AqidahBeritaTanya Jawab Agama

MASALAH SHALAWAT DAN TASAWUF: Tasawuf dan Widhatul Wujud

Tanya Jawab Agama Jilid II

Tanya: Apakah tasawuf itu? Apakah benar tasawuf itu sebagai puncak beriman kepada Allah, dan bagaimana tasawuf yang sering membawa pada wahdiatul wujud? Keduanya menurut saya sukar dibedakan. Mohon dijelaskan. (M. Suhrawardi, Lgn. No. 8047, Jl. Sei Mesa, Kal-Sel).

Jawab: Tasawuf itu gampangnya ajaran yang berisi cara bagaimana seseorang dapat mencapai hubungan yang mesra dengan Allah yang Maha Kekal dan Maha Sempurna. Hubungan itu didasarkan atas cinta (hub) dan kasih. Dalam kerangka ajaran Islam yang bersumber pada Al-Quran dan As Sunnah istilah tasawuf itu tidak ada, yang ada ialah ihsan atau akhlakul karimah.

Kalau tasawuf yang kini banyak difahami dan diamalkan oleh sebagian kaum Muslimin itu tidak menyimpang jauh dari pemahaman Al-Quran dan As Sunnah dan masih terkait dengan akhlaqul karimah yang memberikan tuntunan hubungan yang baik, yang menimbulkan sikap yang seharusnya seseorang sebagai hamba kepada Khaliqnya, dalam suatu pemahaman yang benar terpadu antara ayat dengan ayat dan ayat dengan Hadis, tentu tidak akan menjurus pada ajaran yang tidak benar. Tetapi kalau ajaran itu merupakan suatu interpretasi berdasarkan kecenderungan seseorang sehingga membawa ajaran itu menyimpang dari ajaran yang benar sesuai dengan pemahaman yang benar, tentu tasawuf yang demikian bukan tasawuf yang dibenarkan.

Banyak ayat yang terdapat dalam Al-Quran yang memerlukan interpretasi yang benar. Kalau interpretasinya dalam pemahaman menurut kecenderungan manusia bukan didasarkan dalil yang kuat akan membawa kearah yang tidak benar. Padahal kecenderungan demikian dapat terjadi sesuai dengan firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 7:

فَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَٰبَهَ مِنْهُ ٱبْتِغَآءَ ٱلْفِتْنَةِ وَٱبْتِغَآءَ تَأْوِيلِهِۦ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُۥٓ إِلَّا ٱللَّهُ ۗ

   Artinya: Adapun orang-orang yang hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah.

Hubungan manusia dengan Allah suatu hal yang menyangkut aqidah, perlu dasar yang kuat, baik dari Al-Quran maupun Sunnah mutawatirah, yang keduanya menjadi sumber utama pemahaman dan pelaksanaan yang benar yang dijamin tidak akan membawa kesesatan.

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

   Artinya: Aku tinggalkan bagimu dua perkara tak akan sesat, selama kamu berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. (HR. Malik).

Selanjutnya untuk menjaga diri agar terjaga keselamatan amal perbuatan adalah selalu berkata yang benar, termasuk dalam ajarannya dan selalu menetapi ketaatannya kepada Allah dan Rasulnya akan mendapatkan kebahagiaan yang besar.

Kesimpulan, tasawuf Islam yang berkisar pada akhlaqul karimah yang didasarkan pada Al-Quran dan As Sunnah yang kuat tentu dapat dibenarkan sedang yang berdasar pada interpretasi seseorang yang menjurus pada ajaran yang tidak benar, seperti dengan bacaan tertentu akan menjadikan bertemunya hamba dengan Khaliqnya atau dengan meminjam istilah “manunggaling kawula gusti” tentu jauh dari tasawuf Islam di atas.

Sumber: Buku Tanya Jawab Agama Jilid II Hal 14-16

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker