BeritadefaultKhazanah

LANGKAH YANG KEEMPAT

Sumber : Buku 12 Tafsir Langkah Muhammadiyah

LANGKAH YANG KEEMPAT

Oleh : K. H. M. Mansur

Sumber : Buku 12 Tafsir Langkah Muhammadiyah

“Menuntun ‘amalan intiqad”

“Bahagia dan beruntung bagi orang yang senantiasa menyelidiki ‘aib dirinya sendiri, sehingga tiada sempat akan menyelidiki orang lain” Seberapa dapat, supaya kita senantiasa melakukan perbaikan diri (zelf corrective). Segala usaha dan pekerjaan kita kecuali diperbesarkan, hendaklah selalu diperbaiki juga, dengan jalannya. Buah penyelidikan dan perbaikan itu dipermusyawaratkan di dalam tempat yang tentu, dengan dasar mendatangkan manfa’at atau maslahat dan menjauhkan madlarat. Dasar yang kedua (menjauhkan madlarat) ini harus didahulukan dari yang pertama.

            Intiqad, adalah suatu syarat yang pokok di dalam usaha menuju di dalam usaha menuju keperbaikan dan kesempurnaan. Dengan intiqadlah kita akan dapat mengetahui segala apa yang ada pada diri kita, yang baik dan yang tiada baik, hingga akhirnya kita dapat menambah kebaikannya dari yang baik, dan dapat membuang segala apa yang tidak baik.Pekerjaan intiqad itu suatu ‘amal yang dipuji dan diperintahkan agama Islam. Oleh sebab itu, diambil menjadi langkah kita, langkah Muhammadiyah intiqad itu kami ringkas ada tiga macam.

  1. Intiqad kepada diri sendiri.
  2. Intiqad kepada teman sejawat, sesame Mukminin.
  3. Intiqad kepada sesuatu badan yang diurus oleh beberap orang, seperti persyarikatan, majlis, Urusan (dients) dan sesamanya.

Tiga macam intiqad tersebut mempunyai jalan dan cara sendiri-sendiri. Cara intiqad kepada diri sendiri tidak boleh kita gunakan untuk intiqad kepada teman, demikian pula sebaliknya.

Intiqad kepada diri sendiri dan cara mengamalkannya.

Intiqad kepada diri sendiri itu suatu kewajiban yang tidak boleh dilalaikan oleh setiap orang. Segenap kaum Muhammadiyah harus menjunjung tinggi akan kewajiban ini, karena inilah suatu syarat yang terpokok di dalam mencapai langkah yang ketiga, ialah “memperbuahkan budi pekerti”. Sehingga akhirnya dapat menjadi contoh yang utama.

Adapun jalan mengamalkannya dengan:

  1. Hendaklah tiap-tiap kaum Muhammadiyah mengadakan waktu yang tertentu sesekali dalam seminggu sedikitnya untuk membaca Al-Qur’an dan Hadist dengan fikiran yang tenang dan hati yang suci. Ayat atau Hadist yang dibaca itu, supaya ditujukan (dicocokkan) dengan dirinya sendiri. Mana perintah yang belum dikerjakan, lekas-lekas diikhtiarkan bagaimana cara mengamalkannya, dan mana larangan agama yang masih dilakukan, harus lah segera dihentikan, ditinggalkan sejauh-jauhnya.
  2. Sebelum pergi tidur, supaya diadakan waktu yang tentu untuk menghitung dan mengingat-ingat apa yang diperbuat pada hari itu.

Dengan dua macam jalan ini, insya Allah tercapai maksud kita kepada “perbaikan diri” yang menuju kepada kesempurnaan itu.

Intiqad Kepada Teman Sejawat atau orang lain.

Kecuali memperbaiki diri sendiri, maka perbaikan kepada diri orang lain pun harus menjadi dasar serta tujuan pula ditiap-tiap kaum Muslimin.Perbaikan terhadap diri orang lain itu tiada dengan menyelidiki aibnya, bukan mencari cari kesalahannya, karena yang demikian ini dilarang dalam agama Islam.

Firman Allah Ta’ala yang artinya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ


12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Al Hujurat 12)

Kalua demikian, maka jalan untuk perbaikan diri (orang) lain itu, dengan mengamalkan amar ma’ruf dan nahi munkar (mengajak kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran). Apabila ada seseorang yang melihat (tidak dengan menyelidiki dan mencari-cari) aib cela orang lain. Lekas-lekaslah memberi peringatan dengan hati yang ikhlas.

Di dalam memberi peringatan itu harus tahu pada tempatnya, dengan menggunakan dasar “menarik kemslahatan dan menjauhkan madlarat” serta diiringi dengan hikmat ataupun bijaksana.

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ


125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Bagi orang yang menerima peringatan dan nasihat itu, haruslah semua itu diterima dengan telinga yang terbuka dan hati yang suci, gembira dan memuji syukur juga harus pula dimaklumi bahwa segala peringatan-peringatan itu hanya timbul dari hati yan suci, cinta dan kasih sayang kepadanya.

Hanya dengan dasar demikian inilah orang yang menerima peringatan tadi tiada segan-segan lagi akan menurutnya.

Firman Allah:

فبشر عباد، الذين يستمعون القول فيتّبعون أحسنه ألئك الذين هداهم الله وألئك  هم أولوا الألباب ((الزمر 17))

“Gembirakanlah oleh mu (hai Muhammad) hamba kami yang ssama mendengarkan dan menerimaperkataan-perkataan, maka mereka ikut mana yang baik.Mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk Allah dan merekaitu pula orang-orang yang mempunyai “akal”.

Keterangan yang sesingkatini, sangat kami harapkan dapat menjadi perhatian kaum Muhammadiyah bahkan dapat untuk menjadi pedoman di dalam menjalankan pedoman ini.

Intiqadkepadasuatubadan (lembaga)

 (Persyarikatan, Majlis, Bagian, Urusan, dansebagainya.)

  Di dalamintiqadiniboleh kami bagimenjadiduabagian:

  1. Intiqadkepadapersyarikatanataumajlisnyasendiri.
  2. Intiqadkepadapersyarikatanataumajlis lain.

            Cara mengamalkan bagian pertama.

 Semua pengurus-pengurus majlis atau bagian (urusan) supaya senantiasa melakukan  penyelidikan kepadamasing-masing majlisnya sendiri-sendiri dengan dasar “menujuk Kepada perbaikan dan kesempurnaan” untuk jalan ikhtiar itu;

  1. Sebelum sidang dan pembicaraan lain-lain dimulai, haruslah notulensi dan yang lalu itu ditanzihkan lebih  dahulu tentang putusan-putusannya. Keputusan yang belum berjalan (dilakukan), supaya diselidiki dengan benar-benar apa sebab-sebabnya; kalau itu karenal alai, maka hendaklah adresnya (penanggungjawabnya) itu diberi peringatan, dan jika sebaitu terdapat karena tidak dapat dilakukan, supaya dibicarakan lagi ikhtiar cara melakukann yaitu. Bila terdapat di dalam pembicaraan itu memang tidak atau belum dapat melakukannya, maka hendaklah putusan itu dicabut dan dicatat dalam buku peringatan dahulu.

            Untuk kesempurnaan hal ini, maka tiap-tiap majlis atau urusan (bagian) harus mempunyai buku peringatan yang khusus buat memperingati keputusan-keputusan yang belum dapat dilakukan.

  1. Tiap-tiap kwartal, supaya diadakan sidang yang khusus untuk mengulangi pembicaraan dari keputusan-keputusan yang belum dapat dilakukan itu.
  2. Masing-masing anggota pengurus harus selalu memikirkan, mengenang-kenang kan dan mencari jalan yang dapat menambah kesempurnaan dan keberesan majlis atau bagian yang diurusnya.

 Cara mengamalkan bagian kedua.

Cara dan ikhtiar di dalam hal ini, tidak berbeda dengan cara perbaikan (Intiqad) kepada teman sejawat, ialah memperbanyak amar ma’ruf dan nahi munkar. Tiap-tiap majlis kepada majlis yang lain atau bagian kepada bagian yang lain, harus selalu memperhatikan gerak langkahnya, ingat-mengingatkan untuk perbaikan, kesempurnaan dan keselamatan bersama.

Cukuplah sekian saja keterangan langkah yang keempat ini, dengan berharap mudah-mudahan keterangan yang ringkas ini dapat member petunjuk jalan dan menjadi pegangan bagi setiap kaum Muhammadiyah, untuk mengamalkan langkah kita yang utama itu.

Baca Juga LANGKAH KETIGA : Memperbuahkan Budi Pekerti

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker