BeritaMuamalah

Anak dalam Islam: Sebagai Rizki dan Tanggungjawab Orang Tua

TABLIGH.ID, BANTUL — Anak adalah rizki yang diberikan Allah kepada suatu keluarga. Anak yang sholeh adalah bentuk keberhasilan orang tua dalam mendidiknya. Maka dari itu, pendidikan anak adalah tanggungjawab orang tua dan amanah yang wajib dijalankan dengan baik.

Pada Senin (25/10), Lembaga Kebudayaan PP ‘Aisyiyah bekerjasama dengan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menyelenggarakan Podcast Dialog Dakwah Budaya yang dibersamai oleh Chusniatun, anggota Lembaga Kebudayaan PP ‘Aisyiyah. Podcast kali ini dengan tema: Anak Menurut Pandangan Islam.

Di awal, Chusniatun mengutip ayat, “Kullu mauludin yuuladu ‘ala al-fithrah, setiap anak itu lahir dalam keadaan fitrah.” Lalu, ia menambahkan bahwa fitrah pada seorang anak adalah ketauhidan. “Anak tidak hanya dibekali kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, tapi (anak) juga dibekali potensi berketuhanan.” Ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa orang tua dituntut untuk mengajarkan tauhid kepada anak. “Pertama kali anak memang harus dikenalkan dengan ketauhidan, itu sangat penting.”

“Anak, menurut Islam, harus melalui pernikahan yang sah.” Jelas Chusniatun. “Kalau anak dari luar pernikahan, maka nanti tidak baik untuk anak tersebut.” Tambahnya. Telah jelas juga dalam maqashid syari’ah bahwa menjaga nasab keturunan adalah bagian dari syari’at Islam.

Di beberapa negara, salah satunya Jerman, angka pertumbuhan penduduknya sangat rendah. Chusniatun menjelaskan bahwa perlunya umat Islam dalam memperbanyak keturunan yang secara langsung juga memperbanyak umat Islam.

Obrolan berlanjut membahas tentang childfree yang dipopulerkan oleh seorang selebritis sosial media. Childfree adalah istilah yang popular untuk menamai keluarga yang memilih untuk tidak memiliki anak.

“Dalam Islam sudah jelas, tujuan menikah, salah satunya, adalah memperoleh keturunan. Rasulullah sendiri membanggakan umatnya yang banyak.” Ujar Chusniatun. “Tetapi, untuk jumlahnya tidak ditentukan.”

“Banyak orang yang berusaha mempunyai keturunan tapi tidak diizinkan Allah. Ada juga yang tidak sebenarnya tidak ingin mempunyai anak, tapi Allah berikan.” Lanjutnya. Menurut Chusniatun, rejeki berupa anak adalah hak prerogatif Allah. Ketika manusia dikaruniai anak, makai a wajib bertanggungjawab atasnya.

Chusniatun menegaskan bahwa tanggungjawab orang tua terhadap anak harus diawali dari diri sendiri. Lanjutnya, “dalam At-Tahrim ayat 5 dijelaskan bahwa kita harus menjaga diri sendiri dahulu baru keluarga dari api neraka.”

Dengan mengetahui bahwa anak adalah rizki sekaligus tanggungjawab, maka, Chusniatun menegaskan, bahwa kita tidak boeh mendidik anak dengan sembrono. “Kadang di dalam rumah sudah dididik dengan baik, ketika keluar rumah bertemu dengan yang lain (kurang baik) saja, bisa jadi melenceng.” [Fhm]

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker