BeritadefaultIbadah

AIK Harus Mampu Menjawab Problematika Masyarakat

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA—Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (PTMA) diharapkan mereaktualisasikan jiwa gerakan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) supaya selaras dengan arah dakwah Muhammadiyah di abad kedua.

Pada abad kedua Muhammadiyah mengusung tiga agenda besar, yakni internasionalisasi Muhammadiyah, digitalisasi dakwah Muhammadiyah, serta pengembangan keilmuan dan teknologi Muhammadiyah.

Ketua Asosiasi Lembaga Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (ALAIK) dan Ketua Panitia Musyawarah Nasional (Munas) ALAIK ke-1 PTMA Sekaligus Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Miftahul Haq menegaskan bahwa, AIK harus diaktualisasikan di PTMA supaya selaras dengan arah Muhammadiyah abad kedua.

“Untuk menjadikan pendidikan AIK sebagai ruh (jiwa) dalam agenda dakwah Muhammadiyah di abad ke-2, maka dibutuhkan reaktualisasi pendidikan AIK di PTMA,” jelas Miftahul.

Pada Munas yang diselenggarakan secara luring dan daring pada (5-6/2) tersebut, Miftah menjelaskan bahwa ada tiga agenda reaktualisasi pendidikan AIK di PTMA, yakni :

Pertama, penguatan SDM dosen AIK PTMA. SDM dosen AIK memiliki posisi yang sangat penting dan utama. Sebagai aktor dari proses reaktualisasi pendidikan AIK di PTMA, maka SDM dosen AIK harus berkualitas dan excellent.

Oleh karena itu, strateginya dengan mendorong dosen AIK berpendidikan doktor (S3) baik di dalam maupun luar negeri dan didorong berkualifikasi ke guru besar (profesor).

Selain itu, dosen AIK didorong terlibat aktif pada dunia riset baik skala nasional dan internasional. Hal tersebut dalam rangka membangun road map pengembangan keilmuan dan teknologi Muhammadiyah, terutama di era disrupsi.

Kedua, pengembangan pendidikan (pembelajaran) AIK di PTMA. Pola pengembangan pendidikan AIK adalah dengan memadukan keilmuan Islam, kemuhammadiyahan, dan keilmuan sosial-saintifik.

Menurutnya, pendidikan AIK harus mampu menjawab problematika masyarakat kontemporer (red: masyarakat disrupsi). Untuk mampu menjawab hal itu maka pola pendidikan AIK juga harus didorong dengan pembiasaan pembelajaran berpikir merdeka dan pembiasaan riset serta pengembangan skill untuk dapat berkiprah di tengah masyarakat.

Ketiga, penguatan lembaga AIK di PTMA. Pada konteks ini semua stakeholder mulai dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dan jajaran rektorat di semua PTMA harus satu suara memberikan perhatian lebih terhadap kelembagaan AIK.

“Tentunya dengan membuat kebijakan-kebijakan yang memberikan supporting pendanaan maupun kegiatan program-program lembaga AIK,” tandasnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker