BeritadefaultFiqh Da'wah

Muballigh Harus Teladan, di atas Mimbar dan di Dunia Maya

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA – Era disrupsi dipenuhi dengan banjir informasi yang kadang sulit diverifikasi kebenarannya. Tak jarang, kebisingan yang muncul seringkali menimbulkan fitnah.

Menanggapi fenomena ini, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal berpesan agar para dai Muhammadiyah tidak ikut dengan kebisingan di dunia maya.

Dirinya juga mengingatkan para Dai dan mubaligh Muhammadiyah agar memberikan keteladanan ketika berdakwah baik di atas mimbar atau di media sosial.

“Seperti kata sosiolog, kita hidup di dunia simulakra, dunia artifisial. Allah mengisyaratkan ‘kasarabin bi-qiah’. Seringkali dalam dunia artifisial ini sesuatu itu (fatamorgana) seperti oase bagi orang yang kehausan di tengah gurun pasir,” ungkap Fathurrahman.

Dalam Kajian Kamis Pagi di Youtube Majelis Tabligh Muhammadiyah, Kamis (3/2), dirinya menekankan agar para mubaligh menghadapi fenomena ini dengan sikap hikmah dan kasih sayang serta menghindari kemarahan tidak berdasar pada berbagai isu-isu yang sedang berkembang.

“Nabi mengatakan saya tidak diutus bukan sebagai pelaknat, melainkan penebar rahmat,” pesannya.

Islam sendiri menurut Fathurrahman memberi penekanan bahwa sifat orang yang bertakwa adalah mereka yang mampu menghindari amarah. Hadis Nabi menyebutkan bahwa orang yang kuat adalah mereka yang mampu menahan amarahnya.

“Keadaan marah ini adalah keadaan yang sangat buruk. Karena itu di dalam Islam, orang yang sedang marah tidak boleh beraktivitas dalam peradilan atau memutuskan suatu perkara. Karena kemarahan ini meniscayakan hilangnya keseimbangan di dalam cara berpikir, di dalam cara memandang. Perspektif kita menjadi tidak jernih. Hari-hari ini masyarakat kita terus digoncang dengan situasi emosional yang tidak ada ujungnya,” tutur Fathurrahman.

“Kalau ini tidak kita hadapi dengan baik, maka barangkali kita semakin sulit mengamalkan apa yang disebut Allah sebagai karakter orang yang bertakwa yakni sanggup meredam amarah dan memafkan. Wal kadzimina ghaid wal afina aninnas,” Ujarnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker