BeritadefaultKhazanah

Sejarah UNISA, Pengorbanan dan Kemandirian Kaum Perempuan

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA – Sekilas, nama UNISA seperti nama kampus pada umumnya. Nampak tidak ada yang istimewa. Namun jika kita mengulik lebih dalam, kampus UNISA adalah wajah sejati dari Muhammadiyah dalam memandang kodrat perempuan. Sesuatu yang jarang kita temukan dalam tradisi di dunia Islam, bahkan dunia.

Seperti namanya, UNISA atau Universitas ‘Aisyiyah didirikan oleh organisasi sayap perempuan Muhammadiyah yaitu ‘Aisyiyah. ‘Aisyiyah sendiri adalah organisasi untuk para perempuan Muhammadiyah yang telah berusia dewasa atau berkeluarga.

Sebagai organisasi perempuan modern tertua di Indonesia yang masih eksis (berusia 105 tahun), ‘Aisyiyah kini telah memiliki tiga Universitas dengan gedung yang megah yaitu Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Surakarta, UNISA Yogyakarta dan UNISA Bandung.

Meski bukan yang pertama di Indonesia dan satu-satunya di dunia, keberadaan UNISA sebagai kampus yang dikelola dan dinahkodai oleh rektor perempuan cukup membuktikan bahwa ‘Aisyiyah berani berkompetisi di dalam kebaikan dengan Muhammadiyah.

Namun dalam membangun Sekolah Tinggi untuk Perawat dan Bidan, ‘Aisyah adalah pelopornya di Indonesia. Tidak hanya UNISA, ‘Aisyiyah kini juga mengelola sekira 9 Perguruan Tinggi dalam bentuk Sekolah Tinggi, 22.000 TK/Paud, SD-SMA serta ratusan klinik dan rumah sakit.

“Dari seratus sekian tahun yang lalu Kiai Dahlan bersama Nyai Walidah mendesain ‘Aisyiyah sebagai sebuah pergerakan perempuan muslim dan meningkatkan harkat dan martabat perempuan pada harkat dan martabat manusia yang lebih luas,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini pada acara peresmian Institut Sains Teknologi dan Kesehatan ‘Aisyiyah Kendari (ISTEK-AK), Rabu 18/5/2022 lampau.

Gerakan praksis perempuan ‘Aisyiyah pun bahkan tidak terbatas pada pendidikan dan perempuan saja. ‘Aisyiyah juga mengurus berbagai aspek kehidupan dalam spektrum kebangsaan dan keumatan yang semakin luas. Misalnya gerakan pemberdayaan ekonomi, advokasi hukum untuk korban kekerasan seksual, hingga program mewujudkan Keluarga Sakinah.

Di antara tiga UNISA, kampus yang paling tua adalah UNISA Yogyakarta. UNISA Yogyakarta resmi menjadi universitas pada 2016, namun cikal bakalnya adalah Sekolah Bidan ‘Aisyiyah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang berdiri pada 10 Juli 1963. Kampus ini memiliki 3 fakultas dan sekira 20 program studi.

Adapun UNISA Surakarta resmi menjadi universitas pada Februari 2020. Perjuangan kampus ini dimulai dari Sekolah Bidan ‘Aisyiyah (SBA) yang berdiri pada tanggal 5 Mei 1966. Kini, UNISA Surakarta memiliki 3 fakultas dan sedikitnya 7 program studi.

Sementara itu UNISA Bandung adalah yang paling muda. Resmi menjadi universitas pada September 2020, perjuangannya dimulai oleh Sekolah Pengatur Rawat (SPR) yang berdiri pada 1972. Saat ini UNISA Bandung memiliki 9 program studi.

Demikianlah sekelumit hal tentang UNISA dan ‘Aisyiyah. Selama puluhan tahun itu sejak UNISA masih berupa Sekolah Bidan dan SPR, puluhan ribu lulusannya yang berupa tenaga profesional di bidang kesehatan telah tersebar di berbagai rumah sakit, instansi, dan berbagai lembaga.

‘Aisyiyah telah mewujud sebagai gerakan nyata yang menegaskan bahwa perempuan atau muslimah tidak layak diremehkan dan diam di dalam rumah saja. Sebaliknya, perempuan mampu bersaing membangun kehidupan umat dengan kaum laki-laki.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker