TABLIGH.ID.Cirebon – Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhamadiyah melaksanakan Refreshing Muballigh Muhammadiyah dan Studi Kerja Manajemen #2 KMM pada Sabtu – Ahad, 2 – 3 Maret di Kampus 2 Universitas Muhammdiyah Cirebon dengan peserta dari perwakilan beberapa Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah sekitar.
Rangkaian acara dimulai dari sambutan yang diberikan oleh ketua panitia hingga amanat yang disampaikan oleh Dr. Saad Ibarhim selaku ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam kegiatan ini, para peserta menerima empat materi yang disampaikan oleh pemateri-pemateri yang disiapkan, materi yang diberikan salah satunya tentang Tata Kelola Masjid Muhammadiyah dan disampaikan oleh Dr. Waluyo, Lc., M.A.
Waluyo mengatakan dalam materinya, ”dakwah Muhammadiyah harus menyentuh desa-desa yang sulit dijamah, terdalam dan tertinggal. Melalui masjid sangat membantu dakwah Muhammadiyah dan menyelamatkan masyarakat pedalaman yang tertinggal,” ujarnya.
Keputusan Muktamar ke-48 mengamanatkan kepada Majelis Tabligh di setiap tingkatan terkait tata kelola dan pembinaan masjid dan musala serta integrasinya dengan Korps Muballigh Muhammadiyah, guna memperkuat pemberdayaan masjid serta menjadi ladang perkaderan pula.
”Kewajiban Majelis Tabligh yang berintegrasi dengan KMM adalah sebagai penyelenggara usaha-usaha dalam bidang tabligh dan kemasjidan sesuai dengan kebijakan Pimpinan Muhammadiyah masing-masing.” ucap Waluyo. ”Dalam hal-hal tertentu perlu dilakukan program masjid yang menjadi percontohan atau teladan bagi masjid-masjid yang lain.” lanjutnya.
Hal ini menjadi pecutan awal, karena sebagaimana amanat muktamar, masjid harus benar-benar dikelola dan diperhatikan jangan sampai dijadikan anak tiri, masjid pula harus diperlakukan selayaknya universitas dan sekolah-sekolah Muhammadiyah yang ada, karena masjid sebagai salah satu instrumen dakwah Muhammadiyah yang dapat menjangkau pelosok-pelosok desa.(Diki Ramadhan)
