default

“MUHAMMADIYAH” Menurut Pak A.R.

Part II

12. Apakah Yang Menjadi Rukun Iman bagi Orang-orang Muhammadiyah?

Rukun Iman dalam Muhammadiyah ialah :

a. percaya kepada Allah,

b. percaya kepada Malaikat Allah,

c. percaya kepada kitab-kitab Allah..

d. percaya kepada utusan-utusan Allah, c. percaya kepada hari akhir,

f. percaya akan adanya qodlo’ dan qodar dari pada Allah.

13. Apakah yang menjadi rukun Islam bagi orang Muhammadiyah?

Rukun Islam dalam Muhammadiyah ialah:

a. Syahadat dua, “mengakui bahwa sesungguhnya tak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah dan Allah itu Tuhan yang sebenarnya, dan mengakui bahwa Nabi Muhammad itu hamba dan pesuruh Allah”

b. Sholat lima waktu sehari semalam

c. Mengeluarkan zakat bila sudah sampai mustinya

d. Puasa satu bulan penuh/ adakalanya 29 hari dan adakalanya 30 hari/dalam bulan Romadion

e. menunaikan ibadat Haji bila sudah cukup segala-galanya yang diperlukan dalam penunaian ibadat Haji itu.

14. Apakah dalam Muhammadiyah ada kepercayaan bahwa: Allah itu aku, aku itu Allah, aku dan Allah itu satu. Untuk mudahnya adakah manusia itu kelak kembali kepada Allah dengan arti kata menjadi satu dengan Allah?

Tidak. Allah itu yang menjadikan dan kita manusia ini yang dijadikan. Allah itu Kholiq dan manusia itu makhluq.

15. Apakah hari qiyamat, hari akhir, hari pembalasan itu benar-benar ada? Apakah Muhammadiyah tidak menanam kepercayaan, bahwa sekarang itu sebenarnya sudah hari qiyamat?

Hari qiyamat itu benar-benar ada. Tetapi kapan waktunya hanyalah Allah sendiri yang tahu. Sekarang ini bukan hari qiyamat.

16. Apakah dalam Muhammadiyah ada kepercayaan bahwa “lidah” itu Sirotol Mustaqiem?

Tidak. Muhammadiyah tidak mengajarkan yang demikian itu.

17. Apakah Muhammadiyah mempunyai kepercayaan bahwa sesudah Nabi Muhammad s.a.w masih ada Nabi lagi?

Tidak. Sesudah Nabi Muhammad s.a.w. tidak ada Nabi lagi. Kalau ada orang mengaku Nabi sesudah Nabi Muhammad s.a.w. maka itu adalah Nabi palsu. Yang mempercayainya, kufur.

18. Bagaimana kalau ada orang yang tidak percaya adanya Syurga, Neraka lain-lain barang ghaib?

 Menurut paham Muhammadiyah, orang-orang yang demikian itu kafir hukumnya.

19. Bagaimana pandangan Muhammadiyah terhadap Nabi Isa a.s.?

Muhammadiyah berfahamı, bahwa Nabi Isa a.s. itu adalah Nabi seperti lain lain Nabi yang dua puluh empat lainnya.

20. Bagaimana kepercayaan Muhammadiyah terhadap adanya Malaikat Allah?

Malaikat itu adalah makhluq  Allah. Mereka itu makhluq dan mereka itu adalah bala tentara Allah kejadiannya lain dengan kejadian manusia. Manusia termasuk Nabi dan Rasul tak mungkin melihat Malaikat, kecuali kalau Malaikat itu sedang menjelma menyerupai manusia.

Para Malaikat itu hamba-hamba Allah yang sangat ta’at dan patuh. Tak pernah membantah perintah Allah bahkan selalu menjalankan sesuatu yangmenjadi perintah Allah.

21. Menurut kepercayaan yang ditanamkan oleh Muhammadiyah, apakah  sesungguhnya maksud manusia ini dijadikan atau dihidupkan oleh Allah ini?

Manusia itu dijadikan atau diberi hidup oleh Allah adalah agar manusia itu berbakti, beribadat kepada Allah. Demikianlah faham orang Muhammadiyah yang berdasarkan firman-firman Allah yang tersebut dalam Al-Qur’an

22. Bagaimanakah pendapat Muhammadiyah tentang apa yang bernama ibadat? Apakah ibadat itu terbatas pada sholat, zakat, puasa dan haji?

Muhammadiyah berpendapat bahwa ibadat itu tidak hanya terbatas pada sholat, zakat, puasa dan haji. Segala sesuatu yang ditujukan untuk berbakti kepada Allah, maka itu dapatlah dihitung sebagai ibadat, asal saja cara-cara itu tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan Islam.

Di samping itu cara-cara peribadatan yang sudah tentu-tentu ada tuntunan nya dari Rasulullah s.a.w.. maka peribadatan itu tidak boleh ditambah tambah. Menambah-nambah yang semacam itu seolah sama dengan membuat agama baru. Hukum menambah-nambah agama atau peribadatan itu haram. Demikian itu adalah sesat. Dan karena itu Muhammadiyah sangat berusaha agar peribadatan dalam Muhammadiyah jangan dalam tambahan tambahan.

Diusahakan agar soal-soal agama dalam Muhammadiyah sama seperti yang telah terjadi di zaman Rasulullah s.a.w. Muhammadiyah sangat mengusahakan agar keluarga Muhammadiyah puasa dengan tindakan dan percontohan-percontohan yang telah dilakukan oleh Rasulullah s.a.w. meskipun berat, kalau itu sama dengan tuntunan Rasulullah s.a.w., Muhammadiyah berusaha untuk mengamalkannya. Sebaliknya meskipun ringan. bila menyalahi Rasulullah s.a.w. Muhammadiyah akan meninggalkan.

Part II

Sumber : Buku MENUJU MUHAMMADIYAH Cetakan I 1984

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker