Site icon tabligh.id

PERAN AYAH DAN IBU DALAM MENGAMBIL HIKMAH IDUL FITRI

PERAN AYAH DAN IBU DALAM MENGAMBIL HIKMAH ‘IDUL FITRI

Oleh: Dra. Cholifah Syukri, M.SI

.

Makna dari aspek bahasa; ‘id yang berasal dari bahasa arab:

عاد – يعود – عيداyang artinya kembali. Sedang istilah  Fitri,artinya  kesucian yang bermakna agama yang benar, dan asal kejadian. Sehingga dalam konteks Idul Fitri, berarti kembali pada  ke-fitri-an, dalam arti fitrah manusia. Ini sejalan dengan awal kelahiran manusia yang telah dibekali dengan potensi adanya kecenderungan akidah tauhid yang merupakan akidah yang benar dan lurus. (Q.S.Arrum (30): 30

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

Kata‘Id’menurut etimologinya juga berarti al-mausim /musim, disebut demikian karena setiap tahun berulang. Hari raya Islam disebut ‘Id’ karena pada hari itu Allah SWT menganugerahkan kebaikan dan kegembiraan kepada umat Islam sebagai makhluknya setiap tahun yang terus berulang

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيى َللَّه ُعَنْهَا قَالَت                                                             :

قَالَ رَسُول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( الْفِطْرُيَوْمَ يُفْطِرُ اَلنَّاسُ, وَالْأَضْحَي  يَوْمَ  يُضَحِّى لنَّاسُ ) رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيّ

 

Makna Idul Fitri dari aspek Budaya.

Hari Raya Idul Fitri  selalu dirayakan oleh umat Islam se dunia, termasuk di Indonesia setelah  menunaikan ibadah siyam (puasa) selama satu bulan penuh selama bulan Ramadhan. Bahkan dari sebagaian masyarakat, yang tidak menunaikan puasa pun ikut merayakan Idul Fitri, dengan berkunjung mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri, sungkem kepada orang tua, ayah dan ibunya, sanak famili dan tetangga/teman, handai taulan. Dirayakan dengan makan makanan khas masing-masing daerah, bersilaturahim dalam komunitas keluarga dengan sebutan Pertemuan Trah, Pertemuan Bani dsbnya. Tidak jarang masing-masing keluarga menyambut perayaan Hari Raya Idul Fitri dengan persiapan-persiapan seperti; memperbagus penampilan rumah dan isinya, ganti kendaraan yang lebih bagus,berbusana baru dsbnya.

Masyarakat pada umumnya, menyebut Bada/Badan dan Lebaran. Lebaran bisa dimaknai : Lebar artinya selesai ( dalam menjalankan ibadah se bulan penuh pada Ramadhan , Lebur artinya hilang (hilang semua dosa dan khilaf), Luber artinya melimpah (ampunan dan pahala dari Allah) serta  Labur yang artinya putih (suci, bersih, kembali seperti baru lahir).

Sehubungan  dengan makna dari aspek budaya diatas , maka kata bijak dari ulama’ tentang Idul Fitri sbb.

ليس العيد لمن لبس الجديد ولكن العيد لمن طاعته تزيد

Artinya; Bukanlah Idul (Fitri) itu bagi orang yang berpakaian baru, akan tetapi Idul(Fitri) hakekatnya bagi orang ketaatannya/ketakwaannya bertambah/ meningkat. Pepatah tersebut dalam rangka mengingatkan kaum muslimin/at untuk bagaimana perilaku yang terpilih dan baik untuk melakukan peringatan idul Fitri, mengingat hakekat dari merayakan hari besar Islam kali ini adalah keberhasilan meraih kemenangan setelah sebulan melakukan puasa ramadhan sebagai expresi bersyukur. Sesuai dengan perintah Allah sbb:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“…Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”. Q.S. Al Baqarah (2): 185.

Dalam merayakan Idul Fitri kaum muslimin hakekatnya telah berhasil meraih kemenangan yang merupakan hasil perjuangan dari ibadah puasa Ramadhan. Kemenangan itu antara lain;

Sebagaimana makna kata Hikmah artinya adalah bijaksana, kebaikan yang berharga bahkan bisa diartikan kesaktian ( oleh Pius A Partanto & M Dahlan Yacub  Al Barry dalam Kamus Ilmiyah Populer, Penerbit Arkola, Surabaya. Tahun 1994, hal: 223 ).

Beberapa hikmah/ kebaikan yang berharga bahkan yang menjadi kesaktian Idul Fitri bagi kehidupan umat manusia (kaum muslimin) ialah :

1). Implementasi meraih kemenangan saat merayakan idul Fitri;

2). Menunaikan zakat fitrah masing-masing induvidu 1 sho’ = 2.5 kg. beras sebagai makanan pokok di masyarakat pada umumnya.

3). Melakukan sholat Idul Fitri berikut sunnah-sunnahnya yakni;

4). Bersilaturahim dan saling memaafkan

Hikmah Idul Fitri yang syarat dengan nilai-nilaikebaikan merupakan pembelajaran agama dan hidup bermasyarakat yang perlu dilestarikan  dan perlu di tanamkan kepada generasi penerus.

كُلُّ مَوْلُود ٍيُولَدُعَلى الْفِطْرَة ِفَأَبَوَاهُ  ويُهَوِّدَانِه ِأَوْيُنَصِّرَانِهِ أَوْيُمَجِّسَانِهِ

Ayah dan ibu sebagai orang tua memiliki peran penting untuk anak-anak dalam hal sbb:

 

تقبل الله منا ومنكم تقبل يا كريم جعلنا الله واياكم من العاءدين والفاءزين

  1. Hikmah Idul Fitri merupakan nilai-nilai kebaikan yang berfungsi sebagai kekuatan moral untuk      digunakan memperkuat pribadi dalam menjalankan tugas dan kewajiban secara pribadi maupun berkelompok.
  2. Nilai-nilai kebaikan dari ajaran Islam tentang Idul fitri harus dilestarikan dan dilanjutkan keberadaannya terutama bagi generasi penerus serta dibimbingkan pelaksanaan dan pengamalannya.
  3. Orang tua yang terdiri dari ayah ibu memiliki kuwajiban untuk melestarikan dengan mendidikkan kepada anak dan anggota keluarga.

Exit mobile version