BeritadefaultKhazanah

BEBERAPA NASEHAT KH. MUHAMMAD HASYIM ASY`ARI

PESAN-PESAN 2 PEMIMPIN BESAR ISLAM INDONESIA || ABDUL MUNIR MALKHAN

Bismillaahirrohmaanirrohiem

         Dari yang serendah-rendahnya ummat, bahkan orang yang paling tak berharga ialah Muhammad Hasyim Asy’ari. Mudah-mudahan Allah memberikan ampunan dari kesalahan Muhammad Hasyim Asy’ari dan kedua orang tuanya serta seluruh ummat Islam. Amien.

        Kepada saudaraku yang mulya kaum Muslimin, demikian juga para ulama dan orang-orang yang masih awam, Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Sesudah saya mengucapkan salam, telah sampai berita kepada saya bahwa sampai pada saat ini di antara saudara-saudara sekalian masih berkobar bara fitnah dan perselisihan. Lalu saya merenungkan; apakah yang menjadi penyebab fitnah dan perselisihan itu dank arena ummat di zaman sekarang ini telah berani mengganti dan merubah kitab Allah Al Qur’an dan Hadits Sunnah Rasul. Padahal Tuhan Allah adalah Yang Maha Luhur telah berfirman: “Sesungguhnya semua orang mukmin itu saudara, maka perbaikilah persaudaraan diatara kamu sekalian”.

          Keadaan ummat yang sekarang ini, menganggap bahwa saudaranya mukmin yang lain itu sebagai musuh dan tidak mau memperbaiki, bahkan merusak persaudaraan. Nabi telah bersabda: “Janganlah kamu saling mendengki, janganlah kamu saling membuat jauhnya pihak lain, janganlah kamu saling berebut, dan jadilah kamu sekalian hamba Allah yangsaling bersaudara”. Keadaan orang di zaman sekarang ini satu dengan yang lain saling mendengki, saling berbuat yang menyebabkan marahnya pihak lain, saling berbuat yang menyebabkan jauhnya orang lain, saling berebut dan bermusuhan.

Wahai para ulama !

       Yang menyatakan dirinya penganut sesuatu madzhab atau suatu pendapat ulama! Saya harap saudara meninggalkan rasa memihak (‘ashobiyah) pada soal-soal furu’ dan khilafiyah, karena sesungguhnya dalam masahlah tersebut para ulamapun masih berpendapat dua macam; sebagian ulama berpendapat bahwa semua mujtahid itu benar, dan sebagian yang lain menyatakan bahwa mujtahid yang benar itu hanya satu, akan tetapi mujtahid yang lain yang salah akan tetap mendapat pahala.

         Saya minta saudara meninggalkan rasa ta’assub atau rasa memihak dan saya minta meninggalkan jurang yang menjadikan kerusakan tersebut. Dan saya saudara berjuang di dalam Islam dengan mengeluarkan seluruh kekuatan dan sungguh-sungguh untuk menolak orang yang membenci dan mencela Al Qur’an dan sifat-sifat Allah Yang Maha Belas Kasih, dan menolak orang yang mengajarkan pengetahuan yang bathil dan aqaid yang rusak, karena sesungguhnya hukum memerangi orang tersebut adalah wajib.

          Maka marilah saudara, kita sekalian mengorbankan diri untuk melaksanakan kewajiban yang demikian itu.

Wahai sekalian manusia !

         Di antara kamu sekalian banyak orang yang menjadi kafir, bahkan sudah memnuhi berbagai negeri, maka siapakah yang akan mengajak berdialog mereka, dan siapakah yang memberikan petunjuk kepada orang-orang tersebut?

Wahai para ulama !

         Sesungguhnya untuk berdialog dan sarasehan dengan mereka itu serta untuk memberikan petunjuk orang-orang yang demikian itu memerlukan dan harus mengeluarkan tenaga serta harus memperkuat persatuan.

       Saudara, sesungguhnya fanatik dalam soal agama yang kecil-kecil atau furu’, dan keinginan untuk harus mengikuti salah satu madzhab atau mengikuti salah satu pendapat ulama itu adalah sesuatu yang salah dan ditolak oleh Tuhan Allah Yang Maha Luhur dan tidak direstui junjungan Rasul shalallahu ‘alaihi wasallam. Apabila di antara saudara ada yang mengharuskan yang demikian itu, maka tidak lebih dari hanya karena rasa memihak, b, Imam rebut pengaruh dan karena rasa dangki semata.

         Seumpama beliau Imam Syafi’ie, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Achmad, Syech Ibnu hajar, Syech Romli semuanya masih hidup, sungguh, semua mereka tidak akan senang dan tidak sama sekali tidak akan mengakui perjuangan saudara, sebagai engkau tidak senang kepada ulama yang saling berselisihan. Engkau sekalian tentunya melihat berapa banyaknya orang awam yang tidak dihitung jumlahnya kecuali Tuhan Allah Yang Maha Luhur. Orang-orang tersebut meninggalkan sholat, padahal balasan atau hukumnya orang yang meniggalkan sholat tersebut menurut Imam Syafi’ie, Imam Malik dan Imam Achmad dipotong lehernya dengan pedang. Engkau tentunya tidak mengingkari, bahkan jika di antaramu melihat di antara tetangga, banyak yang meninggalkan sholat engkau diam dan tidak menegurnya.

       Selanjutnya apakah perlunya dan gunanya engkau berselisih pada soal-soal kecil dan furu’ yang dalam masalah tersebut para ahli fiqih masih juga berselisih. Akan tetapi kamu malahan tidak menjauhi beberapa masalah yang telah jelas disetujui haramnya oleh para ulama, seperti zina, riba, minum arak dan sebagainya. Dalam menghadapi masalah yang demikian engkau sekalian tidak bertindak dengan ghirah karena Allah, akantetapi karena Imam Syafi’ie dan Syech Ibnu hajar. Hal yang demikian ini akan menyebabkan pecahnya dari persaudaraan. Keadaan demikian itu akan menjadikan sebab orang bodoh mengungguli kekuasaanmu, dan hilanglah kewibawaanmu di hadapan masyarakat yang akhirnya menyebabkan orang yang bodoh menghinamu dan kehormatanmu dengan ucapan dan kata yang tidak selayaknya.

      Akhirnya dengan demikian engkau menambah rusaknya orang-orang yang bodoh tadi karena ucapan-ucapan mereka, padahal sebenarnya dagingmu dan daging ulama-ulama yang sholeh itu mengandung bisa yang haram dihina. Dan sesungguhnya engkau juga membuat kerusakan terhadap dirimu sendiri, oleh karena tindakanmu yang penuh dengan dosa besar.

Wahai para ulama !

         Ketika engkau melihat orang-orang yang menjalankan amal menurut pendapat sebagian Imam yang sudah dianggap madzhabnya meskipun dho’if padahal engkau tidak menyetujui tindakannya itu, maka janganlah engkau berbuat kasar dan keras kepada mereka, berikanlah petunjuk kepada mereka dengan cara-cara yang halus dan bijaksana. Namun jika orang tersebut tidak juga mau menuruti nasehatmu, dan petunjukmu, janganlah mereka engkau anggap sebagai musuh. Perumpamaan orang yang melakukan kekerasan dan permusuhan itu seperti orang-orang yang mendirikan bangunan rumah gedung dan istana kemudian merusaknya.

         Sekali-kali janganlah yang demikian itu sampai terjadi yang akan memnyebabkan perpisahan, perpecahan, perselisihan dan perdebatan. Yang demikian itu adalah suatu kesalahan yang amat berbahaya dan suatu dosa besar yang akan menghancurkan kesatuan ummat dan menutup pintu kebaikan dan kejayaan ummat.

     Oleh karena yang demikian itu, maka Tuhan Allah melarang hambanya para kaum mukminin berbuat perselisihan dan selalu memberi nasehat betapa buruk akibatnya serta akan menimbulkan berbagai kejadian dan peristiwa yang menyedihkan.

     Tuhan Allah berfirman: “Dan sekali-kali engkau sekalian jangan berselisih, sebab perselisihan itu akan menimbulkan kerapuhan dan menghilangkan kewibawaan”.

Wahai para kaum Muslimin !

       Sungguh kejadian yang terlihat pada setiap hari, jadikanlah nasehat. Orang yang pandai itu ialah orang yang dapat memanfaatkan dan mengambil faedah dari pengalaman dan kejadian tersebut lebih banyak dari manfaat yang terdapat dalam beberapa khutbahnya juru dakwah dan nasehat orang yang suka memberikan petunjuk.

         Inilah beberapa kejadian dan peristiwa yang kita alami setiap waktu. Apakah belum juga tiba saatnya untuk memanfaatkan ibarat-percontohan dan memanfaatkan petunjuk? Dan apakah belum juga tiba saatnya kita sadar dan ingat dari suatu situasi mabuk lalu ingat dan sadar dari lupa? Kita tahu dan mengerti bahwa keberuntungan serta kejayaan kita tergantung kepada suasana saling tolong-menolong, tergantung kepada perasatuan, tegantung kepada bersih dan sucinya bathin kita, serta tergantung kepada ikhlasnya bathin kita sekalian. Akankah kita sengaja tetap dalam perpisahan dan taga dalam kedengkian serta sengaja menyesatkan diri dari seperti pada waktu-waktu yang telah lalu?

       Sesungguhnya agama kita ini hanya satu yaitu ISLAM satu madzhab kita ialah Syafi’ie dan tanah air kita satu serta kita semua adalah golongan AHLI SUNNAH WAL JAMA’AH dan bukan golongan Mu’tazilah, bukan Jabariyah dan sesamanya. Maka demi Allah, sungguh, bahwa perpecahan dan tega dalam perselisihan, saling mendengki dan sesat seperti waktu-waktu yang telah lalu adalah berbahaya yang sangat jelas dan kerugian yang besar.

Wahai para kaum Muslimin !

         Semoga kita takut kepada Allah, dan saya berharap agar rukunlah dari perselisihan yang terdapat di antara kita sekalian. Saya anjurkan untuk saling tolong-menolong dalam masalah kebaikan dan takwa kepada Allah. Dan jangan sekali-kali saling tolong-menolong dalam masalah dosa dan permusuhan, Tuhan Allah akan bersama engkau dengan segala rahmatNya. Dan janganlah kamu seperti orang yang berkata “kita sudah mendengar” padahal orang-orang tersebut sebenarnya tidak mendengarnkan.

            Semoga keselamatan akan tetap menyertai kita dari awal sampai akhir.

 

Baca juga : Orang Yang Berakal, Perbedaan Orang Pintar dan Orang Bodoh

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker