default

Fathurrahman Kamal Jelaskan Makna Manhaj Tabligh Muhammadiyah

TABLIGH.ID, SURAKARTA —Fathurrahman Kamal menjelaskan bahwa Manhaj Tabligh Muhammadiyah dapat diartikan sebagai sejumlah rumusan yang menjadi pijakan, prinsip dasar (mabda’), tujuan (ghayah), metode (thariqah), model pendekatan (uslub) dalam menjalankan aktifitas tabligh dan dakwah Muhammadiyah.

“Dalam konteks ini bisa katakan Manhaj itu satu sistem dan rencana yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip. Tabligh sebagai bagian dari ruh dakwah Muhammadiyah tentu dibangun di atas kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip yang sudah dilembagakan oleh persyarikatan,” terang Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini dalam acara yang diselenggarakan UMS pada Rabu (01/09).

Fathurrahman berharap dengan adanya Manhaj Tabligh ini dapat menjadi acuan normatif dan neraca bersama di internal muballigh Muhammadiyah dalam merespon berbagai isu kekinian dan fenomena keberagamaan yang semakin kompleks. Dalam sistem gerakan, Manhaj Tabligh akan berfungsi sebagai konsep mendasar bagi gerakan tabligh Muhammadiyah.

Bahkan bagi Fathurrahman, istiqamah dalam bermanhaj sama artinya dengan mengamalkan QS. Yusuf ayat 108. Dari ayat tersebut, Allah Swt berfirman, “Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.”

“Mengapa Manhaj Tabligh ini penting? Muhammadiyah ini dinyatakan sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid yang kaya dengan pemikiran cerdas dan bijaksana dalam merespon berbagai persoalan kebangsaan dan kemanusiaan,” tutur Fathurrahman.

Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini juga menuturkan bahwa Manhaj Tabligh Muhammadiyah bersumber pada Al-Quran al-Karim dan Sunnah Maqbulah, sebagaimana Manhaj Muhammadiyah dalam ber-istidlal. Isinya bersifat terbuka dan toleran serta tidak mengklaim sebagai satu-satunya manhaj yang benar. Oleh karenanya, selalu berpeluang untuk terus diperbaiki dan disempurnakan.

“Sebagai gerakan dakwah dengan semangat kemajuan, kita membuat landasan teologis normatif pada al-Quran dan Sunah dalam memotret berbagai pokok-pokok permasalahan mendasar, baik isu strategis keumatan, maupun kemanusiaan universal,” kata Fathurrahman.

Sumber : muhammadiyah.or.id

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker