BeritadefaultMuamalah

‘Aisyiyah Fokus Pada Upaya Pemberdayaan Ekonomi dan Kemandirian

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA – Memasuki usia abad kedua sebagai gerakan perempuan, ‘Aisyiyah semakin fokus pada upaya pemberdayaan ekonomi dan kemandirian. Dalam pengajian yang disiarkan oleh Channel Youtube Majelis Tabligh Muhammadiyah, Jumat (11/2) Wakil Ketua Majelis Ekonomi Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Laras Windyawati mengungkapkan fokus itu digarap lewat program Keluarga Sakinah.

Berjalan sejak tahun 1972, program Keluarga Sakinah menurutnya adalah satu dari tujuh program strategis ‘Aisyiyah. Kata Laras, program ini dilakukan mengingat jumlah perempuan di Indonesia mencapai separuh jumlah seluruh penduduk (49,42%) atau sebesar 133,54 juta jiwa.

Berbagai program ekonomi yang menjadi bagian dari Keluarga Sakinah itu antara lain memberikan pendampingan dan edukasi bagi UKM (Usaha Kecil dan Menengah). Misalnya melalui program BUEKA (Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah).

Perhatian ‘Aisyiyah lebih lanjut dilakukan karena secara nasional ada sedikitnya 13 juta muslim yang berafiliasi dengan Muhammadiyah. Jika angka ini dapat dikelola dengan menumbuhkan kesadaran sebagai produsen dan bukan sebagai konsumen, Laras percaya ekonomi umat Islam lebih cepat bangkit.

“Bila setiap perempuan dewasa berkontribusi terhadap penggunaan produk bangsanya sendiri, sungguh merupakan kekuatan yang teramat dahsyat,” ungkapnya.

Menurut Laras, ‘Aisyiyah sendiri menggarap program ekonomi sejak tahun 1930 dengan pendirian koperasi yang pada 2018 telah berkembang pesat dengan memiliki koperasi level Induk. ‘Aisyiyah bahkan juga telah mendirikan SWA atau Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah pada tahun 2003.

Selain itu, ‘Aisyiyah di masa pandemi sukses membuat program Lumbung Hidup yang menjadi salah satu unsur pendukung program Canthelan. Menurut Laras, kini di seluruh Indonesia terdapat sedikitnya 3000 BUEKA, 500 Lumbung Hidup, dan 466 Koperasi ‘Aisyiyah.

Tak lupa, ‘Aisyiyah ungkapnya juga memiliki program bernama TKI Purna di Jawa Timur dan Jawa Barat yang bertujuan mengadvokasi para mantan pekerja migran agar memiliki usaha yang eksis dan tidak kembali lagi menjadi TKI.

“Semua ini terhimpun dalam gerakan ekonomi berbagai pengajian dengan pendekatan kelompok-kelompok itu,” ungkapnya. “Tujuan akhirnya adalah semua peran perempuan-perempuan itu baik di ranah domestik maupun di ranah publik adalah untuk mewujudkan keluarga sakinah,” pungkas Laras.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker