BeritadefaultIbadah

Pesan Okrisal Eka Putra dalam Menyambut Bulan Ramadan

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA—Bulan Suci Ramadan tidak lama lagi, berbagai persiapan dilakukan oleh umat Islam dalam menyambut bulan ini. Seperti membersihkan masjid dan aktivitas fisik lain, serta yang tidak kalah penting juga menyiapkan jiwa dalam menyambut Bulan Ramadan.

Menurut Okrisal Eka Putra, Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, mengilustrasikan bulan suci Ramadhan sebagai tamu, maka selayaknya tamu ini harus dimuliakan. Oleh karena itu sebagai muslim yang baik, menurut Dosen UIN Sunan Kalijaga ini menyebut sekurangnya terdapat empat sikap muslim yang baik dalam menyambut Ramadan.

Pertama, mengubah perilaku dengan mengurangi kegiatan tidak bermanfaat, seperti nonton sinetron, bermain media sosial, nongkrong sambil ghibah, dan sebagainya.

Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT dalam QS Al-Mu’minun: 3, yang artinya: “Dan di antara mereka yang akan memperoleh keberuntungan adalah orang yang menjauhkan diri, atau tidak memberi perhatian secara lahir dan batin, dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna, yaitu sesuatu yang sebenarnya di satu sisi tidak dilarang, namun di sisi lain tidak ada mendatangkan manfaat”.

Kedua, memperbanyak ibadah, dzikir (mengingat Allah SWT), membaca Al-Qur’an, bersedekah, serta bershalawat. “Kita perlu meningkatkan ibadah kualitas dan kuantitas,” ungkap Okrisal pada, Ahad (20/3) di acara Kajian Ba’da Subuh di Masjid Islamic Center UAD.

Di samping memperbanyak jumlahnya, secara kualitas ibadah juga perlu ditingkatkan. Ketiga, mengubah jam kerja atau cara mencari kerja. Menurutnya, Bulan Ramadan harus dimaksimalkan dengan beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Meski bekerja juga beraspek ibadah, akan tetapi jangan sampai kerja menjadi penghalang akan suksesnya ibadah puasa yang dilakukan.

Keempat, memperbarui alat-alat ibadah yang digunakan, seperti mukena dan Al-Qur’an. Apalagi kalau biasanya kita meng-update barang-barang duniawi, maka untuk ibadah pun juga harus di-update. Pembaruan ini diharapkan akan memberi kenyamanan dalam beribadah, akan tetapi jika tidak mampu membeli yang baru maka cukup dengan membersihkan yang lama.

Ia juga mengajak kepada umat muslim untuk semangat dan giat dalam menjalankan ibadah salat tarawih atau qiyamul lail. Qiyamul lail juga sering disebut sebagai salat tahajud, khususnya bila dilakukan setelah tidur dan umumnya pada sepertiga akhir malam. Sedangkan, istilah tarawih merujuk pada qiyamul lail yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Mulanya dahulu, seperti shalat sunah lainnya, shalat tarawih dilaksanakan sendiri-sendiri dan tidak berjamaah. Baru di masa khalifah Umar bin Khattab, kebiasaan itu diubah. Umar memerintahkan Ubay bin Ka’ab untuk menjadi imam jamaah shalat tarawih.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker