BeritadefaultMuamalah

Budaya Ta’awun dan Pemberdayaan Masyarakat

TABLIGH.ID,BANTUL–Dalam perkembangan kehidupan untuk mencapai kebahagiaan, manusia, secara sosial melakukan gotong royong atau saling membantu kepada sesamanya. Dalam Islam istilah saling membantu disebut dengan ta’awun. Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan sosial, tentu tidak lepas dari kegiatan-kegiatan ta’awun.

Lembaga Kebudayaan PP ‘Aisyiyah bekerjasama dengan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah mengadakan Podcast Dialog Dakwah Budaya seri #9 dengan tema: Ta’awun dengan Pendekatan Budaya. podcast Kali ini dibersamai oleh Nahar Miladi selaku host dan Mahsunah Syakir, selaku Narasumber yang merupakan Ketua LK PP ‘Aisyiyah dan merupakan Badan Pengurus LazisMu PP Muhammadiyah.

Mahsunah mengatakan bahwa ta’awun sudah melekat sejak dulu dan sudah membudaya. Sejak dahulu, peradaban manusia memang tidak bisa lepas dari bantuan manusia lain. Hanya saja, setiap tempat memiliki Bahasa yang berbeda dalam saling membantu sesamanya atau ta’awun. Bahkan, dari peristiwa kematian pertama manusia, pada kisah Habil dan Qabil, kita belajar bahwa manusia butuh orang lain untuk, setidaknya, mengubur jenazah.

Mahsunah menyetujui bahwa modernisasi dan Globalisasi membuat seseorang menjadi individualis. Di lain sisi, Mahsunah optimis, dengan adanya pandemi, membuat ta’awun menjadi terlihat kembali. Ia mengatakan, “Pandemi ini menunjukkan bahwa ta’awun tidak pernah hilang dari budaya kita, dan menyadarkan kita kembali.

“Memang kehidupan modern dengan tuntutan kerja, sekarang, membuat orang terpaksa tidak bisa melakukan kegiatan yang dahulu lazim, seperti ronda, kerja bakti, dan sebagainya.” Ujar Mahsunah. “Tapi, ta’awun dapat dilakukan dengan cara-cara lain, seperti iuran dan membantu tetangga yang membutuhkan dengan berbagai macam cara.” Lanjut Mahsunah.

Mahsunah mengutip surat Al-Maidah ayat 2: “… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan …” Ayat ini, menurut Mahsunah memerintahkan sesama Muslim untuk tolong-menolong dalam kebaikan. Maka sudah sepantasnya seorang Muslim menolong saudaranya baik sesame muslim maupun saudara sebangsa.

Di Era medos sering ada gerakan membatu orang yang mudah tersebar. Ketika ada yang membutuhkan, dan disebar di media sosial, maka akan banyak orang yang berdatangan membantu. Hal ini salah satu bentuk ta’awun yang masih membudaya dalam masyarakat kita.

Mahsunah menjelaskan ta’awun dalam perspektif Lembaga dakwah, seperti Muhammadiyah sejatinya tidak hanya membantu kesusahan seorang mustad’afin saja, tetapi ada upaya untuk pemberdayaan masyakat agar masyarakat mandiri. Ini menjadi tugas selanjutnya dari Muhammadiyah untuk mendidik masyarakat agar tidak hanya merasa senang dibantu terus, tapi juga ada keinginan untuk dapat hidup lebih baik dan mampu membantu sesamanya.

LazisMu, selain sigap dalam penanggulangan kebencanaan, juga kemudian diikuti pemberdayaan pasca bencana, agar masyarkat bisa pulih dan mendapat kehidupan yang lebih baik. Memang ada Pekerjaan Rumah yang besar dalam pemberdayaan masyarakat, menurut Mahsunah, terutama kalau masyarakat yang sudah merasa nyaman dengan terus-menerus mendapat bantuan dari orang lain.

“Kita harus gerakkan budaya ta’awun terutama pada generasi muda. Generasi ini adalah generasi yang terus membudyakan ta’awun.” Ujar Mahsunah menutup podcast sore itu. [Fhm]

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker