TABLIGH.ID, YOGYAKARTA—Setiap tanggal 10 November, selalu terbayang sosok-sosok tangguh yang tak gentar membela bangsa. Sosok mereka yang rela bercucuran darah dan menukar jiwa demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Karenanya, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyayangkan bila Hari Pahlawan hanya dijadikan sebagai acara seremonial belaka.
“Bangsa Indonesia tentu harus memperingati Hari Pahlawan sebagai ikhtiar untuk menyerap nilai perjuangan dari para pahlawan Indonesia sekaligus mengaktualisasikan nilai-nilai kepahlawanan itu agar hidup di dalam jiwa, alam, pikiran, sikap, dan tindakan warga dan elit bangsa. Hari Pahlawan jangan hanya dijadikan seremonial belaka,” tutur Haedar pada Senin (08/11).
Terlebih kini, bangsa Indonesia dihadapkan dengan tantangan yang lebih kompleks, lawan tidak datang dalam bentuk penjajahan fisik. Ancaman terbesar justru hadir saat warga dan elit bangsa tidak lagi menjaga persatuan. Karenanya, Haedar mengingatkan agar di Hari Pahlawan kembali menghidupkan nilai-nilai kepahlawanan baik bagi warga maupun elit bangsa, di antaranya:
Pertama, nilai pengorbanan. Para pahlawan telah berkorban demi merawat eksistensi Republik Indonesia dalam panggung sejarah bangsa-bangsa. Jika nilai pengorbanan ini diaktualisasikan dengan baik, akan terbentuk bangsa yang peka dan mau membantu sesama, dan tidak lagi melakukan provokasi yang dapat menimbulkan konflik dalam berbangsa dan bernegara.
“Para pahlawan nasional dalam mewujudkan dan mengisi kemerdekaan Indonesia mereka berani berkorban, pikiran, harta, bahkan jiwa untuk Indonesia. Mereka memberi bukan meminta dan bukan mengambil. Itulah ciri berkorban,” tegas Haedar.