BeritadefaultIbadah

Allah Memberikan Manusia Sifat Fujur dan Takwa

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA — Allah menciptakan Manusia dengan lengkap segala kelebihan yang dimiliki. Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang paling mulia di antara makhluk lainnya karena dilengkapi dengan kelebihan fisik, akal dan nafsu. Akan tetapi dalam QS al-Baqarah ayat 30 mengabadikan keberatan malaikat atas rencana Allah SWT yang akan menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Sejak lahir di Dunia ini, di dalam setiap jiwa manusia, Allah SWT menyimpan dua benih, yaitu benih fujur (kefasikan) dan benih takwa (kebaikan). Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam QS Asy-Syams: 8-10, “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan merugilah orang yang mengotorinya.”

Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Anhar Anshori menjelaskan isi kandungan ayat di atas adalah Allah mengilhamkan kepada jiwa manusia dua sifat yang berbeda yaitu fujur (fasik) dan takwa. Keduanya berfokus pada fikiran dan hati seseorang supaya tidak dikendalikan oleh hawa nafsu.

“Allah memerintahkan kita untuk menata jiwa kita yang di fokuskan kepada fikiran dan hati supaya hati dan fikiran kita ini tidak dikendalikan oleh hawa nafsu kita, supaya hidup kita menjadi stabil, hati dan fikiran kita menjadi tenang.” ujar Anhar Anshori dalam Pengajian Rutin Ba’da Maghrib Islamic Center UAD (18/11).

Manusia diberikan potensi berfikir oleh Allah sebagai anugerah yang luar biasa, agar manusia dapat memahami wahyu yang diturunkan oleh Allah lewat Nabi Muhammad Shalallahu ‘alai wa sallam. Karenanya, keberadaan sifat fujur akan mendorong manusia untuk tazkiyat al-nafs atau menyucikan jiwa.

“Maka syariat ini menjadi objek berpikir kita, objek nalar kita. Al-Qur’an dan Sunnah menjadi sumber rujukan dan harus dengan kekuatan Akal, tetapi perlu saya sampaikan berpikir dalam Islam bukan berpikir secara bebas.” terang Dosen Universitas Ahmad Dahlan ini.

Karena itu, Anhar berpesan agar setiap muslim terutama warga Muhammadiyah memperhatikan hati dan pikiran supaya dapat menghantarkan seseorang menjadi makhluk yang mulia di sisi Allah.

“Menjadi Hamba Allah secara total bukan menjadi Hamba Syaitan yang harus betul-betul menghambakan diri termasuk hati dan pikiran hanya kepada Allah,”imbuhnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker