Beritadefault

Momentum Muhasabah Pada Penghujung Tahun

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA—Muhasabah adalah proses introspeksi diri atau menilai diri sendiri. Tujuan dari muhasabah adalah untuk mengevaluasi kehidupan seseorang dan menemukan cara untuk menjadi lebih baik. Demikian disampaikan Koordinator Divisi Pembinaan Muballighot Majelis Tabligh Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Nur Hidayani dalam acara Indahnya Cahaya Islam pada Jumat (30/12).

“Muhasabah artinya menghitung atau mengevaluasi setiap amal perbuatan yang telah kita lakukan, sebab manusia itu makhluk yang barangkali tidak pernah luput dari dosa. Dia juga makhluk yang sangat penuh dengan kekurangan,” ucap Nur Hidayani.

Menurut Nur Hidayani, manusia bukanlah Malaikat yang selalu taat. Namun pada saat yang sama, manusia juga bukan Setan yang selalu maksiat. Kedua potensi ini terus dan selalu berkompetisi yang kemudian melahirkan fluktuasi keadaan jiwa manusia. Tidak ada manusia yang bisa selamat dari proses fluktuatif ini, bahkan Rasulullah Saw menyadari bahwa betapa hawa nafsu menarik begitu kuat untuk melakukan hal-hal yang terlarang.

Dalam Al Quran disebutkan: “Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Q. S. al-Syams [91]: 7-10).

Setiap kali memiliki kesempatan untuk berbuat kejahatan dan kemaksiatan, maka harus segera lakukan muhasabah pada diri. Bermuhasabah atau melakukan introspeksi diri adalah proses yang penting karena dapat membantu seseorang untuk menjadi lebih baik dan meningkatkan keberhasilan dalam kehidupan.

Dalam Al Quran disebutkan: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr: 18).

Nur Hidayani juga mengingatkan hadis tentang memanfaatkan lima perkara sebelum lima perkara, yaitu: 1) Waktu mudamu sebelum datang masa tuamu; 2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu; 3) Masa kayamu sebelum datang masa miskinmu; 4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu; dan 5) Hidupmu sebelum datang matimu.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker