BeritaIbadahTanya Jawab Agama

MASALAH SHALAT HARI RAYA: Mengangkat Tangan dalam Takbir Zawaid

Tanya Jawab Agama Jilid II

Tanya: Apakah tiap membaca takbir pada rakaat pertama dan kedua dikala melakukan shalat hari raya (shalatul ‘iedain) diharuskan mengangkat kedua tangan dengan alasan yang diterangkan dalam Hadis riwayat Bukhari dan Nafi’ bahwa Ibnu Umar kalau shalat mengangkat kedua tangan seperti tersebut pada HPT cetakan ketiga halaman 97-98? Atau ada dasar Hadis lain, mohon dituliskan. (Abdullah Dahlan, Ketua Majlis Tabligh Cabang Margoyoso, Pati, Jateng).

Jawab: Hadis yang dijadikan dalil untuk mengangkat tangan pada waktu melaukan takbiratul ihram dan seterusnya dalam shalat ‘iedain pada rakaat pertama tujuh kali dan pada rakaat kedua lima kali ialah umumnya lafadz Hadis antara lain riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar, yang untuk jelasnya di bawah ini kami sampaikan hadis tersebut berdasarkan lafadz yang dibawakan Imam Muslim dalam shahihnya.

إِنَّ ابْنَ عُمَر قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ لِلصَّلَاةِ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى تَكُونَا حَذْ وَمَنْكِبَيْهِ ثُمَّ كَبَّرَ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ وَإِذَا رَفَعَ مِنَ الركوعِ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ وَلَا يَفْعَلُهُ حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُودِ (رواه مسلم )

   Artinya: Bahwa Ibnu Umar berkata: “Keadaan Rasulullah saw. apabila telah tegak berdiri melakukan shalat, mengangkat kedua tangannya selurus kedua bahunya kemudian beliau bertakbir dan apabila beliau akan ruku’ beliau lakukan seperti itu dan apabila bangkit dari ruku’ beliau lakukan demikian dan tidak dilakukannya ketika bangun mengangkat kepala dari sujud.” (HR. Mutttafaq ‘alaih, dengan lafadz Muslim).

Dalam pada itu memang ada dalil yang secara khusus menyebutkan bahwa mengangkat tangan setiap takbir pada shalat ‘iedain, tetapi ada yang menyatakan perawinya dhaif, sehingga tidak dapat dipakai dalil, yang kemudian karena tidak ada dalil khusus yang kuat ada yang berpendapat tidak perlunya diusulkan dalam Muktamar Tarjih di Malang yang baru lalu untuk dibahas, tetapi sempitnya waktu dan banyaknya persoalan, masalah tersebut belum mendapat keputusan. Adapun yang sudah menjadi keputusan di Garut ialah Takbir zawaidnya yakni tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua.

Sumber: Buku Tanya Jawab Agama Jilid II, Halaman 98-99

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker