BeritaIbadahTanya Jawab Agama

MASALAH SHALAT FARDHU DAN SUNAT: Masbuq dalam Shalat Jum’at

Tanya Jawab Agama Jilid II

Tanya: Bila orang tidak melakukan shalat Jumat atau masbuq apakah melakukan shalat Jumat dua rakaat atau shalat Dzuhur? Dalam HR. Abu Dawud dan Thariq dan Syihab dan HR. Ahmad dari Aisyah, tidak ada yang menerangkan shalat Dzuhur. Bagaimana hukumnya dengan Surat Jumat ayat 9? Mohon penjelasan. (Arief Afsar NBM. 593. 251 Boja Kab. Kendal).

Jawab: Ada dua masalah yang Anda tanyakan, yakni:

a. Makmum shalat Jumat masbuq artinya tertinggal.

b. Orang yang melakukan shalat Jumat.

  1. Orang yang masbuq, artinya makmum yang tertinggal dalam melakukan shalat Jumat, yang datang ketika imam telah melakukan ruku’ atau sujud atau bahkan telah melakukan tahiyat akhir, berdasarkan pendapat para imam madzhab harus melakukan shalat Dzuhur. Berdasarkan riwayat-riwayat di bawah, makmum yang masbuq shalat Jumat tidak perlu melakukan shalat Dzuhur, tetapi cukup menyempurnakan kekurangannnya. Hadis-hadis itu antara lain:

a. Hadis riwayat Bukhari dan Muslim dan ahli Hadis yang lain:

إِذَا سَمِعْتُمُ الْإِقَامَةً فَامْشُوا إِلَى الصَّلَاةِ وَعَلَيْكُمُ السَّكِينَةَ وَالْوِقَارَ وَلَا تُسْرِعُوا فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا (رواه البخاري ومسلم وغيرهما )

  Artinya: Apabila kamu mendengar iqamah, hendaknya kamu berjalan menuju tempat shalat dengan tenang dan tentram dan jangan tergesa-gesa. Apa yang kamu dapati pada shalat itu kamu kerjakan dan apa yang terluput, kamu sempurnakan. (HR. Bukhari dan Muslim).

b. Hadis riwayat Bukhari dan Muslim pula:

إِذَا ثّوبَ بِالصَّلَاةِ فَلَا يَسْعَ إِلَيْهَا أَحَدُكُمْ وَلَكِنْ لِيَمْشِ وَعَلَيْهِ السَّكِينَةَ وَالْوَقَارَفَصَلِّ مَا أَدْرَكْتَ وَاقْضِ مَا سَبَقَكَ ( رواه البخاري ومسلم)

  Artinya: Apabila dimulai iqamah untuk shalat, maka janganlah seseorang diantaramu berlari-lari daripadanya tetapi hendaknya ia berjalan dengan tenang dan tentram. Maka shalatlah dengan yang kau dapati dan penuhi apa yang terlampau. (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Mengenai orang yang tidak diwajibkan shalat Jumat (karena dikecualikan dari Hadis riwayat Abu Dawud dari Thariq bin Syihab) ialah hamba, wanita, anak-anak dan orang yang sakit, maka wajib melakukan shalat Dzuhur berdasarkan perintah umumnya yakni melakukan shalat Dzuhur setiap waktu siang sesudah matahari tergelincir.

Riwayat Ahmad, An Nasaiy dan At Tirmidzi dari Jabir ra:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ فَقَالَ لَهُ : قُمْ فَصَلِّ فَصَلَّى الظّهْرَ حِينَ زَالَتِ الشَّمْسُ

  Artinya: Diriwayatkan oleh Jabir ra: Sesungguhnya telah datang kepada Nabi saw malaikat Jibril dan berkata kepadanya: “Berdirilah untuk melakukan shalat, maka shalatlah Nabi shalat Dzuhur ketika matahari telah tergelincir,..dan seterusnya. (HR. Ahmad, An Nasaiy, dan At Tirmidzy).

Jadi melakukan shalat Dzuhur tidak berdasarkan Hadis riwayat Abu Dawud dari Thariq bin Syihab, tetapi pokok yang berlaku umum, yakni setiap hari dikala tergelincir matahari Allah memerintahkan shalat sebagai tersebut pada surat Al Isra ayat 78 yang pelaksanaannya disebutkan shalat Dzuhur seperti tersebut pada Hadis riwayat Ahmad, An Nasaiy dan At Tirmidzy di atas. Dan ayat 9 surat Al Jumuuah merupakan perintah khusus di hari Jumat diwajibkan shalat Jumat bagi orang-orang Mukmin. Hadis riwayat Abu Dawud dari Thariq bin Syihab merupakan bayaan/perintah penjabaran atau pelaksanaan shalat Jumat, mengecualikan empat orang tadi. Kepada mereka yang memenuhi syarat taklif, masih terkena perintah umum ayat 78 surat Al Isra dan Hadis riwayat Ahmad, An Nasaiy dan At Tirmidzy seperti tersebut di atas, yakni shalat Dzuhur.

Sumber: Buku Tanya Jawab Agama Jilid II, Halaman 67-69

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker