BeritadefaultIbadah

Shalat Media Khusus Untuk Kita Melihat Allah

TABLIGH.ID, BANJARNEGARA – Masjid Baiturrahman, Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, menggelar pengajian bersama, Ahad (7/8). Dalam pengajian tersebut mengusung tema “Sudah benarkah salat kita?” yang disampaikan oleh Syakir Jamaluddin, Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

“Salat adalah ibadah yang salah satu fungsinya adalah untuk mengingat Allah, dan sangat dahsyat pengaruhnya. Ibadah pertama yang akan dihisab adalah salat, jika shalat tersebut baik maka seluruh amalnya akan baik, tetapi jika salatnya tidak baik maka begitu pula ibadah yang lainnya,” tutur Syakir.

Menurut Syakir, salat dapat melindungi diri kita dari perbuatan keji sebagaimana terdapat dalam Surat Al-Ankabut : 45 yang memiliki makna “dan dirikanlah salat, sesungguhnya salat mampu mencegah perbuatan keji dan munkar”. Tetapi juga banyak ditemukan perbuatan yang keji dilakukan oleh orang yang menjalankan salat. Lalu dimanakah masalahnya? Yaitu kita tidak pernah menghadirkan Allah dalam salat kita. Jika kita menghadirkan Allah dalam salat kita maka shalat tersebut akan bermakna besar.

Syakir melanjutkan hadits Nabi menyebutkan bahwa ketika kita beribadah seakan-akan kita melihat Allah, walaupun kita tidak melihat Allah tetapi Allah melihat kita. “Terutama salat adalah media khusus yang diciptakan oleh Allah sebagai syariat bagi umat manusia, sehingga sudah sepantasnya kita mendatangkan Allah pada salat kita agar salat lebih bermakna,” terangnya.

Dikutip dari buku Kuliah Fiqih Ibadah bahwa dalam masalah ibadah, jika masih ada dasar haditsnya tidak ada masalah. Menurut Syakir persoalan beda pemahaman itu wajar, tidak perlu diperselisihkan apalagi dipertengkarkan, yang paling penting adalah adanya dalil dari Qur’an dan Hadits.

Selain menjelaskan tentang salat, Syakir juga menguraikan perbedaan gerakan salat. Contoh yang dijelaskan adalah ketika salat berjamaah maka gerakan imam dan makmum adalah sama, lalu bagaimana jika imam melakukan qunut? Maka jamaah dapat mengikuti sang imam atau tidak juga tidak mengapa. Ketika imam menggerak-gerakkan jari pada saat tahiyat apakah makmum wajib mengikuti? makmum tidak mengikuti tidak mengapa. Gerakan yang dimaksud tidak boleh berbeda adalah gerakan-gerakan besar. Seperti ketika berdiri maka makmum ikut berdiri bukan melakukan gerakan yang lain.

 

Tonton Selengkapnya :

https://www.youtube.com/watch?v=F1Xr751E-yA&ab_channel=MajelisTablighMuhammadiyah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker