BeritadefaultFiqh Da'wah

Dai Muhammadiyah Harus Membawa Cinta Kasih, Tidak Boleh Menambah Beban Masyarakat

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA – Rahmat, dan Rahman-Rahim atau cinta kasih adalah inti dari ajaran Islam. Allah sendiri bahkan telah mewajibkan sifat cinta kasih di dalam diri-Nya sebagaimana termaktub dalam Surat Al-An’am ayat ke-54. Berkaca dari hal itu, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal meminta para dai dan mubaligh Muhammadiyah untuk mengedepankan sifat ramah, rahmat dan penuh cinta kasih dalam berdakwah.

“Pada saat ini umat kita menunjukkan sikap yang kontradiktif, keindahan islam kemudian sirna begitu saja karena perilaku-perilaku yang tidak semestinya,” sebut Fathurrahman dalam forum Refreshing Mubaligh Muhammadiyah PWM Sulawesi Selatan, Senin (21/3).

Selain banyak redaksi ayat Alquran dan hadis yang memerintahkan sikap cinta kasih, sifat ini kata dia diperlukan lebih-lebih dalam kondisi umat yang mengalami disrupsi pasca pukulan pandemi Covid-19. Pukulan ekonomi, lompatan budaya dan teknologi akibat pandemi mempengaruhi psikologi dan beban masyarakat.

Ditambah lagi dengan ucapan dan sikap-sikap para pejabat negara yang tidak berpihak pada masyarakat kecil. “Maka para dai tidak boleh memberi beban lagi kepada masyarakat dengan ucapan-ucapan kekerasan, dengan stigma-stigma negatif, terlalu mudah mengatakan bidah, terlalu mudah mengatakan kafir dan sesat. Saya kira tipologi dakwah Muhammdiyah harus memegang ayat Fabima rahmatin minallahi linta lahum (Ali Imran ayat 159),” pesannya.

Lebih lanjut, Fathurrahman mengutip hadis riwayat Abu Hurairah yang menyatakan Nabi tidak diutus sebagai pelaknat, tetapi sebagai pembawa rahmat. Dalam Surat Ar-Rahman, bahkan sifat cinta kasih didahulukan daripada pengajaran ilmu.

Fathurrahman berharap para dai dan mubaligh Muhammadiyah menjadikan cinta kasih sebagai pedoman dalam bertutur, berpikir, dan bertindak. “Sebelum Allah mengajarkan Alquran, sebelum kita berdakwah, yang harus sudah selesai pada diri kita adalah rahmat itu sudah harus melekat dalam diri kita, karena Allah mengedepankan sifat Ar Rahman dibandingkan fi’l Allah yaitu ‘alamal-quran,” ingatnya.

“Maknanya para dai sebelum melakukan aktivitas dakwahnya, dia harus menginstalisasi terlebih dulu dalam karakter pribadinya apa yang disebut denga sifat rahmah,” pungkas Fathurrahman.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker