BeritadefaultKhazanah

Menyambut Tahun Baru Islam Merupakan Media Dakwah

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA—Menyambut tahun baru Islam tidak serta-merta dianggap bid’ah, menurut Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anhar Anshory hal ini sebagai media dakwah Muhammadiyah.

Demikian disampaikan di acara Pengajian Menyambut Milad Muhammadiyah 114 dan Tahun baru Hijriyah 1444 H yang diadakan oleh LPSI UAD, Rabu (28/7) secara hybrid di Masjid Islamic Center UAD.

Menurutnya, warga Muhammadiyah tidak boleh latah ikut-ikutan, sebab di Muhammadiyah misalnya dalam urusan akhlak sudah ada pedomannya yaitu Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM).

“Akhlak bermuhammadiyah ini sangat menentukan, karena 16 akhlak bermuhammadiyah itu luar biasa. Himpunan dari khittah-khittah perjuangan Muhammadiyah,” ucapnya.

Ketua Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD ini berharap melalui kajian-kajian yang diadakan oleh Muhammadiyah, termasuk yang diadakan sayap-sayap organisasi dan lembaga Muhammadiyah bisa membangun kebersamaan.

“Kajian-kajian kita ini semoga bisa memperkuat kohesi sosial, kohesi ukhuwah kita”. Tuturnya.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir dalam kajiannya menyampaikan bahwa budaya juga merupakan dari media dakwah. Termasuk budaya menyambut Tahun Baru Islam merupakan media dakwah Muhammadiyah.

Tafsir menuturkan, bahwa dalam Islam terdapat dua jenis hari besar, yaitu hari besar secara syariah dan hari besar secara budaya. Terdapat tiga hari besar secara syariah, yaitu hari idul fitri, iduladha, dan hari jumat.

“Sementara hari besar secara budaya itu ada PHBI Peringatan Hari Besar Islam, 1 Muharram, 12 Rabiul Awal, 27 Rajab, kemudian 12 Ramadan. Tahun baru hijriah, maulid nabi, kemudian isra’ mi’raj, nuzulul qur’an itu hari besar secara budaya,’ ungkapnya.

Pada kesempatan ini dia juga menjelaskan tentang perbedaan antara keduanya, untuk hari besar secara syariah yang mesti harus diperingati. Sementara untuk hari besar budaya tidak ada ritual tertentu dalam memperingatinya.

“Adanya tentu sebagai media dakwah, setau saya Muhammadiyah sah ber PHBI sebagai media dakwah – alat untuk dakwah”. Tuturnya.

Menurutnya, mendakwahkan syariah tanpa dukungan budaya tidak lancar. Hemat Tafsir, dakwah membutuhkan empat dukungan meliputi sumber daya manusia, politik atau kekuasaan, ekonomi, dan yang terakhir membutuhkan dukungan kultur atau budaya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker