Beritadefault

Mubaligh Muhammadiyah Berhati-hati dalam Merespon Media Sosial

TABLIGH.ID, TEMANGGUNG—Kehidupan manusia kini dan kedepan nanti bakal mengalami sekularisasi yang luar biasa. Menurut Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal hal itu sudah diingatkan oleh Muhammadiyah sejak tahun 2005 dalam keputusan Muktamar ke-45.

Fathurrahman Kamal menambahkan, bahwa Muhammadiyah dalam merespon gejala kehidupan manusia ini dengan cerdas dan piawai.

Putusan-putusan yang dihasilkan kompatibel dengan kebutuhan sebagai solusi atas persoalan kemanusiaan di era kekinian.Di acara Pengajian Pimpinan yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Temanggung, Ahad (16/10) ini Fathur menjelaskan, bahwa manusia mengalami fase kehidupan despiritualisasi.

Kehidupan masyarakat kehilangan rohnya, sebab laku yang ada hanya dalam bentuk instrumen.“Insturmen artinya kehidupan ini sudah kaya alat saja.

Jadi itu manusia kehilangan nurani dan fitrah. Intinya adalah kehidupan yang mengalami sekularisasi — anti Tuhan,” ucapnya.Terkait dengan ini, kata Fathur, menjadi Pernyataan Pikiran Muhammadiyah menjelang satu abad. Kemudian disambung pada Muktamar 2010.

Dalam Pernyataan Pikiran tahun 2010 Muhammadiyah menyebut bahwa manusia mengalami kegersangan ruhaniyah, spiritualitas yang kering, the lost of soul.“Jadi yang dipahami oleh manusia sekarang adalah kehidupan yang tampak, yang artificial. Bahkan kecerdasan pun adalah kecerdasan artificial,” ungkapnya.

Di kehidupan masyarakat yang serba digital, di mana semua laku hidup manusia diwakili oleh teknologi, Fathur berujar bahwa hampir jarang manusia mendoakan saudaranya dengan serius. Mayoritas mengirimkan doa melalui media sosial dengan cara copy paste.

Di sisi lain realitas ini juga harus dirumuskan hukumnya.Dalam menghadapi gejala kehidupan manusia modern, menurutnya Muhammadiyah cerdas dalam menempatkan atau merumuskan jati dirinya. Pandangan yang dirumuskan oleh Muhammadiyah melintas batas, melalui pembacaan peta kehidupan yang komprehensif sehingga mendapatkan keputusan yang kompatibel.

Pada kesempatan ini dirinya juga menyinggung berbahayanya dakwah melalui media sosial, terlebih menjelang tahun politik 2024.

Oleh karena itu dirinya berpesan kepada mubaligh Muhammadiyah supaya berhati-hati dalam merespon sesuatu maupun memberikan pernyataan di media sosialnya.

Dalam menghadapi gejala-gejala yang sedang terjadi di masyarakat kini dan nanti, mubaligh Muhammadiyah penting untuk kembali merujuk putusan-putusan atau produk hukum yang dikeluarkan oleh PP Muhammadiyah.

Hal itu sebagai bekal supaya tidak kaget ketika menemui kenyataan-kenyataan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker