AqidahBeritaTanya Jawab Agama

MASALAH SHALAWAT DAN TASAWUF: Shalawat Wahidiyah

Tanya Jawab Agama Jilid II

Tanya: Saya pernah mendengar ceramah bahwa puncaknya Islam itu “shalawat wahidiyah”. Apakah hal itu ada dasar hukumnya? (Abd. Wahab, Agt. Muh. Dan Guru SD. 004 Waru Kab. Pasir, Kal-Tim).

Jawab: Tidak kita dapati dalam Al-Quran maupun Hadis bahwa Shalawat Wahidiyah adalah puncaknya Islam, kalau yang dimaksud shalawat sebagai bacaan sarana dzikir, ingat pada Allah. Kalau yang dimaksud shalawat wahidiyah sebagai lembaga atau badan jamaah, juga tidak kita dapati bahwa Jamaah Wahidiyah sebagai puncak Islam. Dalam Al-Quran disebutkan bahwa yang dianggap urusan yang besar ialah ingat kepada Allah dan shalat. Anjuran ingat kepada Allah baik mengingat akan kekuasaan-Nya maupun ingat akan nikmat-Nya yang telah diberikan kepada setiap insan, sangat banyak ditunjukkan oleh ayat Al-Quran. Kelalaian manusia sehingga melupakan Allah akan berakibat Allah membuat manusia lupa terhadap dirinya sendiri, sebagai yang disebutkan pada surat Al Hasyar ayat 19:

وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ نَسُوا۟ ٱللَّهَ فَأَنسَىٰهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

    Artinya: Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang -orang fasik. 

Perintah selalu ingat kepada Allah disebutkan antara lain dalam surat Al Baqarah ayat 152:

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

    Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat-Ku). 

Shalat merupakan sesuatu yang besar dan sarana ingat kepada Allah, disebutkan pada surat Al Ankabut ayat 45 dan surat Thaha ayat 14:

ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, ialah Al Kitab (Al-Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya ingat kepada Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

إِنَّنِىٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدْنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكْرِىٓ

   Artinya: Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, tidak ada Tuhan selain Aku, karena itu sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku.

Dari ayat di atas bukan shalawat baik ucapan shalawat maupun lembaga shalawat yang terpenting dalam agama, tetapi shalat. Lebih jauh lagi keutamaan shalat juga dijabarkan dalam keterangan Nabi sebagai utusan Allah yang mempunyai otoritas untuk menjelaskan tentang agama kita Islam. Ia menyampaikan kepada kita bahwa shalat merupakan hal yang sangat penting, antara lain seperti diriwayatkan oleh Imam Muslim Abdullah. Nabi bersabda:

أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ أَوْ الْعَمَلِ الصَّلَاةُ لِوَقْتِهَا وَبِرُّ الْوَالِدَيْنِ

   Artinya: ” Seutama-utama amal perbuatan ialah shalat pada waktunya dan berbuat baik kepada orang tua.”

Masih ada lagi Hadis yang menerangkan pentingnya melakukan shalat, antara lain bahwa shalat adalah amal yang akan dihisab (diperiksa) pertama di hari kiamat (HR. An Nasaiy dari Ibnu Mas’ud, dengan nilai Hasan).

Selanjutnya kalau yang dimaksud shalawat ialah jamaah, juga tidak ada dasarnya kalau jamaah shalawat wahidiyah adalah jamaah yang terbaik atau orde terbaik. Karena dalam Hadis disebutkan orde pengamalan Islam terbaik ialah di Zaman Nabi bersama sahabat, baru kurun berikutnya.

Sumber: Buku Tanya Jawab Agama Jilid II Hal 6-7

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker