BeritadefaultOrganisasi

Ijtihad Visioner Kiai Ahmad Dahlan

TABLIGH.ID,YOGYAKARTA — Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal mengatakan bahwa, jika warga Muhammadiyah serius dalam bermuhammadiyah insyaallah surga menjadi dekat.

Hal itu merujuk pada sabda Nabi Muhammad SAW, yang mengatakan bahwa orang muslim akan masuk surga apabila taat atas perintahnya dan orang yang membangkang atas dirinya akan masuk neraka. Oleh karena itu, organisasi yang dirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada 1912 ini tidak diberi nama Dahlaniyah, tetapi Muhammadiyah.

Menurutnya, pemilihan nama dan definisi Muhammadiyah sebagai serikat orang yang menegakkan ittiba atau mengikuti/pengikut Nabi Muhammad merupakan kecerdasan KH. Ahmad Dahlan dalam merumuskan wadah dakwah.

Terkait dengan tidak menggunakan nama KH. Ahmad Dahlan sebagai nama organisasi yang didirikan, Fathur menegaskan bahwa, hal itu menunjukkan di Muhammadiyah tidak ada tradisi personal oriented atau pengkultusan individu.

“Kita harus paham asbabun nuzul (sebab turunnya), sehingga kita punya frame yang sama dalam memahami Muhammadiyah”. Tutur Fathurrahman pada (7/1) di acara Pengajian Muhammadiyah yang diadakan di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta.

Merujuk penjelasan Ketum PP Muhammadiyah, dalam buku Muhammadiyah Gerakan Pembaruan, Fathur menjelaskan bahwa faktor berdirinya Muhammadiyah adalah ingin menegakkan tauhid murni, dan ketiadaan organisasi Islam yang kuat. Artinya faktor lain ada keresahan Kiai Ahmad Dahlan dalam keringnya persaudaraan umat Islam.

“Tidak boleh ukhuwah itu berhenti pada simbol-simbol yang sifatnya artificial. Ukhuwah itu harus menjelma menjadi energi quantum untuk memperbaiki bangsa ini,” imbuhnya.

Selain dua faktor di atas, faktor lain adalah karena pendidikan-pendidikan Islam belum bisa melahirkan pemimpin yang bisa mewujudkan cita-cita Islam. Faktor ini merupakan pandangan visioner yang dimiliki oleh KH. Ahmad Dahlan.

Faktor selanjutnya adalah adanya sikap ashabiyah atau fanatisme golongan yang kuat dalam tubuh umat Islam, dan menguatkan ancaman dan pengaruh terhadap Agama Islam dari ancaman kuatnya pengaruh missing dan zending di Indonesia.

“Kalau kita membaca lima poin yang disampaikan oleh Kiai Dahlan 109 tahun lebih yang lalu. Lalu kita hadapkan cermin kita di hari-hari, kok rasa-rasanya tidak jauh berbeda,” ungkapnya.

Ijtihad – visioner yang dilakukan oleh Kiai Dahlan yang melampaui zaman, menurut Fathur, menemukan titik relevansi yang sangat penting di masa sekarang. Maka ia mengajak kepada warga, kader, dan pimpinan Muhammadiyah untuk merenungkan posisinya atas apa yang telah didudukan oleh Kiai Dahlan seabad lalu.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker