BeritadefaultKhazanah

Kesatuan Hidup Manusia

(Pesan Tertulis Kyai Haji Ahmad Dahlan) di susun oleh : Abdul Munir Malkhan

Kesatuan Hidup Manusia

Pengetahuan tentang kesatuan hidup manusia adalah sebuah pengetahuan yang sangat besar yang meliputi kemanusiaan. Oleh karena itu hendaknya para pembaca memperhatikannya secara cermat, memikirkan secara serius dan jangan tergesa-gesa.

Untuk memimpin kehidupan seharusnya menggunakan satu metode kepemimpinan yaitu kepemimpinan Islam ialah Al Qur’an.

Manusia seluruhnya harus bersatu-hati, karena:

  1. Meskipun manusia memiliki kebangsaan yang berbeda-beda, sesungguhnya nenek-moyang mereka adalah satu, yaitu Nabi Adam dan Hawa. Jadi sesungguhnya seluruh manusia itu satu darah-daging.
  2. Agar supaya dengan bersatu-hati itu manusia dapat hidup senang secara bersama di dunia.

Apabila manusia mengabaikan prinsip kesatuan tersebut, maka mereka akan menjadi hancur dan menghancurkan. Dan ini adalah suatu kenyataan yang tak terhindarkan dan tidak dapat dibantah. Hendaknya para pemimpin memikirkan secara sungguh-sungguh.

Dari waktu diutusnya para Rasul dan sahabatnya dan pemimpin kemajuan Islam pada zaman dahulu sampai sekarang sudah cukup lama para pemimpin bekerja. Mereka terdiri dari sebagian yang pernah memperoleh pendidikan tinggi, sebagian dari mereka adalah orang yang ternama, namun diantara mereka belum dapat bersatu-hati.

Janganlah para pemimpin terkejut, cobalah perhatikan keadaan di sekitar, tidakkah terlihat suatu kekacauan? Saya tidak melihat sebuah bangsa, namun bangsa-bangsa lainpun tidak ada yang bersatu-hati. Kenyataan ini sesungguhnya memang terasa tidak enak namun juga berbahaya.

Apakah sebenarnya yang menjadi sebabnya?

Keadaan yang demikian disebabkan oleh:

  1. Para pemimpin yang belum bersatu-hati. Yang satu mengabaikan yang lain, saling bertentangan pendapat dan pemgetahuan, padahal pengetahuan para pemimpin itu masih kurang. Karena kekurangan pengetahuan itu menjadikan seseorang berpikiran sempit. Sesungguhnya para pemimpin itu seolah masih meraba-raba dalam kegelapan yang mengakibatkan terjadinya perdebatan di antara mereka yang menyebabkan timbulnya kerusakan.
  2. Para pemimpin belum memimpin dengan suatu tindakan dan perbuatan akan tetapi kebanyakan hanya dengan suara saja. Sesungguhnya hal yang demikian itu baru merupakan usaha mencari pengertian dan memberikan pengertian kepada orang lain yang belum memperhatikan tindakan atau perbuatan. Para pemimpin seperti itu sebagian banyak hanya memerlukan suara agar tampak pendapatnya baik walaupun tindakannya mengecewakan, rusak dan merusakkan. Sebenarnya orang yang demikian itu telah dipermainkan oleh hawa nafsunya tanpa menyadari dan mengerti bahwa hawa nafsu mengajak malas dan kikir apabila berhubungan dengan kewajiban, berbeda jika berhadapan dengan kesenagan. Begitulah hawa nafsu itu mempermainkan mereka sehingga mesesatkan, menipu, dan bohong. Tidakkah hal yang demikian ini mengakibatkan kerusakan?
  3. Sebagian besar para pemimpin belum menaruh perhatian pada kebaikan dan kesejahteraan manusia, akan tetapi baru memperhatikan kaum dan golongannya sendiri bahkan badannnya sendiri. Jika badannya sudah memperoleh kesenangan mereka merasa berpahala dan seolah telah sampai pada tujuan dan maksud.

Hal yang demikian itu sudah banyak terjadi dan terlihat buruknya yang akhirnya menyebabkan rusaknya perhimpunan dan kesatuan dan terpecahnya yang dipimpin sebagaimana sebelum mendapatkan pimpinan. Ummat menjadi kecewa kemudian mereka jera.

 

*Bagian pertama

 

https://m.facebook.com/public/Majelis-Tabligh-Muhammadiyah  IG: Majelistabligh

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker