BeritaIbadahTanya Jawab Agama

MASALAH WUDLU DAN MANDI WAJIB: Mandi Wajib Menyentuh Kemaluan

Tanya Jawab Agama Jilid II

Tanya: Bagaimana kalau dalam mandi junub itu menyentuh kemaluan, apakah tidak perlu wudlu? Mohon penjelasan. (Seorang guru, di Yogyakarta).

Jawab: Memang benar Nabi tidak wudlu lagi setelah mandi janabat. Hal ini dinyatakan oleh Hadis riwayat Ahmad dan Abu Dawud, An Nasaiy, At Tirmidzy dan Ibnu Majah dari Aisyah. Untuk jelasnya Hadis tersebut sebagai berikut:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَتَوَضَّأُ بَعْدَ الْغُسْلِ مِنَ الْجَنابَةِ ( رواه أحمد وأبو داود والنسائي والترمذي وابن ماجه )

   Artinya: Hadis diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata: “Rasulullah SAW tidak lagi mengambil air sembahyang sesudah mandi janabat.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasaiy, At Timidzy dan Ibnu Majah).

Mengenai ketentuan batalnya wudlu karena menyentuh kemaluan dinyatakan oleh Hadis Riwayat Abu Dawud, At Tirmidzy, An Nasaiy dan Ibnu Majah dari Busrah binti Shafwan dan Hadis riwayat Thalaq bin Ali:

حَدِيثُ بُسْرَةَ بِنْتِ صَفْوَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلَا يُصَلِّ حَتَّى يَتَوَضَّأ

( أخرجه الأربعة )

  Artinya: Hadis Busrah binti Shafwan, menerangkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa menyentuh kemaluannya, maka jangan shalat sebelum berwudlu.” (Ditakhrijkan oleh Empat Ahli Hadis).

حَدِيثُ طَلْقِ بْنِ عَلِيّ : مَنْ مَسَّ فَرجَهُ فَلْيَتَوَضَّأ ( اخرجه الطبراني وصح )

   Artinya: Hadis Thalaq bin Ali menyatakan bahwa: “Barangsiapa yang menyentuh kemaluannya maka berwudlulah.” (Ditakhrijkan oleh Ath Thabarany dan ia menshahihkannya).

Masih ada lagi Hadis yang menguatkan hal tersebut seperti Hadis Riwayat Ahmad dari Amr bin Syu’aib dan Hadis riwayat Ibnu Hibban dari Abu Hurairah. Jadi jelas, menyentuh kemaluan membatalkan wudlu. Tetapi bagaimana Nabi melakukan mandi junub kemudian sesudah itu tidak wudlu lagi. Untuk menjawab hal itu perlu memperhatikan bagaimana cara Nabi mandi.  Pada waktu Nabi mandi menyentuh kemaluan sebelum wudlu sehingga setelah selesai mandi tidak perlu lagi wudlu. Perhatikan Hadis bagaimana Nabi melakukan mandi janabat tersebut di bawah:

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ يَبْدَأ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِعُ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرَجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَأُ وُضُوءَهُ ثُمَّ يَأْخُذُ الْمَاءَ وَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي أُصُولِ الشَّعْرِ حَتَّى إِذَا رَأَى أَنْ قَدِ اسْتَبْرَأَ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَثَيَاتٍ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ (أخرجه البخاري ومسلم)

   Artinya: Hadis dari Aisyah ra., ia menerangkan bahwa: “Nabi saw. apabila mandi janabat, memulai membasuh kedua tangannya, kemudian menuangkan bagian-bagian kanannya terus bagian kirinya, lalu mencuci kemaluannya, lalu wudlu seperti wudlu untuk shalat, kemudian mengambil air dan memasukkan jari-jarinya dipangkal rambut sehingga apabila ia merasa bahwa sudah merata ia siramkan air di kepala tiga kali tuangan, lalu meratakan ke seluruh badan, kemudian membasuh kedua kakinya. (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan memperhatikan Hadis di atas jelas bahwa Nabi tidak mengulang wudlu karena beliau menyentuh kemaluannya sebelum wudlu.

Sumber: Buku Tanya Jawab Agama Jilid II, Halaman 45-47

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker