Beritadefault

Muhammadiyah Amerika Serikat Akan Kaji Kitab Karya Imam Al Ghazali

TABLIGH.ID, ARIZONA—Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Amerika Serikat akan mengkaji salah satu kitab karya Hujjatul Islam Al Ghazali yaitu Al-Munqidz min al-Dhalal.

Bekerja sama dengan Center for Integrative Science and Islamic Civilization (CISIC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), kajian ini akan rutin diselenggarakan setiap pekan pada hari Sabtu.

Abu Hamid Al Ghazali (505/1111) merupakan pemikir muslim paling berpengaruh pada Abad Pertengahan. Dikenal sebagai pembaharu Islam, tokoh jenius ini dipuji oleh sederet ulama Islam sekaligus ilmuwan Barat dari masa ke masa. Namun, tidak sedikit pula peneliti yang menuduh penulis kitab Ihya Ulumiddin ini sebagai biang penyebab kemunduran pemikiran rasional dan filsafat di dunia Timur terutama Islam.

Dalam kitab Al-Munqidz, Al Ghazali menceritakan pengalaman dan perjalanan pribadinya dalam menempuh jalur sufi. Perjalanannya menempuh jalur sufi itu memerlukan waktu yang sangat panjang dan berliku. Hampir setengah dari usianya, ia habiskan untuk mencari dan menyelidiki semua aliran yang berkembang pada saat itu.

Karenanya, teks dalam kitab Al Munqidz ini nyaris mustahil lahir dari orang dengan pengelaman spritual yang mentah. Ketua PCIM Amerika Serikat sekaligus dosen UMY Muhamad Rofiq Muzakkir akan bertindak sebagai pembedah kitab Al Munqidz.

Menurutnya, kajian ini mula-mula akan mengupas deskripsi Al Ghazali mengenai krisis pengetahuan yang menimpa dirinya, kelemahan sekaligus relevansi beberapa cabang ilmu, hubungan antara politik dan perkembangan ilmu pengetahuan, dan kemajuan serta kemunduran sains pasca Al Ghazali.

Dalam kajian perdana pada Sabtu (27/08), Rofiq mengungkapkan bahwa kajian ini kurang lebih akan berlangsung selama sepuluh kali pertemuan. Teknis kajiannya seperti di dunia pesantren yaitu langsung membaca kutipan-kutipan penting dari kitab Al Munqidz kemudian diterjemahkan dan dibedah. Karenanya, salah satu tujuan pokok diadakannya kajian ini adalah untuk kembali menyapa turats sebagai warisan intelektual dari para ulama Islam.

“Salah satu tujuan diselenggarakannya acara ini adalah mendekatkan memori kita dengan turats atau tradisi intelektual Islam. Tapi kita tidak akan membaca semua teks karena itu akan membutuhkan waktu yang lama, namun kita akan tampilkan kutipan-kutipan kunci dari kitab karangan Al Ghazali ini,” terang Rofiq.

Ada pun silabusnya meliputi: 1) konteks sosial-politik dan intelektual peradaban Islam sampai periode al-Ghazali; 2) Biografi al-Ghazali dan kesarjanaan Barat mengenai al-Ghazali; 3) Sekilas tentang kitab al-Munqidh dan khutbah al-kitab (kata pengantar al-Ghazali); 4) Ilmu Kalam; 5) Filsafat; 6) Ta’limiyyah; 7) Tasawwuf; 8) Kenabian; 9) Kembali ke kampus untuk mengajar; 10) Kemunduran sains dan filsafat dalam peradaban Islam setelah al-Ghazali?

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker