BeritadefaultMuamalah

“Akrab Digital” Sebagai Mediator Pembelajaran Formal

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA— Meski sudah mulai lagi diterapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bagi anak-anak sekolah, akan tetapi dunia pendidikan tidak bisa sama sekali lepas dari adanya media digital sebagai mediator dalam pembelajaran.

Hal itu juga diaminkan oleh Nahar Miladi, Guru Kemuhammadiyahan di SD Muhammadiyah Insan Kreatif, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Menyampaikan mata pelajaran kemuhammadiyahan, Nahar mengatakan materi yang disampaikan ke peserta didik salah satu sumbernya adalah di media sosial.

Bukan sembarang media sosial yang dijadikan rujukan, akan tetapi media official atau media resmi milik Persyarikatan Muhammadiyah. Ia mencontohkan, misalnya ketika mencari bahan tentang pahlawan nasional yang berasal dari Muhammadiyah, didapatkan dari YouTube Muhammadiyah Channel dan Majelis Tabligh Muhammadiyah.

“Materi yang terkait dengan misalnya Hizbul Wathan, Tapak Suci, atau organisasi-organisasi otonom Muhammadiyah. Saya sering menggunakan Melawan Lupa (salah satu program tv). Namun Alhamdulillah, setelah milad (Muhammadiyah) kemarin Channel Muhammadiyah itu membuat tentang tokoh-tokoh pahlawan Muhammadiyah,” ucap Nahar pada (11/1) di acara Podcast Dialog Dakwah Budaya yang diselenggarakan atas kerjasama LK PPA dan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.

Selain channel YouTube Muhammadiyah Channel dan Majelis Tabligh Muhammadiyah, media resmi PP Muhammadiyah juga memiliki akun Instagram @lensamu @tabligh_Muhammadiyah, akun Twitter @muhammadiyah, akun Facebook Persyarikatan Muhammadiyah, Majelis Tabligh Muhammadiyah dan Website muhammadiyah.or.id dan Tabligh.id. Serta media resmi lain yang dikelola oleh Majelis, Lembaga, dan Ortom (MLO) Muhammadiyah, termasuk AUM.

Aktivis ‘Aisyiyah ini mengucap syukur atas penyediaan informasi digital yang diproduksi oleh PP Muhammadiyah, menurutnya informasi digital lebih mudah diakses ketimbang mencari bahan ajar dari buku dan lainnya. Oleh karena itu, Nahar berharap media official Muhammadiyah bisa semakin banyak memproduksi konten-konten positif yang mudah diakses publik.

Terkait itu, Sekretaris Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Iwan Setiawan menyebut bahwa konten digital yang diproduksi oleh media-media resmi persyarikatan harus menentukan segmentasi khusus. Pasalnya, meski konten yang diproduksi itu baik, akan tetapi jika ‘salah tempat’ juga tidak ada yang melihat.

“Dalam konteks Muhammadiyah kita harus berkemajuan, berkemajuan itu salah satunya dengan integrasi. Integrasi dengan komponen yang ada, karena kita itu sasarannya jelas,” imbuhnya.

Sasaran dari konten yang diproduksi oleh media-media persyarikatan sudah jelas, yaitu berbagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dengan segala bidangnya. Karena sasaran dakwah digital yang sangat melimpah tersebut, Iwan menyebut, bahwa saat ini MPI PP Muhammadiyah sedang men collected sumber daya tersebut.

Namun demikian, bukan berarti konten media sosial yang diproduksi oleh media-media persyarikatan hanya diperuntukkan bagi kalangan internal Muhammadiyah. Melainkan juga bagi kalangan luar Muhammadiyah, sebab mereka juga merupakan sasaran dakwah untuk mengenalkan Islam dan mengenalkan Muhammadiyah.

 

Tonton Selengkapnya : PODCAST DIALOG DAKWAH BUDAYA || AKRAB DENGAN BUDAYA DIGITAL

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker