BeritaKhazanahMuamalah

Meningkatkan Derajat Manusia: Refleksi atas QS. At Tin Ayat 5-6

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA—Dalam pencarian makna dan pengertian dalam teks suci Al-Qur’an, terkadang kita dihadapkan pada potret-potret kiasan yang mendalam, yang merentangkan jarak antara dimensi lahir dan batin. Salah satu ayat yang menarik perhatian adalah ayat 5 dari Surah At Tin, di mana kata “asfala safilin” yang berarti tempat paling rendah.

Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Periode 2015-2022, Sekaligus Dewan Penasehat Majelis Tabligh PP Muhammadiyah 2022-2027 Yusuf Abdul Hasan menguraikan ayat ini sebagai perwujudan tempat paling rendah, suatu wilayah yang dikaitkan dengan ruang yang paling hina. Seolah-olah, ayat ini menyoroti kondisi-kondisi terendah dalam konteks moral dan spiritual. Bahkan, bahan yang sering diinjak dan dianggap sepele, seperti aspal, menjadi ilham dari ayat ini.

“Di Malioboro jalan aspal malah dikencingi kuda, tempat yang sangat hina. Ada aspal yang di atas namanya fly over, sekalipun demikian, ia tetap diinjak para pejalan,” terang Yusuf dalam Kajian Ahad Pagi di Masjid Islamic Center pada Ahad (06/08).

Namun, di tengah semua potret rendah ini, ayat selanjutnya mengarahkan kita pada pengecualian yang penuh harapan. Ayat 6 Surah At Tin memberi sinar terang bagi golongan “asfala safilin” yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Ayat ini mengungkapkan bahwa keyakinan dan perbuatan baik adalah kunci untuk mengangkat manusia dari tingkat rendah moral dan spiritual. Allah menjanjikan pahala yang tak terputus bagi mereka yang melakukan kebajikan dan amal saleh.

Ayat ini mengajarkan bahwa melalui iman yang teguh dan tindakan-tindakan baik yang ikhlas, manusia dapat mencapai transformasi spiritual yang luar biasa. Iman yang kuat menjadi pendorong utama dalam mengubah nasib seseorang dari yang terhina menjadi yang dihormati di hadapan Allah. Kunci terpenting adalah komitmen untuk terus mengembangkan diri, memperbaiki moralitas, dan menghadirkan dampak positif dalam masyarakat.

Janji pahala yang tak terputus yang diberikan oleh Allah kepada mereka yang berbuat baik dan bermuamalah dengan kebajikan adalah tanda kasih dan rahmat-Nya yang tiada tara. Hal ini menegaskan bahwa usaha manusia dalam menggapai kesempurnaan moral dan spiritual tidak akan pernah sia-sia. Pahala itu menjadi inspirasi yang menghidupkan semangat dan memberikan makna dalam perjalanan hidup.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker