AqidahBeritaTanya Jawab Agama

MASALAH SHALAWAT DAN TASAWUF: Shalawat Tunjina

Tanya Jawab Agama Jilid II

Tanya: Kami sering mendengar doa di mushalla-mushalla atau masjid-masjid, dengan kata-kata “shalatan tunjina bida dst”. Dikatakan doa itu amalan Syekh Abdul Qodir Jailani dan artinya mohon keselamatan dari segala penderitaan. Benarkah demikian dan apakah memang dapat dilakukan pengamalan semikian itu? (M. Suhrawardi, Lgn. No. 8047, Jl. Sei Mesakabel Rt. 10 no. 22 Banjarmasin).

Jawab: Disuatu daerah doa itu disebut “shalawat tunjina” karena bacaannya dimulai dengan shalawat, yakni: ALLAHUMMA SHALLI’ALAA SAYYIDINA MUHAMMAD, SHALAATAN TUNJINA BIHA dst. Membaca shalawat termasuk yang dianjurkan agama seperti dalam Al-Quran pun hal itu disebutkan dalam surat Ahzab ayat 56:

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

   Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan pernghormatan kepadanya. 

Mengenai arti shalawat disitu ada beberapa pengertian. Kalau berasal dari Allah berarti rahmat, dan kalau dari malaikat berarti doa permintaan ampunan pada Allah dan kalau dari kaum muslimin berarti doa permohonan rahmat kepada Allah untuk Nabi-Nya.

Contoh doa sholawat itu seperti ucapan: ALLAHUMMA SHALI’ALA MUHAMMAD. Membaca shalawat yang seperti ini yang ada tuntunannya. Tetapi kalau membaca shalawat dihubungkan dengan amalan Syekh Abdul Qadir Jailani dalam rangka memohon keselamatan dan dijauhkan dari penderitaan maka tidak ada tuntunannya dalam Al-Quran maupun As Sunnah. Keselamatan dapat langsung memohon kepada Allah dengan doa-doa yang dimaktsur artinya dituntunkan dalam Al-Quran maupun As Sunnah tanpa dikaitkan dengan seseorang manusia, disamping adanya usaha menjauhi hal-hal yang akan mendatangkan madlarat dan juga berusaha untuk selalu bersikap hati-hati. Dengan permohonan kita langsung dan Iradat juga ketulusan dan keikhlasan kita dalam memohon. Kalau akan membaca shalawat bacalah shalawat sesuai dengan shalawat yang dituntunkan Nabi dan lakukanlah karena itu perintah Nabi sebagai kecintaan dan ketaatan kita mengikuti jejak Nabi bukan karena yang lain.

Sumber: Buku Tanya Jawab Agama Jilid II Hal 8-9

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker