambil (memakan) harta benda orang lain dengan jalan kedosaan, padahal kamu sekalian mengerti (bahwa yang demikian itu dilarang).”

Cukuplah sekedar ini saja suntingan ayat-ayat dan hadist-hadist untuk penjelas langkah kelima itu, dan lanjut seterusnya dapatlah kiranya diperpanjang sendiri.

Kami serukan kehadapan ketua-ketua, pemimpin-pemimpin dan terutama mubalighin serta mubalighot kita, hendaklah peraturan islam tentang mu’amalah perkara jual-beli, pinjam-meminjam, dan lain sebagainya, supaya selalu diajarkan dalam kursus-kursus, pengajianpengajian agar dapatlah kiranya kaum kita itu senantiasa menetapi tuntunan Islam, pimpinan suci, sehingga tegak kokoh berdirinya persyarikatan kita Muhammadiyah. Amien!

Tamat juz yang pertama.

 

Baca juga LANGKAH YANG KEEMPAT

 

 

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker