BeritaIbadahTanya Jawab Agama

MASALAH BACAAN DAN GERAKAN DALAM SHALAT: Bacaan Fatihah, Qunut dan Shalawat

Tanya Jawab Agama Jilid II

Tanya: Mohon diterangkan atas dasar Al-Qur’an dan Hadis ucapan-ucapan dalam shalat:

  1. Membaca Al Fatihah dimulai dari bacaan Alhamdulillah yang dikeraskan.
  2. Tidak mendoa qunut di waktu shalat Shubuh.
  3. Bacaan shalawat tidak menggunakan sayyidina. (Suroso, Jl. Jenderal Sudirman 53 Jetis, Ponorogo, Jatim).

Jawab: Menurut Keputusan Muktamar Tarjih yang kemudan dibukukan dalam Himpunan Keputusan Tarjih, bacaan yang dibaca sesudah iftitah sebelum baca surat, membaca Ta’awudz, kemudian membaca Basmalah, lalu baca Fatihah. Adapun alasan membaca Basmalah antara lain Hadis berikut:

حَدِيثُ نُعَيْم الْمُجْمَرِ قَالَ : صَلَّيْتُ وَرَاءَ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقَرَأَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ، ثُمَّ قَرَابِأَمّ الْقُرْآنِ حَتَّى بَلَغَ « وَلَا الضَّالِّينَ ، فَقَالَ : آمِينَ وَقَالَ النَّاسُ ، آمِينَ (الحديث) وَيَقُولُ إِذَا سَلَّمَ : وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَشْبَهُكُم صَلَاة بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ( رواه النسائي وابن خزيمة والسراج وابن حبّان وغيرهم)

   Artinya: Hadis dari Nu’aim Mujmiri, katanya: “Saya melakukan shalat di belakang Abu Hurairah ra. maka ia membaca Bismillahirrahmanirrahim lalu membaca induk Al-Qur’an (surat Fatihah) sehingga tatkala sampai WALADH DHALLIN, ia membaca Amin maka orang-orang membaca Amin… dan seterusnya. “Setelah salam ia mengatakan: “Demi yang menguasai diriku, sungguh shalatku menyerupai shalat Rasulullah saw. (Diriwayatkan oleh An Nasa’i, Ibnu Huzaimah, As Siraj, Ibnu Hibban dan lainnya).

Dalam membaca Basmalah ini memang dalam keputusan tidak ditetapkan, apakah jahr (keras) atau sir (pelan-pelan), maka pengalamannya dapat dibaca keras atau pelan-pelan.

Membaca doa qunut di waktu berdiri i’tidal rakaat kedua shalat Subuh, menurut pentarjihan, kurang kuat dalilnya, oleh karena itu tidak diamalkan.

Bacaan shalawat dalam shalat yang diajarkan oleh Nabi memang tidak memakai sayyidina, sebagai disebutkan dalam riwayat Ahmad dan Muslim dari Abu Mas’ud sebagai berikut:

قَالَ بَشِيرُ بْنُ سَعِيدٍ : أَمَرَنَا اللَّهُ أَنْ نُصَلِّي عَلَيْكَ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ ؟ قَالَ: قُوْلُوا : اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ … الحديث ( رواه أحمد ومسلم والنسائي والترمذي عن أبي مسعود)

  Artinya: Berkata Basyir bin Sa’ad kepadanya (Nabi): “Allah memerintahkan kepada kita untuk mengucapkan shalawat padamu (Nabi), maka bagaimana kami mengucapkan shalawat itu padamu? “Bersabda Nabi: ALLAHUMMA SHALLI ‘ALA MUHAMMAD WA’ALA AALI MUHAMMAD… dan seterusnya lanjutannya Hadis. (Hadis riwayat Ahmad, Muslim, An Nasa’i dan At Tirmidzi dari Abu Mas’ud).

Banyak riwayat lagi yang menerangkan shalawat Nabi tidak menggunakan kata sayyidina, seperti riwayat Bukhari dan Muslim dan Humaidy, riwayat Ahmad dan An Nasa’i dan Abu Ya’la, riwayat At Thahawy dan Abu Sa’id bin Al Araby.

Sumber: Buku Tanya Jawab Agama Jilid II, Halaman 53-54

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker