default

Tingkat Literasi Seringkali Berbanding Lurus dengan Keadaban Warganet di Dunia Maya

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA–Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur, menjelaskan bahwa seringkali tinggi-rendahnya tingkat literasi di suatu negara atau komunitas bangsa, selaras dengan keadaban mereka di dunia maya.

Merujuk Digital Civility Index tahun 2020, dalam survei digital microsoft menunjukkan bahwa warganet Indonesia sebagai orang yang paling tidak sopan se Asia Tenggara. Sementara, Unesco dalam penelitiannya tentang kompetensi literasi menempatkan Indonesia di posisi 62 dunia.

“Artinya tingkat membaca Indonesia itu sangat rendah sekali. Sekarang ketika dihadapkan pada situasi digital, netizen kita ternyata tingkatnya paling tidak sopan se Asia Tenggara,” katanya pada (13/8).

Digital menjadi dunia baru bagi bangsa Indonesia, maka Tri Hastuti menyarankan supaya untuk menambah pengetahuan baru tentang dunia yang ini. Dosen Komunikasi UMY ini menyebut, bahwa basis literasi digital ini ada pada keluarga.

Kebijakan pembatasan sosial di masa pandemi berdampak signifikan terhadap angka pengguna internet, di Indonesia di awal tahun 2021 bahkan mencapai kenaikan 73,7 persen dari total 274,9 juta jiwa penduduk Indonesia. Dan sebanyak 170 juta atau 61,8 persen telah menggunakan media sosial.

“Riset yang dilakukan oleh UGM tahun 2019 menunjukkan para perempuan itu minimal memiliki 10 WAG WhatsApp Group. Itu akan menjadi potensi-potensi hoax itu sangat luar biasa,” sambungnya.

Namun demikian, pengguna media sosial di Indonesia saat ini masih didominasi oleh generasi milenial (Gen Y dan Z) dengan rentang usia 25 sampai 34 tahun.

Akan tetapi meningkatnya jumlah pengguna internet dan media sosial di Indonesia menimbulkan masalah, sebab masih kurangnya kompetensi dalam memahami dunia digital termasuk keterampilan, keamanan, dan etika.

Dalam penelitian yang dilakukannya, Tri Hastuti menyebut, banyaknya Kekerasan Gender Berbasis Online (KGBO) yang dilakukan oleh remaja, mayoritas remaja tersebut tidak berteman di media sosial dengan orang tua, saudara, dan keluarga dekatnya.

Di sisi lain warganet Indonesia juga harus sadar dengan komersialisasi data pengguna internet, fenomena algoritma dan filter bubble. Kebanyakkan dari pengguna internet maupun media sosial tidak sadar bahwa mereka adalah sasaran empuk bagi marketer dalam menjajakan barang dagangannya.

Sumber : Muhammadiyah.or.id

Tonton selengkapnya di Channel Youtube Majelis Tabligh Muhammadiyah :

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker