BeritadefaultKhazanah

Cerita Perkembangan dan Corak Islam di Negeri Paman Sam

TABLIGH.ID, BANTUL– Dari sekitar 332 juta jiwa lebih penduduk Amerika Serikat (AS), terdapat satu persen dari mereka adalah pemeluk Agama Islam. Agama Islam di AS menjadi ketiga terbesar setelah Kristen dan Yahudi.

Pada satu dekade terakhir pembangunan rumah ibadah umat Islam atau masjid di AS juga mengalami perkembangan yang pesat. Menurut Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) AS, Muhamad Rofiq Muzakkir, jumlah muslim di AS tersebut merupakan perkiraan kasar, sebab tidak ada sensus di AS yang menanyakan agama penduduknya.

Amerika sebagai negara dengan multikulturalisme yang tinggi, kata Rofiq, menjadikan kehidupan di sana memiliki banyak corak. Termasuk warna yang ada di Agama Islam. Menurutnya, para pendatang penganut Agama Islam di AS seringkali membawa corak budaya dari negara asalnya.

“Corak keberagamannya sangat dipengaruhi oleh asal usul mereka masing-masing, jadi istilahnya itu Islam back home, kalau mereka orang Pakistan atau India, Bangladesh, kalau mereka membangun masjid ya dengan corak mereka, kebudayaan dari tempat masing-masing”. Ucap Muzakkir pada (6/8) di acara Muhammadiyah For All yang diadakan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.

Menurutnya, di kehidupan di AS mendukung dan menjadi tempat pertemuannya banyak paham, corak budaya, dan lain sebagainya. Hal ini yang menurut Muzakkir yang membedakan Amerika dengan negara-negara sekuler lai, sebab di Amerika orang masih bisa ‘mengenakan’ identitas asal mereka dengan longgar.

Kehidupan muslim di Amerika memiliki masalah yang tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Karena setiap komunitas muslim pendatang membawa corak masing-masing negara asal, akan berdampak pada sulitnya membedakan yang mana ajaran agama dan yang mana budaya.Sempitnya pergaulan yang hanya dengan komunitas asal ini juga terjadi pada diaspora Indonesia di Amerika, kecenderungan ini memiliki dua sisi yaitu baik untuk menjaga komunikasi dan budaya jati diri, namun kurang berhasil dalam membangun komunitas dan pengaruhnya pada komunitas yang lebih luas.

Muzakkir menegaskan bahwa hidup sebagai muslim di Amerika tidak seburuk sebagaimana yang diketahui oleh orang-orang Indonesia kebanyakan. Sebab hidup sebagai muslim di Amerika tidak ubahnya seperti hidup di negara-negara sekuler lain, atau mungkin lebih di Amerika lebih baik.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker