default

Permainan Tradisional Mulai Punah, LKPP ‘Aisyiyah Ajak Melestarikan untuk Pembentukan Karakter 

 

TABLIGH.ID.BANTUL—Permainan anak tradisoinal sudah mulai banyak ditinggalkan anak-anak jama sekarang. Mereka lebih memilih bermain gadget yang cenderung membentuk karakter individualis dan anak-anak menjadi semakn terasing dari akar budaya lokalnya. Upaya untuk menghidupkan kembali permainan anak tradisional menjadi penting untuk mengenalkan anak pada budaya lokal dan menumbuhkan berbagai kerakter-karater yang baik.

Podcast Dakwah Budaya (4/10) membahas tentang permainan anak (dolanan anak dalam Bahasa Jawa) Jamuran, dan dibersamai oleh Diah Uswatun Nurhayati dan Widiyastuti. Disiarkan langsung melalui Studio Tabligh Digital, Gedung Pusdiklat Institut Tabligh Muhammadiyah. Acara ini diselenggarakan oleh Majelis Kebudayaan PP Aisyiyah yang bekerjasama dengan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.

Permainan Anak, dalam Bahasa Jawa disebut dolanan anak, dapat meninumbuhkan karakter pada anak. “Anak itu dunianya adalah bermain, yang dalam Bahasa Jawa disebut dolanan. Di berbagai daerah lain pun ada, dari Sumatera sampai Papua, ada nama dan istilah untuk setiap permainan-permainan dan biasanya ada lagu yang mengiringi dolanan anak,” Kata Diah.

Diah mencontohkan dalam permainan Jamuran, “permainan anak tradisional tidak membutuhkan modal, tidak membutuhkan alat dan bahan yang banyak, modalnya hanya bergandengan tangan.” Ujar Diah. “Dolanan anak juga membantu anak berlatih pengetahuan, berlatih kompetisi, berlatih spotifitas dan meningkatkan kemampuan anak dalam bergaul dengan teman sebayanya.”

Menurut Diah, dolanan anak perlu dilestarikan melalui sekolah, secara struktural melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan karena melalui lingkungan masyarakat juga sudah susah. “Dolanan anak menjadi susah dilestarikan juga karena dibutuhkannya lahan atau lapangan yang luas untuk bermain anak yang kini sudah mulai jaran ditemui.” Tambahnya.

Ada pertanyaan dari pemirsa siaran langsung, “Bagaimana dolanan tradisional tetap eksis di tengah pernainan game digital?” Diah menjawabnya bahwa perlu ada kerja kreatif dalam pelestarian budaya lokal berupa dolanan anak dengan membuat aplikasi game yang memainkan permainan tradisional seperti gobak sodor, layangan, dan sebagainya. Juga bisa dilakukan upaya pembuatan animasi semacam Upin-Ipin.

Terakhir, Diah berpesan bahwa upaya untuk melestarikan permainan anak ini perlu dilakukan agar anak dapat terbentuk karakternya dan tidak lepas dari akar budayanya. Ia juga menambahkan bahwa upaya melestarikan permainan anak ini perlu menjadi perhatian kementrian terkait secara struktural dan masyarakat yang mendukungnya agar karakter bangsa tetap terjaga. [Fhm]

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker