BeritadefaultKhazanah

LANGKAH KETIGA : “Memperbuahkan Budi Pekerti”

 

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ

 “Sesungguhnya engkau itu diatas akhlak yang utama” (Al Qolam : Ayat 4)

(إن من أخيركم أحسنكم خلقاً. (ابن عباس

“Sesungguhnya yang paling utama dari kamu sekalian itu yang paling utama baik budi pekertinya” (ibnu abbas rodhiallahu ‘anhu)

Menilik ayat dan hadist tersebut diatas, nyatalah bahwa akhlaq atau budi pekerti yang utama itu sangat dipuji oleh Allah, akhlaq yang utama itu suatu perkara yang dapat menjunjung hamba Allah kepada tingkat keutamaan dan ketinggian. Oleh sebab itu, maka diambillah langkah yang ketiga, ialah “memperbuahkan budi pekerti”.

Ahmad Syauki Be telah berkata :

إنما الامم الخلاق ما بقيتْ # فإن همو ذهبتْ أخلاقهم ذهبوا

“Sesungguhnya ummat itu tergantung kepada adanya akhlaq, bila hilang akhlaqnya, hilanglah ummat itu”.

Perkara akhlaq yang “mahmudah” dan yang “mazmumah”, disini tiada perlu kami terangkan satu persatu, karena tiap-tiap orang tentu sudah dapat membedakan akhlaq yang “mahmudah” dan yang “mazmumah” itu. Hanya saja disini perlu kami terangkan akhlaq-akhlaq yang harus dipakai oleh setiap orang mukmin, dengan mengambil dari ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist-hadist yang mulia.

Seruan Kepada Segenap Pemimpin-Pemimpin Muhammadiyah

Hendaklah akhlaq-akhlaq yang utama itu diterangkan kepada umum dan kepada kaum Muhammadiyah khususnya sejelas-jelasnya dengan diberi tuntunan cara mengamalkannya, sehingga dapat menimbulkan buah. Dengan jalan inilah tercapainya langkah kita yang ketiga.

Tentang ikhtiar dan cara bagaimana memperbuahkannya, terserah atas kebijaksanaan pemimpin masing-masing. Tetapi disini perlu kiranya kami beri sekedar petunjuk untuyk mencari jalan.

  1. Akhlaq dan budi pekerti(yang utama) itu tidak akan dapat timbul buahnya pada orang yang tidak ada dasarnya “khosyyatullah” (rasa takut kepada Allah). Sebab itu, hendaklah lebih dahulu rasa takut kepada Allah selalu ditebalkan benar-benar.
  2. Diikhtiari (diusahakan) benar-benar supaya pemimpin-pemimpin kita dapat memegang teguh, dan menjadi percontohan didalam segala akhlaq yang dipimpinkan itu.
  3. Hendaklah jalannya pimpinan dan atau memimpinkannya itu dengan satu persatu, dan jangan sampai dilalaikan sebelum berbuah.
  4. Pada waktu menerangkan kepentingan satu-satunya akhlaq, hendaklah sedapat-dapat dengan diberi riwayat yang berhubungan dengan akhlaq itu.

Mudah-mudahan petunjuk yang sekedar ini dapat menambah manfaat dan melekaskan hasil yang kita cari. Dengan keteguhan, kebijaksanaan, dan kesabaran kita yang mulia ini.

Beberapa Akhlaq Yang Harus Dipakai Oleh Mukmin.

  1. Takut kepada Allah Ta’ala

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمۡۚ إِنَّ زَلۡزَلَةَ ٱلسَّاعَةِ شَيۡءٌ عَظِيمٞ يَوۡمَ تَرَوۡنَهَا تَذۡهَلُ كُلُّ مُرۡضِعَةٍ عَمَّآ أَرۡضَعَتۡ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمۡلٍ حَمۡلَهَا وَتَرَى ٱلنَّاسَ سُكَٰرَىٰ وَمَا هُم بِسُكَٰرَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ ٱللَّهِ شَدِيدٞ

“Hai sekalian manusia! Takutlah kamu semua kepada Allah, sungguh pergoncangannya hari kiamat itu suatu perkara yang besar, ialah hari kamu semua melihat di situ orang perempuan yang member air susu lupa kepada susuannya; dan perempuan yang mengandung sama melahirkan kandungannya, dan kamu sekalian melihat orang-orang dalam keaadaan mabuk, padahal mereka itu tiada mabuk, hanyalah siksa Allah jua yang besar.”(Al Hajj : Ayat 1-2)

            Rasa takut kepada Allah, ialah suatu dinding yang kuat teguh, yang dapat menahan orang akan mengerjakan maksiat.

            Rasa takut kepada Allah, suatu perkara  yang dapat meringankan orang menjalankan kewajibannya, maka setengah dari syarat-syarat khutbah Jum’at harus ada punt (pokok bahasan) yang maksudnya member peringatan kepada orang banyak supaya takut kepada Allah.

            Oleh sebab itu, hendaklah akhlak ini ditanam sedalam-dalamnya dalam kalangan kita Muhammadiyah, dan berbahagialah yang dapat mencapainya.

  1. Menepati perjanjian

   يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَوۡفُواْ بِٱلۡعُقُودِۚ

 “Hai orang yang beriman! Tepatilah akan perjanjian”(Al Maidah : Ayat 1)

            Menilik ayat itu, teranglah bahwa menetapi perjanjian itu diperintahkan Allah, perintah utama.

Menyalahi atau tiada menepati perjanjian, adalah suatu perkara yang tercegah dalam Agama Islam. Bahkan di dalam Hadist diterangkan, orang yang merusak perjanjian itu, setengah dari golongan orang munafiq.

قال رسول الله: أربع من كن فيه كان منافقا خالصا، أو من كانت فيه خصلة من أربعة كانت فيه خصلة من النفاق حتّى يدعها إذا حدث كذب ، وإذا وعد أخلف وإذا عاهد غدر وإذا خاصم فجر – رواه البحاري عن عبدالله بن عمر

“Empat sifat, barang siapa terdapat padanya empat sifat itu dialah orang munafiq. Dan barang siapa terdapat dari padanya salah satu dari empat sifat itu maka dialah setegah dari orang munafiq. Sehingga mau meninggalkannya. Empat sifat itu ialah: 1. Apabila berbicara, dia berdusta, 2. Jika dia berjanji, tidak menepati, 3. Bila telah sanggup, ia khianat, 4. Kalau berbantah ia melewati batas (berkeras kepala, tidak mau mengakui salahnya meskipun ia salah.”

Menepati perjanjian, suatu perkara yang terpenting di dalam keberesan semua perkara, terutama dalam persyarikatan.

Persyarikatan tidak akan dapat berjalan beres, bila pengurus-pengurus dan anggota-anggotanya sudah tidak menepati perjanjian, melainkan kewajiban-kewajibannya yang telah disanggupinya.

Putusan-putusan yang vergadering tidak akan dapat berlaku dengan sempurna dan beres, jika tidak ditepati, hanya dibiarkan tinggal putusan saja.

 Berjalannya vergadering tidak akan baik dan beres, kalaupun waktu-waktunya yang telah ditetapkan itu tidak ditepati.

Baiklah kami berseru kepada pemimpin-pemimpin Muhammadiyah “hendaklah akhlaq” ini ditanamkan benar-benar dalam kalangan Muhammadiyah, sehingga persyarikatan kita dapat berjalan dengan beres dan sempurna, menjadipercontohan bagi persyarikatan-persyarikatanyang lain.

Peringatan: Perkara menetapi waktu (baik waktu vergadering maupun lain-lainya) hendaklah diikhtiarkan dengan segera, bagaimana cara dan jalannya supaya dapat berubah benar terserah beleid masing-masing.

  1. Benar.

يا أيها الذين امنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا، يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما

            “Hai segala orang Mukmin ! takutlahkamu sekalian kepada Allah, dan hendaklah kamu sekalian berkata dengan prkataan yang benar; niscaya Allah memperbaiki semua kelakuanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barang siapa yang berta’at kepada Allah dan pesuruhNya, sungguh ia beruntung dengan keuntungan yang besar.”(Al Ahzab : Ayat 70-71)

            Menilik ayat itu, teranglah kepada kita. Bahwa kebenaran itu menjadi pokok kita di dalam perbaikan kelakuan, dan hanya kebenaran pula yang akan menyebabkan terbukanya pintu diterimanya taubat kita.

            Supaya perjalanan kita selamat, maka akhlak ini harus ditanamkan dalam-dalam kepda orang umum terutama anggota-anggota Muhammadiyah, karena vergadering-vergadiringkita tiada akan dapat memperbuahkan keputusan yang baik, kalau satu-satunya hadirin tidak bedasarkan kebenaran di dalam pembicaraannya.

            Insya Allah, dengan bedasrkan kebenaran , martabat kita akan terjunjung.

  1. Rahmah dan mahabbah kepada sesame hamba Allah, teristimewa kepada sesame mukminin.

((ارحموا من في الأرض يرحمكم من في السماء.،((رواه طبراني عن ابن مسعود

            “berbelaskasihlah kamu sekalian kepada semua orang yang ada di atas bumi, tentulah akan di belas kasihani pula kamu semua oleh Dzat dan semua yang ada di atas langit.”

ارحموا ترحموا واغفروا يغفر لكم.، – رواه البخاري عن أبي عمرو

            “berbelaskasihlah kamu sekalian, niscaya kamu pun akan dibelas kasihani. Dan berilah ampunan, tentulah kamu akan diberi ampunan.”

لا يؤمن أحدكم حتي يحب لأخيه ما يحب لنفسه – رواه البخاري عن مالك ابن أنس

            “Tiada beriman (iman yang sempurna) salah satumu, sehingga dapat mencintai kepada saudaranya seprerti cintanya kepada dirinya sendiri.”

المسلم أخوا المسلم لا يظلمه ولا يسلمه ومن كان في حاجة أخيه  كان الله في حاجته، ومن فرّج عن مسلم كربة فرّج الله عنه كربة من كربات يوم القيامة، ومن ستر مسلما ستره الله يوم القيامة – رواه البخاري عن صفوان بن محرز

            “Tiap-tiap orang islam itu menjadi saudara orang islam yang lain; tiada akan menganiaya dan tiada akan menyerahkannya di dalam bahaya. Menghilangkan kesusahannya pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutup ‘aibnya orang islam, Allah pun akan menutup ‘aibnya di hari Kiamat kelak.”

            Mahabbah atau rasa cinta mencintai satu kepada yang lain, adalah suatu perkara yang diperintahkan dalam Islam.

            Mahabbah itulah yang menjadi pokoknya kebahgiaan masyarakat dan persatuan. Masyasrakat tidak akan bahagia kalau tidak ada persatuan. Dan persatuan tiadak akan bersujud kalau tidak ada mahabbah.

            Oleh karena itu, maka sifat mahabbah ini haruslah ditanamkan dalam dikalangan kita, memberi salam satu kepada yang lain. Kedua sunnah inilah ia harus dipimpinkan benar-benar dan diamalkan dalam kalangan kita, tidak boleh tidak.

            Hal ini cukuplah kami ringkas sekian saja, tetapi lanjut dan trudnya akhlak-akhlak yang harus dipakai oleh tiap-tiap orang mukmin masih banyak, ya banyak sekali, seperti: harga-menghargai, tawadlu’, bersopan santun, suka dan cinta pada kebenaran dan keutamaan, boleh dipercaya, tolong-menolong, dan lain sebagainya.

            Kami berharap mudah-mudahan keterangan ini dapat untuk menjadi pedoman jalan kepada pemimpin-pemimpin kita, dan dapat pula memberi faedahserta petunjuk kepada kaum Muhammadiyah umumnya.

 

Baca juga : Memperluas Faham Agama

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker