default

Khotbah Idul Fitri 1440 H : Taqwa dan Semangat Membangun Bangsa

TAQWA DAN SEMANGAT MEMBANGUN BANGSA

Miftahulhaq

Dosen Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) FKIK UMY

Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah

Hadirin, jama’ah Sholat Id yang berbahagia

Alhamdulillah, atas petunjuk, ijin dan perkenan Allah SWT kita semua dapat menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan tahun 1440 H dan berkumpul bersama di tempat ini untuk mengumandangkan takbir, tahmid dan tahlil. Karunia Allah yang besar ini mudah-mudahan bisa mengantarkan kita menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur. Sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah:

dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (Q.S. Al-Baqarah: 185)

 

Sholawat dan salam marilah kita do’akan kepada Allah, semoga tetap terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Mudah-mudahan termasuk kita semua.

 

 

Kita semua telah mengetahui dan memahami, bahwa tujuan puasa Ramadhan adalah

hendak menjadikan diri kita menjadi manusia yang bertaqwa. Manusia yang bertaqwa adalah manusia yang mampu menundukkan dirinya untuk senantiasa mendekat kepada Allah SWT. Karakter taqwa akan mendorong seseorang untuk memelihara dirinya dengan melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Ketaqwaan adalah inti dari hukum Allah SWT, yang berorientasi pada perwujudan kebaikan dan kemaslahatan hidup manusia. Demikian sebaliknya, sikap meniadakan taqwa dalam pribadi kita merupakan sikap pembangkangan terhadap hukum Allah, yang berkonsekuensi pada kerusakan dan kehancuran.

Sikap taqwa merupakan integrasi dari perwujudan Iman, Islam dan Ihsan. Sikap taqwa tidak akan lahir tanpa ada keyakinan totalitas bahwa Allah adalah satu-satuNya Dzat yang mengenggam kekuasaan. Allah-lah yang menjamin dan mengatur kehidupan setiap hamba-Nya. Tidak ada satu pun hamba-Nya yang akan luput dari kuasa-Nya Allah SWT. Keyakinan seperti ini, selanjutnya akan melahirkan ketundukan dan kepasrahan totalitas seorang hamba kepada Allah SWT. Ketundukan dan kepasrahan itu selanjutnya akan mengantarkan seseorang dengan rela dan mudah melaksanakan segala bentuk hukum Allah. Ketundukkan dan kepasrahannya akan mengantarkan pada keyakinan hanya dengan hukum Allah kehidupan manusia akan mencapai kebahagian dan kesejahteraan, baik di dunia maupun di akherat.

 

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Dalam surat Ali Imran ayat 102 Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar bertaqwa dengan maksimal, dengan mengerahkan semua potensi yang dimilikinya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”(Q.S. Ali Imran: 102)

Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa cara yang bertaqwa dengan maksimal adalah melalui upaya islamisasi seluruh aspek dan ruang lingkup kehidupan (islamiyahal-hayah), karena bagaimana mungkin seseorang dapat mati sebagai Muslim kalau dia tidak selalu menjadi Muslim dalam sepanjang hidupnya. Hal ini sejalan dengan hadits dari Abu Dzar Al Ghifari r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

”Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik‘” (H.R. Tirmidzi)

 

Hadirin yang berbahagia,

Dengan demikian dapatlah kita pahami bahwa taqwa adalah ucapan dan perbuatan. Ucapan berupa penyataan baik dan benar. Adapun perbuatan berarti melaksanakan dan mengikuti perintah berupa kebaikan serta menjauhi keburukan dan kemungkaran.

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia saat ini, komitmen taqwa ini harus menjadi komitmen bersama seluruh masyarakat Indonesia, baik oleh pemimpin atau rakyatnya. Sikap taqwa harus menjadi landasan dalam melakukan berbagai macam upaya penyelesaian persoalan kehidupan yang dihadapi bangsa ini. Hal ini karena, sikap taqwa akan mengantarkan setiap warga bangsa untuk menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan dalam rangka membangun kehidupan yang lebih baik. Sikap taqwa akan menumbuhkan kesadaran bahwa siapa pun harus menjadikan kepentingan dan kemaslahatan bersama adalah yang harus diutamakan dari pada kepentingan dan keuntungan pribadi, kelompok atau golongannya. Kontribusi apapun yang diberikannya bagi bangsa dan negara ini, bukanlah untuk meraih kehormatan hidup di dunia, tetapi semata-mata untuk meraih ridlo Allah SWT.

Sikap taqwa juga akan menjadikan setiap warga negara agar menyadari sepenuh hati untuk memanfaatkan karunia Allah berupa sumber daya alam dan sosial yang dimiliki bangsa Indonesia yang berfilsafat Pancasila untuk diusahakan sungguh-sungguh dalam meraih kemakmuran bangsa. Sikap taqwa inilah yang diperintahkan oleh Allah untuk dijadikan sebagai landasan dalam proses membangun komunikasi di antara kita. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (Q.S. Al-Maidah: 2)

Bagi setiap pemimpin dan pejabat negara, baik eksekutif, yudikatif, maupun legislatif, sipil atau TNI/Polri, sikap taqwa akan menuntunnya untuk memimpinkan negara ini secara adil dan amanah. Allah menegaskan dalam firman-Nya:

Hai orangorang yang beriman hendaklah kamu Jadi orangorang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Al-Maidah: 8)

Sikap adil seorang pemimpin hakekatnya adalah kesadarannya untuk memelihara diri agar tidak terjebak pada perilaku dzalim, sebuah perilaku yang dilarang oleh Allah dan akan mendatangkan kehancuran dan kerusakan. Apabila sikap taqwa itu menjadi karakter setiap pemimpin, maka sikap adil akan senantiasa hadir dalam dirinya, dan hal ini akan membawanya pada kebahagiaan dan kemaslahatan hidup, tidak hanya untuk dirinya sendiri dan juga masyarakat secara luas.

 

Hadirin yang berbahagia,

Apabila sikap taqwa ini menjadi bagian dari cara hidup berbangsa dan bernegara kita, maka insya Allah akan banyak keutamaan yang dapat kita raih dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, baik di dunia maupun di akherat. Dalam kehidupan akherat, orang yang paling bertaqwa akan mendapat kemuliaan di sisi Allah dan Rasulullah SAW. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW:

 

 

Sesungguhnya seutama-utama manusia denganku adalah orangorang yang bertaqwa, siapaun dan bagaimanapun keadaan mereka” (HR Ahmad)

Sedangkan dalam kehidupan dunia, sikap taqwa akan menjadikan pemiliknya memiliki keutamaan di antaranya berikut ini:

  1. Orang yang bertaqwa akan memiliki sikap furqon, sikap tegas membedakan antara yang haq (benar) dan batil (salah), halal dan haram, serta terpuji dan tercela. Orang yang bertaqwa kelak di akherat akan mendapatkan penghapusan dan pengampunan dosa serta akan mendapatkan pahala yang besar. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah dalam surat al-Anfal ayat 29:

Hai orangorang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahankesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”

2. Orang yang bertaqwa akan mendapatkan solusi (jalan keluar) dari setiap problematika dan kesulitan hidup yang dihadapinya, serta akan mendapat rezeki dari berbagai sumber yang tidak pernah disangkanya. Hal ini sebagaimana janji Allah dalam surat At-Talaq ayat 2 – 3:

... Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangkasangkanya…

  1. Orang yang bertaqwa akan mendapatkan kemudahan dalam melaksanakan segala urusannya, baik terkait urusan kehidupan dunianya maupun dalam melaksanakan ibadahnya. Firman Allah dalam surat at-Talaq ayat 4 menyatakan bahwa :

 

 

...Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya

 

  1. Apabila sikap taqwa ini menjadi komitmen bersama seluruh penduduk negeri, maka akan menjadi jalan bagi Allah untuk melimpahkan berkah-Nya dari langit dan bumi bagi seluruh penduduk negeri tersebut. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah dalam surat al-A’raf ayat 96:

Jikalau sekiranya penduduk negerinegeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayatayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”

 

 

 

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Demikianlah, betapa pentingnya sikap taqwa dalam upaya membangun bangsa Indonesia yang tercinta ini. Melalui sikap taqwa, insya Allah kita akan diberikan keutamaan hidup oleh Allah. Dan melalui keutamaan-keutamaan tersebut, insya Allah kita pun akan mampu membangun kehidupan bangsa ini yang lebih baik di masa depan. Marilah kita tunjukkah izzah kita sebagai kaum Muslimin, dengan memperbanyak mendekatkan diri kepada Allah, peningkatan iman dan taqwa, serta menjaga persatuan, kesatuan dan keutuhan umat Islam, dan tentunya persatuan, kesatuan dan keutuhan bangsa dan negera Indonesia tercinta ini dalam ketahanan nasional yang bermartabat di atas nilai-nilai ketuhanan dan ajaran agama yang dipegang teguh oleh seluruh elemen anak bangsa.

Akhirnya, marilah kita tundukkan kepala kita dengan segala kerendahan hati, sambil menengadahkan tangan kita, untuk memanjatkan doa ke hadirat Allah SWT, Dzat Yang Mahakuasa, dan Mahaperkasa:

 

File PDF DOWNLOAD

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker