BeritadefaultOrganisasi

Apakah Muhammadiyah itu

Part 3 Buku : Analisis Akhlak Dalam Perkembangan MuhammadiyahOleh : Prof. K. H. Farid Ma’ruf

Apakah Muhammadiyah itu

Part 3 Buku : Analisis Akhlak Dalam Perkembangan Muhammadiyah

Oleh : Prof. K. H. Farid Ma’ruf

 

Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan Islam yang didirikandan dibangun oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhidjdjah 1330 H. Atau 18 November 1912 M. Di Kauman Yogyakarta, yang kini cabang dan ranting / kelompoknya telahterbesar diseluruh Indonesia, dikepulauannya, provinsinya, kabupaten, bahkan kelurahan. Tersebarnya Muhammadiyah dengan cepat, merata di seluruh plosok Indonesia itu, semata-mata karean pertolongan Allah SWT., kebesaran jiwa pendirinya dan kebijaksanaan para pemimpinnya.

Sifat Muhammadiyah

Pimpinan Muhammadiyah telah merumuskan tentang sifat Muhammadiyah ini, dan lalu dikemukakan dalam Majelis Tanwiri dan Mu’tamar.

Sifat Muhammadiyah yang telah dirumuskan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah ialah “gerakan agama Islam, bukan organisasi sosial dan bukan pula partai politik”. Akan tetapi dalam “Kepribadian Muhammadiyah” yang telah disusun oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, majelis Tanwir dan diteruskan ke mu’tamar Muhammadiyah setengah abad, didapatkan juga tentang sifat Muhammadiyah. Didalam “Kepribadian Muhammadiyah” tersebut, dinyatakan bahwa Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihar sifat-sifatnya yang tejalin dibawah ini:

  1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
  2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwwah Islamiyah.
  3. Lapang dada, luas pandagan dengan memegang tegu ajaran Islam.
  4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
  5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan-peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah.
  6. Amar ma’ruf nahi mungkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
  7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangaunan sesuai dengan ajaran Islam.
  8. Kerja sama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan Agama Islam serta membela kepentingannya.
  9. Membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai Allah.
  10. Bersifat adil serta korektif kedalam dan keluar dengan bijaksana.

Dasar / azas Muhammadiyah

Menurut album Muhammadiyah ke II th. 1934, dinyatakan bahwa dasar Muhammadiyah ialah: “hanya hendak menyerah kepada Tuhan Allah dan menjalankan perintah-Nya yang tersebut dalam Al-Qur’an dan mencotoh Nabi Besar Muhammad saw. yang tersebut dalam Hadisnya, dengan mengharap akan pahala sorga dan menjaga diri dari siksa neraka dihari kemudian, serta menjalankan dan mengorbankan harta, tenaga fikiran dan nyawanya pada agama Islam”. Sedangkan menurut putusan mu’tamar Muhammadiyah yang ke 34 pada tgl. 18-23 November 1959, persyarikatan berasaskan Islam.

Islam dijadikan asas Muhammadiyah dalam kepercayaannya, peribadatannya, amal usahanya dan dalam perjuangannya itu memang tepat dan sesuai dengan sifatnya sebagai tepat dan sesuai dengan sifatnya sebagai gerakan agama Islam. Akan tetapi bila kita hubungkan antara perumusan dasar Muhammadiyah dalam album Muhammadiyah ke II tahun 1934 dan perumusan asas Muhammdiyah dalam mu’tamarnya yang ke 34 dapat kami simpulkan bahwa dasar/asas Muhammadiyah itu ialah taqwa dan keridhaan Allah, sesuai dengan firma Allah:

أَفَمَنۡ أَسَّسَ بُنۡيَٰنَهُۥ عَلَىٰ تَقۡوَىٰ مِنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٍ خَيۡرٌ أَم مَّنۡ أَسَّسَ بُنۡيَٰنَهُۥ عَلَىٰ شَفَا جُرُفٍ هَارٖ فَٱنۡهَارَ بِهِۦ فِي نَارِ جَهَنَّمَۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ١٠٩ [سورة التوبة,١٠٩]

Artinya : ”Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar takwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” [Q.S. At-Taubah (9): 109]

Demikian menurut pikiran dan pendapat kami, meskipun dalam kepribadian Muhammadiyah dinyatakan tentang dasar usaha Muhammadiyah itu, yang seolah-olah memperkuat pendapat kami, ialah:

  1. Dalam melaksakan segala gerakan Muhammadiyah harus tetap senantiasa berdasarkan tauhid dan tawakkal kepada Allah dengan maksud beribadah serta mentaati segala perintah dan larangan-Nya. Kesemuanya itu harus diajarkan serta dididikkan kepada kaum Muhammadiyah sehingga setiap orang Muhammadiyah menjadi contoh tauladan, memegang peranan dalam kencah pembangunan serta perbaikan negera dan masyarakat.
  2. Muhammadiiyah adalah suatu faktor kuat dalam perkembangan masyarakat serta kaum Muhammadiyah merupakan anggota masyarakat yang tidak diam, tetapi bergerak maju membangun dan berjuang. Karena itu gerakan Muhammadiyah harus aktif dan menonjol ditengah masyarakat untuk memimpin atau setidaknya menjadi penerangan yang cemerlang.
  3. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa tidak ada landasan yang dapat membahagiakan manusia didunia ini, kecuali ajaran Islam. Bahkan ajaran Islam itu membawa kebahagiaan manusia diakhirat. Karena itu apapun ajaran Islam yang terdapat dalam Qurban dan Hadis wajib dipatuhi. Segala kebijaksanaan pimpinan serta taktik strategis perjuangan harus dinilai dan sesuai dengan ajaran Islam itu.
  4. Setelah kita dapat berdiri tegak dan berjalan diatas landasan itu. Barulah Muhammadiyah kuat untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dengan mengatasi segala rintangan yang ada.
  5. Ittiba’ atau mengikuti langkah dan perjuangan Nabi Muhammad saw adalah menjadi kewajiban setiap muslim. Untuk menggerakkan ummat kearah ittiba’ itulah maka Muhammadiyah didirikan. Kita wajib mencontoh sikap dan keteguhan Rasulullah dalam menghadapi penderitaan dan rintangan, kesabarannya dalam duka cita serta kesyukurannya dalam menerima nikmat. Kita harus senantiasa berusaha memiliki sifat-sifat yang dicontohkan oleh beliau.
  6. Usaha dan perjuangan perseorangan ternyata tidak effektif. Muhammadiyah berjuang dan beramal dengan berorganisasi yang berdasarkan musyawarah bersama. Menghimpun dan mendidik kader pimpinan, mengaktifkan gerak anggota, menentukan peraturan untuk mencapai kelancaran dan ketertiban itulah tugas Muhammadiyah dalam berorganisasi. Dengan disiplin, kerapihan dan ketertiban organisasi Muhammadiyah dapat mencapai hasil Muhammadiyah dapat mencapai hasil yang jauh lebih besar dan lebih dapat menanggulangi rintangan manapun juga.

baca juga FALSAFAH AJARAN K. H. AHMAD DAHLAN (II)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker